Bimbang

3.8K 143 7
                                    

"...Aku berada disatu persimpangan jalan yang sulit ku pilih..."
-(OST AADC 2)-

Bacanya sambil dengerin lagu "Bimbang" biar ngena, hihihi


    Nabila mengirim pesan ke ponsel ku, pesan tersebut berisikan "Assalamualaikum, Mbak Nadin kita ketemu sebentar ya, tolong mbak akhiri kesalahan pahaman ini, apa mbak nggak lelah?".

Aku menjadi teringat dengan ucapan ibuku yang menyuruhku untuk mendengarkan penjelasan yang sebenarnya. Aku pun membalas pesan Nabila.

"Walaikumsallam, iya dimana?" Nabila pun kembali membalas pesan yang aku kirimkan "Di taman ya mbak, kalau misalkan nggak sibuk nanti pukul 8.30 kita bertemu disana". Aku pun menyetujui hal tersebut.

     Kali ini aku harus mengalah demi berakhirnya kesalahan pahaman yang terjadi, entah penjelasan itu nantinya akan membuat ku sakit hati ketika mendengarnya ataupun tidak. Cukup sulit rasanya aku bergelut dengan diriku sendiri, aku harus meluluhkan diriku sendiri untuk tidak kolot dalam menghadapi masalah ini.

     Pukul 8.30 telah tiba, aku pergi ke taman yang akan menjadi tempat bertemunya aku dan Nabila. Aku datang lebih awal dibandingkan Nabila, aku menunggu kedatangan Nabila dengan cukup lama. Beberapa menit kemudian, Nabila datang.

"Assalamualaikum Mbak Nadin"

Aku yang sedang duduk di kursi taman, berdiri ketika Nabila datang.

"Walaikumsallam"

     Ini adalah kali pertamanya aku berbicara secara baik-baik dengan Nabila. Memang tenang rasanya menghadapai sesuatu tanpa emosi.

"Senang rasanya Mbak Nadin mau bertemu dengan saya" Ucap Nabila dengan tersenyum

"Apa yang ingin kamu jelaskan?" Tanya ku

"Jadi gini, saya dan Mas Alfian menikah tanpa dasar cinta"

"Maksud kamu?"

"Beberapa tahun yang lalu, saat Mas Alfian bertugas di Medan, saat itu ayah saya sedang sakit. Karena menurut ayah saya, Mas Alfian belum menikah, padahal saya tau kalau Mas Alfian itu sudah menikah, Tapi ayah saya tetap ingin saya menikah dengan Mas Alfian"

"Tunggu tunggu, jadi kamu dan ayah kamu kenal sama Mas alfian? Atau?..."

"Iya jelas saya, ayah saya, dan keluarga saya semuanya mengenal Mas Alfian, karena saya dan Mas Alfian pernah hampir menikah mbak, kami sudah pernah melakukan lamaran"

     Beberapa tahun yang lalu, saat Ayah Nabila dirawat disalah satu rumah sakit di Medan, waktu itu Mas Alfian yang mengkontrol ayahnya Nabila. Saat ayahnya Nabila merasa sudah tidak kuat, meminta kepada Nabila untuk memanggil Mas Alfian.

"Alfian, tolong nikahi Nabila, maafkan saya pernah menolak kamu" Ucap Ayahnya Nabila , yang membuat Nabila terkejut.

"Maaf pak, saya..." jawab Mas Alfian dengan ragu ingin berkata

"Tolonglah, Nabila sudah tidak punya siapa-siapa lagi, dia butuh sosok yang mampu menjaganya" Pinta ayahnya Nabila

"Ayah, Nabila bisa menjaga diri dan Nabila ingin menikah dengan laki-laki pilihan Nabila sendiri" Ucap Nabila berusaha menolak

"Tapi ayah hanya percaya dengan Alfian, dan sebelum ayah meninggal, ayah ingin sekali melihat kamu dan Alfian menikah" Ujar Ayahnya Nabila yang membuat Nabila dan Mas Alfian saling bertatapan.

     Mas Alfian pun menyetujui permintaan ayahnya Nabila dan langsung menikah sirih terlebih dahulu sebelum melakukan pernikahan resmi di rumah sakit tepat di samping ayahnya Nabila. Setelah selesai mengucapkan ijab qobul, Ayahnya Nabila pun sudah tidak bernyawa lagi.

"Astaghfirullah" Ucapku pelan setelah mendengar penjelasan Nabila

"Jujur mbak, saat ayah saya menyuruh Mas Alfian untuk menikahi saya, saya senang mbak, karena saya masih ada rasa cinta kepada Mas Alfian, tapi saya tau, saya sadar kalau Mas Alfian sudah menikah, dan saya pun harus memiliki batas ketika mencintai seseorang"

"Lalu apa alasan kamu bertahan sampai saat ini?"

"Saya sudah meminta untuk bercerai dengan Mas Alfian, tapi mas Alfian tidak pernah menyetujui permintaan ini"

"Kamu tau alasannya Mas Alfian seperti ini?"

"Saya tidak tau pasti, karena sebelum saya ikut mengobrol pada saat itu ayah saya dan Mas Alfian berbicara hanya berdua. Maka dari itu mbak, jangan pernah bercerai dengan Mas Alfian, dia hanya mencintai Mbak Nadin, percayalah"

"Maksud kamu? Ketika saya tidak jadi untuk bercerai, kamu juga akan bertahan?"

"Tidak mbak, biar nanti saya yang pergi" Ucap Nabila dengan tersenyum dan matanya berkaca-kaca

"Kenapa harus kamu yang mengalah?" Tanyaku

"Karena saya sadar sampai kapan pun saya bertahan, Mas Alfian tetap saja tidak akan pernah mencintai saya lagi. Saya mohon mbak batalkan perceraiannya"

"Saya akan pikirkan tentang hal ini"

***

     Perbincangan kami rasanya sudah cukup, kami pun pulang ke tempat kami masing-masing. Di perjalanan menuju ke klinik, Nabila yang menyetir mobil sendiri, dan sedang menangis yang membuat dia kehilangan konsentrasi dalam berkendara hingga ia hampir menabrak mobil yang ada didepannya. Nabila pun berhenti di tengah jalan, dan mobilnya pun ditabrak oleh mobil dibelakangnya hingga mobil yang dikendarai oleh Nabila masuk kedalam jurang. Ambulance dan polisi langsung datang, Nabila dan korban yang lainnya segera dibawa ke rumah sakit. Nabila mengalami luka yang cukup parah.

    Disisi lain, aku terus memikirkan apakah aku harus membatalkan niatku untuk bercerai dengan Mas Alfian atau tidak. Aku pikir apa yang telah diucapkan Nabila adalah suatu yang benar.

Mas Alfian dihubungi oleh pihak rumah sakit bahwa Nabila mengalami kecelakaan. Mas Alfian kaget dan segera pergi ke rumah sakit lain untuk menjenguk Nabila. Mas Alfian cukup sedih karena Nabila mengalami hal seperti ini dan keadaanya belum tersadarkan diri.

Sedangkan aku dirumah, meminta pendapat kepada ibu tentang pembatalan gugatan perceraian. Dan ibu pun memberikan kan ku sebuah nasihat yang sangat luar biasa.

"Hilangkan rasa egois kamu walaupun itu sedikit saja, jangan kamu mau dikuasai rasa egois pada diri kamu sendiri. Mintalah maaf walaupun bukan kamu yang salah, batalkan perceraian ini ya Nad, sebelum kamu menyesal nantinya"

     Nasihat ibu membuatku mengingat nasihat bapak. Aku kali ini harus benar-benar mengikuti nasihat ibu ku. Aku percaya jika aku mengikuti apa yang dikatakan orang tua, Insha Allah akan dipermudahkan jalannya. Aku berniat untuk kembali menemui Mas Alfian secepat mungkin.

Biasakan setelah membaca Jangan lupa vote dan follow ya, kalau bisa komen juga, biar  nggak kayak ghaib ada yg baca tapi nggak meninggalkan jejak, hehe makasih...

Madu Dari Surga (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang