bag.8

231 11 6
                                    

Gua akan selalu jagain Lo, kapan pun dan dimana pun Lo berada. walaupun gua gak selalu ada di dekat Lo, tetapi gua akan selalu memantau Lo dari jauh.

°°°°°

BENDA kecil berbentuk kuda atau lebih tepatnya unicorn, yang berada di atas nakas saat ini menunjukkan pukul 5:00. Sedari tadi, benda tersebut terus berbunyi, namun wanita yang sekarang sedang bergelut dibalik selimut tebal bermotif unicorn itu sama sekali tak kunjung membuka kedua matanya.

Tok tok tok

"Ca bangun nak, sudah subuh." ucap Berlin.

"Hah?" teriaknya. Ia menggeliat sebentar, mencari posisi nyamannya. Setelah itu, ia tertidur kembali.

"Cepetan bangun ca."

"Iya mah, 5 menit lagi ya." jawab Aisyah dengan sedikit teriak.

"Ayok cepetan bangun nak, nanti waktu sholat subuh nya keburu abis." ucap Berlin lagi.

"Iya-iya mah, nih, aku bangun kok." jawab Aisyah dan beranjak dari kasur nya.

"Kalo udah selesai turun kebawah ya kita sarapan." ucap Berlin yang berada di ambang pintu kamar Aisyah.

"Oke ma." jawabnya.

Setelah selesai menyelesaikan ritual mandinya dan menjalankan sholat subuhnya, Aisyah segera turun kebawah untuk sarapan.

"Pagi mah, pagi pah, pag—, kok Lo ada disini sih?" Aisyah terkejut karna melihat keberadaan Devan yang kini sedang duduk di meja makan dan melakukan sarapan bersama keluarga nya itu.

"Stt, kamu ini Devan kan niat nya baik ngajak kamu berangkat bareng ca." Mamah nya lah yang menjawab ucapan Aisyah tadi.

"Pagi Caca." ucap Devan sambil tersenyum. Aisyah menoleh kearah Devan sebentar, lalu mengarahkan pandangannya kearah Berlin. "Gamau ah mah, mending aku naik bus aja." Ucap Aisyah menolak.

"Udah udah mending sekarang kita sarapan ya." ucap Ray.

Akhirnya Aisyah pun mengalah, ia segera duduk di kursi yang berada di tengah-tengah antara Nathan dan Devan.

"Heh, Lo gak ngucapin selamat pagi ke gua?" Tanya Nathan. Aisyah tak menjawab, melainkan hanya mengangkat bahu nya acuh.

"Kurang ajar kamu ya." Aisyah pura-pura tak mendengar ucapan abangnya, ia tetep sibuk mengoleskan selai coklat di roti tawar nya.

"Hai." sapa Devan membisik. "Pagi." bisik Devan kembali. ia berada di sebelah kanan Aisyah saat ini.

"Hm." Aisyah hanya berdehem sebagai jawaban ucapan Devan tadi.

"Gak ada niat buat ucapin pagi balik gitu ca?" Bisik Devan lagi.

"Kalo Lo gak bisa diem gua sumpel juga nih mulut lo pake roti." bisik Aisyah pelan tetapi dengan nada kesal.

"Mau dong disuapin roti sama Caca." jawab Devan dengan berbisik-bisik.

"Lagi bisikin apa sih kalian berdua, kok gak ngajak kita." Sahut Ray pada Aisyah dan Devan dengan kekehannya.

I LOVE HIM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang