Janji

2.6K 110 2
                                    

"Kepada siapapun janji itu berlabuh, Memanglah harus ditepati"
-Alfiansyah Husain-

    Keesokan harinya, pada pukul 8.30 aku sudah berada di kantor, hari ini ada jadwal dimana aku akan datang dan mengkontrol pembangunan apartemen klien ku pada pukul 10.00. Sambil menunggu pukul 10.00 aku melihat-lihat situs dan beberapa desain dari Wedding organizer dan membayangkan dekorasi untuk pernikahanku kelak. Tiba-tiba Sarah datang ke ruangan ku dan membuatku terkejut dan langsung menutup laptop ku.

"Alhamdulillah udah pasti ya?" Tanya Sarah dengan wajah yang sumringah

"Astaghfirullah Sarah kamu bikin kaget aja" Ujarku dengan wajah sedikit malu dan mengerutkan alisku

"Maaf mbak, tapi Sarah biasa ngetuk pintu dulu loh kalau setiap mau masuk. Mbaknya aja yang terlalu serius liatin itu tuh (menunjuk laptop), berarti udah ada kabar baik nih?" Jawab Sarah

"Apaan sih?"

Lagi dan lagi aku terus mencoba mengalihkan pembicaraan ketika ditanya tentang hal itu. Dan membuat Sarah kesal dan penasaran ketika aku mengalihkan pembicaraan.

"Ini udah 9.15 gimana kalau kita langsung ke lokasi pembangunan aja?" Ajak ku

"Lah mbak baru jam segitu nanti disananya lama loh, orangnya aja ketemunya nanti jam 10.00" Jawab Sarah

"Ya nggak apa-apa dong, lagian juga udah ada pekerja bangunannya kan?" Ucapku

"Tapi mbak... Mau ngapain sih kesana cepet-cepet?" Tanya Sarah

"Kamu tuh ya kayak nggak tau Jakarta aja, nanti juga kan lama di jalanannya"

"Emm iya mbak iya, jadi sekarang nih kesannya?"

"Iyalah ayok"

    Kami langsung bersiap untuk pergi ke lokasi apartemen dan segera masuk ke mobil. Kami telah sampai pada pukul 9.35, Sesampainya kami di apartemen tersebut kami melihat-lihat dan aku menuju ke lantai atas untuk mengkontrol pembangunannya, sembari menunggu juga calon pemilik saham apartemen datang. Setelah klien Ku datang, kami pun berbincang-bincang. Aku pun memberikan saran kepada pekerja bangunan untuk berhati-hati dan menggunakan bahan bangunan dengan baik. Saat aku dan klien sedang mengobrol dan melihat-lihat beberapa sudut dia apartemen itu, Sarah yang sedang berada di lantai bawah menelponku.

"Mbak turun ya" Ujar Sarah

"Emang ada apa?"

"Ini ada orang yang mau ketemu sama Mbak Nadin"

"Siapa? Klien? Ko datang kesini? Kenapa nggak di kantor aja? Kamu nggak bilang ke klien?" Tanyaku dengan penuh rasa penasaran

"Nggak tahu mbak, mendingan mbak turun aja deh" ajak Sarah untuk meyakinkanku turun ke lantai bawah

"Iya iya mbak turun sekarang"

    Aku segera turun ke lantai bawah, aku sangat penasaran siapa orang tersebut, kenapa klien ku harus menemuiku disini? Dan kenapa harus sekarang? Seperti ada sesuatu yang sangat penting. Aku telah sampai di lantai bawah, aku melihat dari kejauhan ada seorang laki-laki yang sedang melihat-lihat suasana disekelilingnya. Dari kejauhan, laki-laki tersebut seperti Mas Alfian, tapi apa benar dia itu Mas Alfian? Aku terus mendekatinya dan saat di dekatnya tanpa bersuara, dia menoleh kebelakang dan melihatku tepat di belakangnya. Ya dia adalah Mas Alfian dan aku sangat kaget ketika melihatnya. Tapi kenapa ketika aku melihatnya rasa sakit ini semakin sesak yang aku rasakan? Aku tidak tahu harus bahagia atau sedih atau kecewa.

"Assalamualaikum wanita hebat" Salam darinya kepadaku dengan senyum manisnya seakan-akan tidak pernah terjadi apapun

"Dengan tersenyum seperti itu kamu gampang banget buat ngucapin salam,seperti tidak ada apa-apa?" Tanpa menjawab salam darinya aku sedikit emosi

Madu Dari Surga (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang