bag.5

266 12 1
                                    

Mulai detik ini dan seterusnya, aku bakalan memperjuangkan kamu dan akan selalu memperjuangkan.

°°°°°

Devan yang baru saja mendengar ucapan Nathan barusan pun langsung terkejut, ia mengarahkan pandangannya kearah Nathan, ditambah dengan kening nya yang kini sudah mengerenyit bingung.

"Adek Lo? Caca maksud Lo?" Tanya Devan masih dengan santai. "Yoi. Caca adek gua."  Devan dan Gery terdiam sejenak mencerna ucapan Nathan tadi.

"Gak."

"Gak mungkin."

"Gua gak percaya."

Bukan. bukan Devan yang berbicara, melainkan Gerry lah yang berbicara seperti itu. "Gak percaya kumaha sih Ger?" Tanya Nathan dengan ekspresi bingung nya.

"Masa iya sih adek lo. Caca kan cantik sedangkan Lo kek bebegik sawah Nat." jawab Gerry dengan polosnya.

"Bener juga Lo Ger, haha." ucap Devan sambil tertawa.

"Sialan Lo berdua." Jawab Nathan dengan sinis. "Kalo begitu, gua gak akan ngerestuin Lo deketin Caca, Van." Ucap Nathan mengancam.

"Gua gak peduli. yang punya perasaan nya kan si Caca bukan Lo. jadi Gaada sangkut pautnya sama Lo." Jawab Devan sambil menunjukkan jarinya kedepan wajah Nathan.

"Kan gua abangnya, jadi berhak dong." ucap Nathan sambil menaik turunkan alisnya yang tebal itu.

Devan terdiam sejenak, untuk memikirkan bagaimana caranya membujuk Nathan agar mengizinkan nya untuk mendekati adiknya itu.

"Fine."

"Gua teraktir makan di kantin 2 Minggu gimana?" Tawar Devan.

"Oke gua restuin!" jawab Nathan dengan ekspresi wajah senangnya.

"Giliran di sogok begituan aja langsung ngerestuin, dasar mata duitan." Ucap Gerry.

"Ohiya jelas." Ucap Nathan dengan bangga nya.

"Pulang sekolah lo latihan basket aja Nat, urusan caca biar gua yang anterin dia balik." ucap Devan.

"Enak aja, males banget gua latihan kalo kaptennya aja keluyuran." jawab Nathan.

"Ini kan demi kepentingan dengan ibu negara." Ujar Devan. "Yaudah gini aja, terserah Lo mau kemana aja balik sekolah, yang penting biarin Caca gua yang Anter balik."

Nathan mengangguk-anggukkan kepalanya. "Oke siap adek ipar." Ucap Nathan semangat.

"Sip. thank." Ucap Devan sambil menepuk pundak Nathan.

Kringg...Kringg...Kringg...

"Udah bel gengs." Ujar Vika.

"Ke kelas yuk." ajak Anna. "Yuk." jawab Aisyah, Vika dan putri serempak. mereka pun langsung beranjak dari duduknya lalu berjalan menuju ke kelasnya.

Dan semua siswa pun akhirnya masuk kedalam kelas nya masing-masing untuk melanjutkan pembelajaran hari ini.

°°°°°

I LOVE HIM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang