***
Don't touch mine
***Are you ready?
Go!! Jangan lupa vote dan comment guys. Aku akan membuka siapa Jimin dari bagaimana pola pikirnya.
***
Park Jimin
Aku sedang memastikan berkas kepindahanku lengkap dan tidak ada yang kurang satu pun. Tentunya akan selesai sejak tadi, jika saja Kim pencari masalah itu tidak datang.
Bugh!
Tanganku menghentak meja kuat-kuat. Nyatanya aku belum bisa benar-benar mengalihkan kekesalanku karena kehadirannya. Dia itu -- manusia yang selalu ikut campur. Pengacau!
"Tuan, ada yang bisa saya bantu? Atau saya bisa carikan cara supaya Kim Seokjin di pindahkan dari kampus ini."
Aku terdiam. Benarkah aku harus melakukannya? Sebenarnya sangat mudah. Pasti ada jalan untuk itu namun dia pasti akan semakin mengganggu hidupku. Berlagak bahwa dia yang paling waras. Padahal dia lah si gila sebenarnya.
Aku menghela nafas dan menyandarkan tubuh di kursi. Huft, hidupku selama ini sudah nyaman dan dia muncul lagi. Pertanda bahwa dia akan mengacaukan segalanya.
"Seulgi?" Aku tersentak kala dia berjalan beriringan dengan Kim sialan itu. Bahkan mereka berjalan sambil berbincang. Dan, ada satu gadis lagi bersama mereka. Sejujurnya aku tidak perduli karena dia bukan urusanku.
Tanggung jawabku adalah isteriku.
Tanganku bergerak meraih handphone dan sebarang berkas di atas meja lalu berdiri melewati paman Kim. Begitu cepat sampai aku tidak tahu hanya butuh beberapa detik untuk menuju ruangannya.
Saat aku berdiri tak jauh dari pintu, seorang mahasiswi yang sejujurnya aku tidak senang ketika dia datang, apalagi dengan gayanya yang terlalu seksi dan ya... seluruh yang ada pada dirinya bukan tipeku namun dia terlihat berusaha sekali meraih perhatianku. Membuatku ingin muntah. Aku geli dengan wanita seperti itu. Berbeda sekali dengan Gyuri ataupun Seulgi yang keduanya sama-sama menarik perhatianku dengan cara yang berbeda.
Kalau Jeon Gyuri sendiri, kami memiliki banyak kesamaan. Pola pikirnya sama sepertiku. Ketika kami berbicara hampir 97 persen aku mampu menebak jawabannya atau apa yang akan disampaikannya. Mirip. Bahkan saudara kembar saja bisa berbeda dalam mengatasi masalah. Namun kami bisa mengatasi masalah dengan cara yang sama. Jika kami menerima masalah, aku bisa menyerahkannya pada Gyuri karena pikirannya tepat sepertiku. Sekali lagi, aku adalah dia dan dia adalah diriku.
Namun ada dalam diriku dimana aku tidak bisa menyatakan cinta pada Gyuri. Aku tidak yakin karena jika ada orang terdekatku yang menyatakan cinta sepertinya aku akan mengatakan, 'kau gila?' atau 'hei, kita kan teman lama'.
Satu-satunya pertanyaan yang aku tidak tahu Gyuri akan jawab apa. Buram. Tapi feeling ku mengatakan bahwa dia tidak akan suka. Dia sendiri menyukai tipe yang romantis dan perhatian. Sementara aku adalah orang yang jauh dari kata itu. Aku hanya orang yang bertanggung jawab. Realistis. Menjaga segala milikku dengan seluruh kemampuanku, bahkan nyawaku sendiri kalau perlu.
Apakah itu melibatkan hati atau kasih sayang? Aku ragu.
Seulgi. Gadis yang entah bagaimana aku bisa bertemu dengannya. Takdir beruntun yang membawa kami pada pertemuan-pertemuan unik. Dia berbeda. Sangat murni. Aku tau dia tidak menyukai ku di awal pertemuan kami sebagaimana kebanyakan gadis yang hanya mengatakan cinta pada saat pertama kali bertemu. Bahkan dia memberikan respon yang berbeda dari kebanyakan wanita yang berpura-pura manis. Dia baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute's Wife [Seulmin ✅]
Fanfiction[BOOK: 1] Rank 277 from 15k story use #Redvelvet Aku semakin tidak mengerti kepada diriku sendiri, dari sekian banyak wanita kenapa harus dia? ada apa dengan standar untuk menjadi wanitaku? gila. ~ Pjm