Waspada?

3.3K 154 2
                                    


"Janganlah kau ragu dalam hal apapun...."
-Unknow-

    Dua hari kemudian, setelah chat yang berlangsung sampai larut malam itu, aku dan dia tidak chat lagi sampai saat ini. Beberapa menit kemudian, ibu meneleponku untuk meminta tolong sesuatu.

"Assalamualaikum Nadin, kamu lagi ada dimana"

"Walaikumsallam Bu, Nadin lagi di lokasi pembangunan apartemen kliennya Nadin, ada apa ya Bu?"

"Kamu ke rumah sakit sebentar ya buat ngambil obatnya bapak, soalnya obatnya habis"

"Iya siap Bu, tapi Nadin nggak tau obatnya bapak itu apa"

"Kan ada Dokter Alfian, kamu nanti temui aja dia"

"Oke Bu, Nadin ke rumah sakit sekarang ya"

    Aku rasa Allah menyuruhku untuk kembali bertemu dengan Dokter Alfian. Aku segera pergi ke rumah sakit. Selama perjalanan aku selalu berpikir, bagaimana nanti jika aku bertemu dengan dia? Apa yang harus aku lakukan? Ah, lagi pula aku bukan siapa-siapa bagi dia, jadi aku harus biasa saja nanti ketika bertemu dengannya. Aku telah sampai di rumah sakit, saat aku baru membuka pintu rumah sakit, yang pertama aku liat adalah Dokter Alfian, dia tiba-tiba berhenti berjalan ketika melihatku, dan dia yang menghampiriku dan bertanya.

"Assalamualaikum, apa kabar nad?"

    Aku terkejut karena dia tiba-tiba menanyaiku kabar. Memangnya aku ini siapa? Teman dekatnya? Atau sahabatnya? Kenapa dia menanyaiku kabar? Bukankah seharusnya dia memperlakukanku seperti keluarga pasien yang lainnya?

"Alhamdulillah baik dok, saya datang kesini untuk minta resep obat sekaligus mau Nebus obat disini buat bapak saya" aku menjawab pertanyaannya yang menanyaiku kabar dan tanpa ditanya aku menjelaskan kedatanganku ke rumah sakit.

"Padahal saya belum nanya kamu Dateng kesini ya, tapi udah dijelasin" dengan tersenyum lebar

"Ya kan emang harusnya gitu" dengan nada sedikit cuek

"Ya udah ayo keruangannya saya"

"Nggak usah saya tunggu disini aja, atau dokter nulis resepnya disini aja, kalau nggak ya nulis tuh di administrasi"

"Tunggu ya"
Beberapa saat kemudian, dia memberiku resep obat untuk bapakku dengan berkata,

"Ini resepnya. Ngomong-ngomong, kalau saya kapan-kapan main kerumahnya kamu boleh"

"Haa? A..apaa tadi? Main kerumah?" Dengan kaget aku bertanya

"Iya sekalian silaturahmi sama bapak dan ibu kamu"

"Emm iya boleh sih"

    Mendengar ucapan itu, aku merasa sulit berpikir jernih. Dan entah apa yang dia pikirkan sehingga dia berkata ingin datang ke rumahku. Jantungku berdebar, untuk menghindari salah tingkah yang berlanjut, aku memutuskan untuk pulang setelah membeli obat untuk bapakku. Aku tidak tau apa yang aku rasakan kepada Dokter Alfian, apakah aku boleh menaruh harapan padanya?. Yang aku inginkan adalah menaruh harapan yang pasti pada seseorang yang sudah jelas mencintai ku dan aku juga mencintainya.

     Aku akan berusaha bersikap biasa saja ketika bertemu dengannya supaya tidak ada rasa sakit yang muncul untuk kedua kalinya. Berharap akan sesuatu jelaslah dibutuhkan, namun kita juga harus berhati-hati dan menyiapkan hati untuk merasakan patah hati.

Madu Dari Surga (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang