Sebuah Pertanda

71 1 0
                                    

Coach, mau laporan nih...

baru buka sebulan, air Sisilia saya sudah digemari banyak pelanggan lho...

oh ya? Alhamdulillah bu...

iya, coach...kebanyakan mereka bilang air kita lebih segar

trus bisa buat semprot wajah juga lagi-praktis...

iyaa...ibu dan keluarga pakai juga, kan?

tentunya, coach...suami saya yang memang masih awet muda, sekarang

tambah charming...rasanya baru seusia nak coach

J haha ibu bisa aja...

seriously, jadi kita berdua tuh kalau ketemu teman2 dijuluki prince and

princess of lifetime

J

dan, my only daughter, Balqis juga dah mulai ikutan pakai terapi kecantikan

Sisilia

Dia bilang: keren nih yang bawa air ini ke Indonesia, bikin perempuan jadi

tambah cantik

Ibu Balqis sedikit melebihkan ceritanya. Balqis tak pernah mengatakan itu. Ia hanya tahu konsumsi air untuk luar dan dalam.

Oh, makasih, Balqis...sampaikan salam saya untuk dia ya bu?

Iya, pasti saya sampaikan...salamnya apa nih? Salam sayang gitu?

Hehe...bercanda ya, nak...

Hehe...

Optimis. Ibu membaca ungkapan untuk menyampaikan salam pada Balqis itu sekali lagi. Ia merasa optimis Balqis dan coach bisa didekatkan. Usaha pertama gagal. Karena ternyata Balqis menyuruh tukang ojek online untuk bertemu dengannya di kantor. Usaha kedua pun begitu. Ingin mempertemukan mereka di mal, coach malah ada urusan lain. Ibu bertekad akan menjalankan usaha yang ketiga. Jika memang gagal, dia akan mencoba lagi sampai berhasil. Ia sudah terlanjur suka dengan pengusaha muda itu. Bukan hanya karena ia sudah mapan. Ibu merasa yakin Balqis akan bahagia bersamanya. Pribadinya yang hangat, flexible, dan pantang menyerah. Mirip sekali dengan suaminya. Dan sampai sekarang tak berubah. Tetap hangat dan gigih berjuang untuk keluarga.

Ibu kemudian pergi ke ruang kerja ayah yang berada di sebelah kamar mereka. Kali ini ia tak mau lagi menutupi rencana untuk menjodohkan Balqis dengan pemilik Sisilia Water itu. Ayah harus tahu dan harus membantunya.

©

Cerpen pertama Balqis sudah muncul di situs perusahaan penerbitan milik Scott. Dalam waktu yang relatif singkat, sekitar 3 hari, sudah menjadi viral. Tak hanya di Indonesia. Tetapi juga mancanegara. Scott mengalihbahasakan cerpen Balqis ke dalam Bahasa Inggris dan Korea. Karena memang pengunjung situsnya kebanyakan dari Korea Selatan dan negara-negara berbahasa Inggris. Untuk pertama kalinya, Balqis menghasilkan uang sendiri.

"Ini bukti transfer ke rekening kamu ya, Qis." Scott menyerahkan selembar kertas berukuran kecil ke Balqis. Keduanya bertemu di kedai kopi dekat kampus Balqis.

Balqis mengambil kertas itu dan seketika langsung terbelalak saat melihat nominalnya. Hampir dua digit. Ia tak menyangka menulis 8 halaman saja dengan ide yang tidak terlalu original bisa menghasilkan sekian banyak uang. Bagaimana jika ia menulis sebuah e-book novel?

Cinnamon Tea DelightWhere stories live. Discover now