bag.53

103 4 2
                                    

Aisyah telah sampai di dapur, wanita itu langsung mendekati bi inah yang saat ini sedang berdiri di depan kompor.

"Bi, caca bantuin ya." Sontak bi inah langsung menoleh, "eh, gak usah non. Semuanya udah selesai kok, ini yang terakhir." Bi inah menunjuk ikan yang ada di penggorengan. Aisyah pun mengangguk paham.

"Kalo gitu, caca ke ruang tamu dulu ya bi." Bi inah mengangguk, "iya non, sok atuh."

Aisyah pun menuju ke ruang tamu, dan saat itu pula ia melihat Nathan yang baru saja selesai berganti pakaian. "Bang nanti sore caca izin keluar bareng devan ya?" Tanya Aisyah.

Nathan mendudukkan dirinya di sofa, mengambil remote TV dan menyalakannya. Sebentar ia menoleh kearah adiknya, "Tumben banget izin, biasanya aja Lo langsung pergi."

Aisyah memutar bola matanya malas. "Itu kan pas mamah sama papah ada dirumah, jadi ngapain juga harus izin ke Lo segala."

"Kalo sekarang baru, karena mamah sama papah gak ada dirumah, jadinya caca harus izin ke Abang caca yang ganteng ini." Lanjut Aisyah.

Nathan mendengus, "udah lah gak udah basa-basi bilang gua ganteng, gua tau kok ca, Lo bilang gua ganteng di hati Lo gak ikhlas." Aisyah terkekeh mendengar ucapan abangnya, "kok Lo bisa tau sih bang?" Tanya nya.

"Wahh, gila. Ternyata insiting seorang adik dan kakak itu kuat." Ucap Aisyah, meniru ucapan Nathan tadi saat dirinya keluar dari kamar.

"Masuk penjara Lo, udah copy kata-kata gua itu." Ujar Nathan.

"Heh, sembarangan Lo!"

"Makanya, kalo mau copas bilang dulu ke gua." Aisyah memutar bola matanya, "serah Lo dah."

"Den, non?" Panggil bi inah, kedua Kakak beradik itupun menoleh kearah sumber suara.

"Makan siang sudah siap, sok atuh dimakan dulu." Ujar bi inah, Aisyah dan Nathan mengangguk serempak, lalu berjalan mengikuti bi inah kearah meja makan.

"Bibi gak makan juga?" Tanya Aisyah, bi inah menggeleng. "Enggak non, bibi sebelum masak tadi sempet makan roti jadi nya masih kenyang." Jelas bi inah.

Aisyah pun menganggukkan kepalanya, "Yaudah kalo gitu aku sama bang Nathan makan siang dulu ya bi, bibi kalo udah laper ngambil makan disini aja gapapa kok."

Bi inah mengangguk sopan, "iya siap non, makasih banyak ya non, den."

"Sok atuh dimakan, bibi permisi ke taman belakang dulu ya mau ngirim tanaman si ibu." Sambung bi inah.

"Iya sok bi, kalo cape istirahat dulu aja bi." Bi inah tersenyum, lalu mengangguk. "Siap den."

Setelah itu bi inah meninggalkan ruang makan, sungguh sangat beruntung bi inah karena mendapatkan majikan yang baik seperti keluarga dirgantara. Bahkan mereka tidak menganggap nya seperti pembantu, keluarga dirgantara justru menganggap bi inah adalah bagian dari keluarga nya.

Setiap sholat bi inah selalu berdoa, siapa di panjang kan umur keluarga majikannya itu, sehat kan lah mereka dan lancarkan lah rezekinya. bagaimana pun mereka sudah sangat membantu kehidupan bi inah selama ini.

•••••

Jam dinding menunjukkan pukul 15:00. Saat ini Aisyah sedang bersiap-siap, karena sebentar lagi Devan akan datang menjemputnya.

Dengan celana training hitam dan baju kaos hitam panjang, serta sepatu sneakers putih yang ia kenakan di kedua kakinya. Rambut panjang sengaja ia gelar, Sedangkan makeup Aisyah hanya menambahkan bedak baby dan liptin di wajahnya.

I LOVE HIM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang