Hai guys, udah lama banget aku gak update! Berbulan kayanya. Maaf.
Aku akan menulis yang sedikit bermanfaat dan pengen tiap part nya itu ada pesan baik yang bisa kalian ambil, atau aku ngga nulis sama sekali. Gitu sih, prinsipnya aku sekarang.
Jadi, please, jangan minta adegan ini itu ya. Aku berusaha buat cerita yang baik walau ga dengan hal-hal yang hanya bisa dibaca orang dewasa.
Mohon baca dengan bijak ya readers ku yang cantik jelita dan budiman, eh bukan, budi-girls. Wkwkwk.
***
Tittle:I Trust U
***Cahaya matahari memaksa masuk ke pupil mata Seulgi. Menolak itu, ia berusaha menutup rapat-rapat kelopak matanya. Tapi tetap saja, silau.
Karena cahaya itu tidak juga memberi respon --beralih menyorot sisi lain saja sesuai harapan aneh Seulgi misalnya -- ia pun menarik selimut hingga menenggelamkan seluruh tubuhnya. Hingga tidak tampak sehelai rambutpun.
Di depan kaca sana, seorang lelaki tengah merapikan dasinya. Senyumnya terukir, Tidak! Giginya terlihat sempurna sebab tertawa. Tidak ada yang lucu dengan kemeja hitam dan dasi biru mudanya. Tapi dia, istrinya yang terlihat seperti... ulat bulu raksasa?
Park Jimin melirik jam tangannya, sudah waktunya dia ke bandara tapi si ulat bulu tidak juga beranjak. Tidak ada sarapan pagi? Oke. Tapi dia ingin sekali diantar oleh Seulgi hingga bandara. Paling tidak melihat wajah cantiknya pagi ini sebagi pengobat rindu dua minggu ke depan. Helaan nafas mengiringi beberapa langkah menuju tempat tidur king size itu.
"Seul..." Dua tepukan ia berikan pada bahu istrinya. "...Seulgi."
"Bangun, sayang," panggilnya lebih lembut. Meski dia sedikit santai dan tidak merubah nada bicaranya namun matanya kembali tertuju pada rolex kesayangannya di tangan kanan.
"Tuan," suara Paman Kim dari balik pintu menjadi alarm selanjutnya bahwa dia memang harus pergi, detik itu juga jika tidak ingin ketinggalan pesawat menuju Korea.
"Baiklah, aku harus pergi. Jaga dirimu, paman Kim akan tinggal disini menjagamu." Dia beranjak dari sisi tempat tidur.
Jimin mengambil kaca mata di atas nakas dan menggenggam gagang pintu sedikit ragu dan berbalik memandang kasur yang tidak ada pergerakan manusia di atasnya.
Istrinya itu...
...masih hidupkan?
Lihatlah dia sudah mulai tertular pola pikir aneh Seulgi hanya dengan seminggu menikahinya.
Park Jimin dan asisten keluarganya itu berjalan dengan langkah di percepat, sangat jauh dengan pergerakan Jimin ketika berada di kamar saat membangunkan istrinya beberapa saat yang lalu. Dalam hitungan menit saja, mereka pun tiba di lobi.
"Tunggu sebentar, tuan..." Paman Kim berjalan menuju basemant seorang diri sambil mempercepat langkahnya, tidak mau menunggu lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute's Wife [Seulmin ✅]
Fanfiction[BOOK: 1] Rank 277 from 15k story use #Redvelvet Aku semakin tidak mengerti kepada diriku sendiri, dari sekian banyak wanita kenapa harus dia? ada apa dengan standar untuk menjadi wanitaku? gila. ~ Pjm