19. BANTUAN

552 58 12
                                    


"Jangan takut.

Akan kupastikan kita bertemu lagi.

Akan kupastikan membawamu kembali.

Mengikat takdir

yang pernah kita ikat di jari."

.

.

.

Sudah hampir dua minggu sejak Rena diculik, dan sejak saat itu pula belum ada yang bisa menemukan keberadaan gadis itu. Berbagai usaha yang telah dilakukan seolah berakhir pada jalan buntu. Tak ada jejak yang bisa membawa Satria, Herry, atau Brian beserta pihak kepolisian ke tempat dimana Ren berada, seolah gadis itu menghilang di telan bumi. Namun, dua hari lalu sebuah e-mail datang untuk Satria dari Rena. E-mail berisi runtutan angka yang tidak jelas maksudnya menjadi satu-satunya titik terang setelah gagal mendapatkan petunjuk apapun.

Satria terus melakukan coding untuk dapat menemukan makna dari angka-angka yang Rena pesan. Herry tak henti menonton rekaman CCTV demi mendapatkan petunjuk lainnya hingga ia harus izin tidak masuk sekolah. Sebuah pesan yang mungkin bisa membawa mereka menemukan Rena. Tidak ada yang ingin melewatkan kesempatan tersebut karena mereka tidak ingin sampai terlambat mengambil tindakan dan merasakan penyesalan karena tidak bisa menyelamatkan Rena secepatnya.

Meski begitu, Satria nampaknya masih belum bisa menemukan arti dari isi e-mail yang Rena kirimkan. Terlalu banyak angka yang harus diuraikan, membuat Satria memakan banyak waktu untuk mengecek satu per satu kemungkinan yang ada. Walau ia yakin kalau angka-angka itu pastilah alamat IP yang akan membawa mereka ke tempat Rena berada seperti yang Herry duga.

Mereka berdua bekerja sama, melewatkan banyak waktu istirahat hanya untuk menemukan sebuah jawaban kecil. Tidak mudah melakukan semua itu dengan cepat—walau ingin—di saat tidak ada yang mudah untuk dilakukan. Terutama dengan sudah berapa lamanya Rena menghilang tanpa kabar. Tak jarang mareka nyaris menyerah karena tidak juga mendapatkan apa yang dicari.

"Kak Satria?!" panggil Herry dari dalam kamar Satria saat yang empunya ruangan sedang membuat makan siang untuk mereka berdua.

Yang dipanggil langsung bergegas ke kamar, mencari tahu kenapa Herry berteriak memanggil dirinya padahal sebelum ia meninggalkan ruangan Satria melihat Herry sudah seperti zombie.

"Ada apa?" tanya Satria penasaran.

"Dava, aku nemuin Dava di rekaman salah satu perusahaan yang pernah jadi tempat Rena kerja bareng Herry," kata Herry seraya menunjuk ke layar untuk memerlihatkan sosok di lobi yang sedang duduk bersama satu orang tak dikenal.

Satria memerhatikan sosok yang Herry tunjuk, mencari kebenaran apakah itu benar sosok Dava. Setelah beberapa saat mencoba meyakinkan diri, akhirnya Satria setuju dengan ucapan Herry yang mengatakan kalau itu adalah Dava. Satria tahu sekali bagaimana postur tubuh dan bentuk wajah Dava meski pria itu mengenakan kacamata dan masker.

"Good job, Her," puji Satria senang karena setelah menonton begitu banyak rekaman CCTV ada sosok Dava yang terekam juga. "Tolong pisahkan rekaman yang ada Dava, jika masih sanggup tolong cari lagi rekaman yang ada orang itu atau sesuatu yang menurut kamu mencurigakan saat ada Rena di sekitar sana," lanjutnya.

"Baik. Herry bakal cari lagi yang lainnya," Herry setuju dengan yang Satria perintahkan.

"Aku ambil makanan untuk kamu, santai aja. Kalau capek istirahat dulu," kata Satria yang tak ingin melihat Herry semakin memaksakan diri setelah ia tidak tidur semalam.

My Lovely HackerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang