3. Ulineun Dasi Mannanda

2.5K 287 15
                                    

"We meet again"

***

Kang Seulgi mengusap wajahnya kasar. Rambutnya yang sudah di Cepol rapi turun sebagian. Hari ini dia membiarkan helaian itu turun. Tidak perduli.

Di tengah kegusarannya dia melihat ke arah Maria yang masih setia duduk di sebelahnya sambil memeriksa persiapan launching hari ini. Sebagai salah satu manajer pemasaran, dia memang lihai mengatur hal-hal seperti ini. Seulgi hendak memanggil Maria dan mencurahkan segala kekesalannya -- mungkin, merengek -- tapi dia merasa tidak enak menganggu Maria Hwang yang masih berkutat dengan beberapa dokumen di tangannya.

Huft,

Seulgi meniup poni nya seperti anak kecil hingga helaian rambut itu menjauh dari keningnya. Berulang kali, hingga Maria melihat ke arahnya.

"Kau telah melakukannya dengan bijak, laporannye pun lengkap. Bagus." Alih-alih memberikan komentar, Maria malah berbalik dan berbicara pada salah satu pegawai LYS Store. Dia kemudian tersenyum dan menerima pamit undur
dari sang pegawai.

Senyuman Maria terukir kala melihat kembali arah Seulgi. Dia tidak terlihat seperti manusia, fikir Maria. Benar-benar kacau. Rambut-rambut halus di kepala sahabatnya itu berdiri, belum lagi yang menjuntai dan menutupi hampir setengah wajahnya. Benar-benar menggemaskan.

"Lucu?" Seulgi tidak sedang dalam keadaan mood untuk bercanda. Dia mempoutkan bibirnya.

"Geunyang..." Maria menggantung ucapannya sebab ia tiba-tiba memikirkan solusi dari masalah Seulgi. "Seul, aku punya ide."

"Pergi dari sini dan menuju kampus? Lupakan kalau kau mau memaksaku melakukan itu." Seulgi menepis ide Maria jauh-jauh bahkan saat gadis itu belum mengucapkannya. Tentu saja Maria tidak terima, kemarahan kecil Maria membuat Seulgi mendapatkan pukulan kecil di kepalanya.

"Auh. Kya!"

"Makanya, dengarkan dulu." Protes Maria. Padahal dia yakin sekali ide ini akan menguntungkan segala pihak. Dan, juga dia selama Seulgi mau bekerja sama.

Seulgi Hanya diam sambil memasang wajah datar. Dia mau mendengarkan tapi tidak terlalu yakin sebab pemikiran ibunya dan Maria terkadang beda tipis. Karena alasan itulah, ibunya disana merasa damai sudah menitipkan dirinya pada Maria.

"Hem, malhae." Katanya dengan malas-malasan.

Maria merubah posisinya menjadi duduk tegap. "...Bagaimana kalau kau daftar kelas khusus dulu-"

"Sireho!"

"Seul!"

"Ah ya -- ya baiklah. Lanjutkan." Seulgi mengangguk sambil memegangi keningnya, sepertinya dia akan merasa pusing dan mendadak pingsan jika memang Maria menyuruhnya untuk pergi kuliah dan meninggalkan acara launching hari ini.

Bukan Maria namanya jika merasa kesal dan tidak biasa menangani Seulgi. Sekarang, Maria Hwang sudah kembali bersemangat menjelaskan idenya tanpa segurat kekesalan sedikitpun di wajah cantiknya. "... Kau daftar dulu, tapi aku izinkan kau tidak masuk di hari pertama. Hanya hari ini, karena sepertinya kau akan kehilangan nafas jika tidak ikut menghadiri launching." Sebuah sarkasme dari Maria Hwang sebagai akhir dari ide yang dia berikan.

Seulgi memutar bola matanya berkali-kali dan yes! Dia setuju tanpa perlawanan. Kali ini, ide Maria benar-benar cemerlang. Tidak salah dia selalu bersama wanita itu kemana pun.

"Yokshi! Maria ku pintar sekali. Jadi apa yang harus kita lakukan pertama kali?" Dia tampak begitu semangat. Seulgi segera berdiri dan merapikan ikatan rambutnya.

My Cute's Wife [Seulmin ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang