"Pahami, pikirkan,dan Putuskan keputusan yang tanpa membuat-mu menyesal di kemudian hari"
-Unknow-
Pada malam harinya seperti biasa setelah sholat isya, dia CHAT kepadaku.
"Assalamualaikum, selamat malam wanita pilihanku" Itu adalah isi CHATnya kepada ku, ketika aku membacanya aku senyum-senyum sendiri dan bingung apa yang harus aku balas, aku merasa bahagia ketika mendapatkan isi CHAT seperti itu. Lagi dan lagi CHATku berakhir pada pukul 22.00 aku pun tidur.Aku terbangun pada pukul 02.00 aku berniat untuk melakukan sholat istikharah, untuk menentukan apakah Dokter Alfian baik untukku atau tidak. Aku segera mengambil wudhu dan setelah wudhu aku segera sholat. Setelah selesai sholat aku berdoa semoga Dokter Alfian baik untukku, dan jika tidak semoga aku ikhlas untuk menerima semuanya. Setelah sholat istikharah aku melanjutkan tidur sejenak hingga pada akhirnya tiba waktu subuh.
Pagi hari telah menjelang, Seperti biasa pada pukul 6.30 sarapan sudah selalu siap di meja makan yang disiapkan oleh asisten rumah tangga. Aku menunggu Bapak dan Ibu untuk makan bersama. Pukul 7.30 telah tiba aku bersiap untuk bekerja di kantorku. Sesampainya aku di kantor aku disambut oleh Sarah dengan berbagai pertanyaan.
"Selamat pagi mba Nadin, gimana kemarin jalannya?" Tanya Sarah
"Selamat pagi juga Sarah, kemarin baik-baik saja, emangnya ada apa?"
"Mbak tuh ya kemaren bukannya pulang ke kantor duluan malahan langsung pulang kerumah, mbak tuh tega tau ndak sama Sarah"
"Maaf Sarah sayang, mbak nggak sengaja, kemarin juga dikirain mbak itu pulangnya cepet eh ternyata sampai sore, ya mbak mendingan langsung pulang aja"
"Hemm iya iya, orang lagi berbunga-bunga dan jatuh cinta itu bebas"
"Udahlah, kita lanjut ngobrolnya nanti ya"
"Oke mbak, tapi aku tuh penasaran sama mbak dan Dokter Alfian"
"Sarah, sabar dong"
"Iya iya mbak"
Dalam hatiku saat ini aku ingin menghubungi Dokter Alfian, tapi aku bingung jika aku menelponnya apa yang akan aku katakan? Dan aku juga berpikir, apakah harus aku yang menelponnya?. Jam istirahat telah tiba, aku sholat dan setelah sholat aku langsung masuk keruangan ku untuk melanjutkan pekerjaan. Kemudian, Sarah datang mengetuk pintu ruangan ku.
"Mbak Nadin, kita makan siang bareng yuk"
"Kamu yang traktir?" Tanyaku dengan meledek
"Iihh mbak masa aku yang traktir mbak, kan harusnya mbak yg traktir aku"
"Dalam rangka apa mbak traktir kamu Sarah?"
"Aduh mba itu pura-pura nggak tau aja terus, kan sebentar lagi mau nikah"
"Doain aja ya Sarah, ya udah mbak yang traktir"
"Beneran mbak? Alhamdulillah rezeki anak Sholehah, sering-sering Yo mba"
"Ya udahlah ayok"
Aku dan Sarah pergi ke restoran terdekat dari kantor. Sekitar 10 menit kami telah sampai di restoran tersebut.
"Alhamdulillah, udah di traktir terus diajak ke restoran yang mahal, serius loh ini benar-benar berkah, jadi nggak enak sama mbak Nadin"
"Aamiin semoga berkah selalu ya, biasa aja sih, kan udah sering di traktir"
"Mbak jangan gitu ah mbak"
"Ya udah pilih menunya dulu"
Ketika kami sedang menunggu menu yang kami pesan sampai, aku melihat Dokter Alfian dengan teman-temannya yang sedang makan juga direstoran yang sama denganku. Dokter Alfian sepertinya sangat asyik dengan teman-temannya sehingga seperti tidak melihatku. Aku dan Sarah telah usai makan, saat kami bersiap untuk pergi, Dokter Alfian menghampiriku.
"Nadin, kamu disini?"
"Emm, dokter, kita ngobrol sebentar ya, ada sesuatu yang harus aku omongin"
"Oke boleh"
"Sarah, kamu tungguin disini dulu ya, cuma sebentar ko"
"Iihh mbak tega ninggalin aku sendirian, ya udah deh semoga sukses" dengan mengepalkan tangan yang menandakan semangat.
Aku pun duduk berhadapan dengan dia, dan aku mengungkapkan sesuatu hal yang sangat penting.
"Saya sudah memutuskan keputusan tentang ta'aruf"
"Iya apa itu?"
"Bismillah, dengan menyebut nama Allah saya terima tawaran kamu"
"Alhamdulillah, kamu serius? Kamu yakin?"
"Insya Allah saya yakin"
Dan akhirnya kami pun memulai berta'aruf, dan komunikasi kami pun cukup lancar. Hampir setiap hari kami saling berkomunikasi. Dan dia pun berjanji bahwa orang tuanya akan datang ke rumahku. Dia juga memintaku untuk mendesain rumah untuk kami tinggali nanti setelah menikah.
Aku harap keputusan ku tidak salah, karena aku dan Dokter Alfian baru mengenal dalam waktu dekat ini. Kami yakini untuk saling beradaptasi akan lebih indah jika dilaksanakan setelah status Suami Istri melekat pada diri kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Madu Dari Surga (COMPLETED)
RomanceALLAH tidak akan memberikan Ujian diluar kemampuan hamba-Nya. Dan Percayalah, ALLAH SWT akan menghadirkan banyaknya kebahagiaan dibalik kesedihan yang menimpa. Sudah menemukan cinta malah akan dibagi? Yuk langsung aja baca ceritanya. ~•Nadin Rahmani...