bag.15

207 9 0
                                    

Cinta adalah kunci utama untuk membuka pintu gerbang kebahagiaan.

                           •••••

Saat ini, Aisyah dan Devan sedang berada di taman. Keadaan taman saat itu sangat lah ramai. Mungkin karena akhir pekan jadinya banyak yang mengunjungi taman tersebut.

"Kita duduk disitu yuk ca." Devan menunjuk salah satu kursi yang berada di taman itu.

Aisyah hanya mengangguk saja bertanda ia setuju. lalu ia mengekori Devan dari belakang yang sedang berjalan menuju kursi yang Devan tunjuk tadi.

Kini keduanya sudah duduk berdampingan. Suasana saat itu sangat lah sedikit canggung. Padahal mereka sudah beberapa kali pergi berduaan, Namun mengapa mereka masih canggung juga?

Aisyah yang tidak suka suasana seperti itupun akhirnya mulai membuka suaranya.

"Hm, Kita mau ngapain sih disini?" Tanyanya pada Devan yang sedari tadi menatap kearah depannya. Dan saat itupun Devan langsung mengalihkan pandangannya kearah wanita yang berada disampingnya itu.

"Ohiya, Ada yang mau gua omongin ke elo ca." ujar devan. lalu tangannya menarik tangan Aisyah dan di langsung di genggam olehnya.

Deg

Saat itu jantung Aisyah langsung berdegup dua kali lipat tidak seperti biasanya.

"Gua suka sama lo." Devan mengucapkannya dengan wajah yang cukup serius saat itu. Bukan hanya Aisyah saja yang merasakan jantungnya yang berdegup sangat kencang. Devan juga sama hal nya dengan Aisyah. Keduanya sama-sama sedang merasakan jantungnya yang berdegup sangat kencang.

Aisyah terkekeh mendengar ucapan Devan barusan. "Gua juga tau kali Van, kemarin-kemarin juga Lo ngomong gitu."

Devan menghela nafasnya perlahan. Ia harus sabar menghadapi Aisyah yang menganggap ucapannya barusan itu adalah kebercandaan.

"Kali ini Gua serius ca, Gua ga lagi bercanda." Devan mulai menyakinkan Aisyah, jika ucapannya barusan itu ia serius mengatakannya.

"Gua sayang sama Lo. gua cinta sama Lo. dan gua gak mau ada orang yang milikin Lo selain gua ca." Melihat Aisyah yang hanya diam saja itu. Devan langsung melanjutkan ucapannya.

Matanya menatap mata Aisyah dengan begitu dalam. Dan begitu pun sebaliknya, Aisyah pun menatap Devan Dengan dalam.

"Gua mau Lo jadi pacar gua." ucap Devan kembali.

"Will you be my girlfriend?" Lanjutnya.

Deg. Aisyah terdiam mendengarnya. ia bingung harus jawab apa, tetapi hatinya berkata kalo dia harus menerima cinta Devan.

Aisyah terdiam cukup lama. Dan pandangannya lurus kedepan menghadap kearah jalanan yang begitu macet. Devan Resah ketika melihat Aisyah yang hanya diam saja. Ia pun merasa jika ia mengatakan itu terlalu cepat. Ia dan Aisyah juga belum terlalu lama kenal.

Devan menghela nafasnya perlahan, "Kalo belum siap gak usah dijawab sekarang juga gapapa kok ca, Gua ngerti. Lo bisa jawab kapan aja, gua bakal tunggu." terlihat dari wajah Devan seperti orang yang pasrah. Toh,ia juga tidak bisa memaksa Aisyah untuk menerima cintanya.

Aisyah masih saja terdiam seolah tak menganggap keberadaan Devan yang berada disampingnya.

"Udah malem, Pulang yuk ca nanti Lo dimarahin bonyok Lo lagi." Ucap Devan tiba-tiba. Ia mulai bangkit dari duduknya. Namun, tiba-tiba saja Aisyah menarik tangannya dan menyuruhnya untuk duduk kembali.

"Tunggu, Jangan dulu balik ih. Gua mau jawab sekarang aja." Ujar Aisyah. Matanya mulai menatap mata Devan.

"Yes I Will." Ucap Aisyah.

I LOVE HIM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang