"Serahkan segala urusan mu hanya kepada Sang Maha Kuasa, Tapi bukan berarti kamu menyerah akan hidup mu sampai di sini"
-Nadin-Matahari sudah menampakan dirinya, pukul 7.00 seperti biasanya aku mengantar Yusuf ke sekolah. Setelah aku mengantar Yusuf aku langsung menuju ke rumah Mas Alfian. Aku sengaja datang kesana sebelum Mas Alfian pergi ke rumah sakit. Sesampainya disana, aku langsung mengetuk pintu dan mengucap salam. Dan pintu pun dibukakan oleh Mas Alfian. Ketika Mas Alfian membuka pintu, ia begitu heran akan kedatanganku, kami pun bertatapan dan terdiam cukup lama.
"Bisa bicara sebentar Mas?" Ucapku heran dengan adanya Nabila di rumah tersebut
Kami pun duduk di belakang rumah, itu adalah taman, dan biasanya kami selalu mengobrol di halaman tersebut.
"Nabila menginap disini?" Tanya ku mencoba menahan rasa sakit dengan senyuman.
"Iya, kamu tau sendiri kan Nabila sedang buta, dan dia tidak memiliki keluarga yang ada di Jakarta, jadinya ya dia menginap disini, maaf ya"
"Kenapa harus minta maaf? Aku pikir itu memang seharusnya yang kamu lakukan"
Mas Alfian hanya tersenyum merasa tidak enak hati kepada ku.
"Jadi... Apa yang ingin kamu katakan?" Tanya Mas Alfian
"Hemm... Itu mas, aku.... Sudah membatalkan perceraian kita di pengadilan" Jawab ku sedikit gugup dan tersenyum tipis
"Kamu serius Nad? Apa alasan kamu membatalkan ini?"
"Karena aku rasa seharusnya memang aku nggak harus ngelakuin hal yang seperti ini"
"Alhamdulillah kalau begitu, jadi..." Ucap Mas Alfian yang tiba-tiba terhenti
"Aku minta maaf mas, aku sungguh minta maaf telah bertindak bodoh, harus pergi dari rumah tanpa mendapatkan izin dari kamu, aku merasa sebagai istri sangatlah berdosa"
"Aku sudah memaafkan kamu..."
"Seharusnya aku tidak memberontak ketika tau kamu menikah lagi, aku memang egois untuk menerima hal seperti ini, aku pikir Nabila memang berhak mendapatkan apapun seperti istri pada normalnya, Aku menyadari semuanya"
"Maksud kamu...?"
"Insha Allah aku menerima Nabila sebagai istri kamu mas, Nabila pasti merasakan sakit jika kamu harus berpisah dengan Nabila"
"Tapi Nadin, aku hanya mencintai kamu, kamu tau itu kan?"
"Aku tau mas, Nabila juga sudah menjelaskan semuanya kenapa kalian harus menikah, tapi tetap saja, kalian sudah terlanjur sebagai suami istri, jadi aku ikhlas" Ujar ku dengan tersenyum dan menatap Mas Alfian
Nabila yang sedang berdiri dengan tongkat penunjuk ditangannya mendengar pembicaraan ku dengan Mas Alfian, Hati Nabila merasa sedih sehingga ia meneteskan air mata.
"Nggak Nad, sampai kapan pun aku hanya mencintai kamu, seperti halnya saat aku mengungkapkan perasaan kamu saat kita belum menikah, yaitu kamu hanya wanita satu-satunya yang aku sayangi. Jadi, untuk apa jika aku harus bertahan dengan Nabila?"
"Astaghfirullah mas, aku mencoba ikhlas dengan semua ini, aku rela hati kamu terbagi dengan wanita lain. Nabila juga adalah wanita baik-baik mas, dia adalah MADU DARI SURGA yang takdirkan oleh ALLAH di dalam kehidupan kita. Jika kamu tidak menginginkan Nabila disini, kenapa kamu mau merawat dia?"
"Karena aku hanya ingin menepati janji saja"
Nabila pun semakin menangis ketika dia harus mendengarkan semuanya. Nabila mencoba pergi untuk tidak mendengarkan lagi, saat berjalan Nabila tergeletak lemah dilantai, dan menangis. Aku dan Mas Alfian yang mendengar Nabila jatuh karena tidak jauh dari halaman belakang rumah langsung berlari menghampiri Nabila.
"Nabila, kenapa kamu menangis?" Tanya ku sambil membantu Nabila berdiri
"Aku harusnya pergi mbak, aku sadar aku hanya parasit di kehidupan mbak dan Mas Alfian"
"Apa yang kamu katakan? Aku sudah mencoba menerima semuanya bil, karena kita sama-sama wanita"
"Aku minta maaf mbak, sudah menghadirkan setetes noda di pernikahan kalian, aku sungguh menyesal"
"Jangan pernah kamu sesali, kita akan hidup bersama-sama, Insha Allah kita akan selalu diberikan kedamaian"
Mendengar hal tersebut Mas Alfian langsung menatapku dengan mengernyitkan dahinya, ia serasa ingin menjawab "Tidak" namun ia hanya bisa terdiam. Nabila meminta kepada Bi Murti untuk menghubungi saudaranya yang ada di Medan. Nabila meminta untuk dijemput untuk pulang kesana.
"Apa yang kamu lakukan bil? Kita akan sama-sama disini"
" Terima kasih banyak, mbak sudah mau menerima saya disini, tapi ini sudah cukup" Ujar Nabila dengan tersenyum
Entah apa yang harus aku lakukan untuk membuat Nabila bertahan disini. Namun, Mas Alfian selalu menolak jika Nabila masih berstatus sebagai istrinya, tetapi juga ia tidak tega dan merasa iba kepada Nabila.
*jangan lupa vote, Follow Dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Madu Dari Surga (COMPLETED)
RomansaALLAH tidak akan memberikan Ujian diluar kemampuan hamba-Nya. Dan Percayalah, ALLAH SWT akan menghadirkan banyaknya kebahagiaan dibalik kesedihan yang menimpa. Sudah menemukan cinta malah akan dibagi? Yuk langsung aja baca ceritanya. ~•Nadin Rahmani...