Last chapter gaes,
Sebelum baca ini boleh dong ya baca sedikit curcol aku. Dikit kok.
Aku mau bilang makasih buat semua ciwi-ciwi akeoh yang udah baca dari part satu sampe sekarang, yang udah sering komen juga.
Aku baca kok, lucu sekaleee...
Seneng aja kalau apa yang aku tulis sampai ke kalian.
Keselnya, bucin Jiminnya, pengen punya suami kaya Jimin lah, aku juga begitu gaes. Overall, aku senang kalau semua senang baca cerita ini.
Maaf juga kalau jarang update. Ga jelas, pernah sebulan lebih ga update juga maaf.
Ini part terakhir, maaf untuk semua apabila ada kesalahan dalam penulisan aku.
Semangat ramadhan nya jangan kurang ya karena buka wattpad Mulu.
Semoga Ramadhan ini kita mendapat banyak Rahmat. Aamiin.***
Park Jimin
"Hei, orang terkenal, ngga kembali ke meja itu?" Gyuri menunjuk meja yang dikelilingi petinggi universitas dimana aku pun tadi duduk disana.
Aku menggeleng kemudian meminum alkohol itu, entah gelas siapa tapi aku hanya ingin meninumnya.
"Jim, gwaenchana?" Aku juga menggeleng.
"Seulgi pergi dengan Taehyung!" Kataku kemudian, kami pun bertatapan. Dia terlihat tidak percaya. Aku lebih tidak percaya Ri. Mereka tega berkhianat.
"Ke-kenapa? Kenapa bisa seperti itu? Kalian ada masalah?" Aku senang ketika dia terlihat khawatir. Gyuri memang selalu baik di balik sikap juteknya.
Entahlah Ri. Aku tidak merasa punya salah.
"...Kau pulang dengan siapa?" Aku menanyainya, karena dia pasti pergi bersama Taehyung dan aku merasa perlu mengantarnya pulang.Aku juga tidak berniat membahas masalah keluarga kami di depannya. Jadi, aku hanya bertanya bagaimana caranya dia pulang sementara lelaki brengsek itu malah membawa istriku bersamanya.
"Sendiri. Kan katamu Taehyung sudah pulang. Tapi aku bisa pakai--"
"Yasudah, mau pulang sekarang?" Aku menawarinya sekali lagi. Gyuri mengulum bibirnya sebentar, "baiklah kalau kau memaksa."
Kami pulang namun sebelum itu aku menuju meja para petinggi universitas untuk berpamitan. Bukan mencari muka. Hanya saja karena aku tahu bagaimana caranya menghormati orang lain walau sebenarnya aku tidak terlalu suka dengan mereka. Ada pola pikir meraka yang tidak aku suka, hanya saja aku belum ketemu itu.
Mereka menyambutku dengan baik, bahkan ketua rektor memeluk dan menepuk pundakku beberapa kali.
"Calon guru besar -- Professor kami, semangat dan nikmati istirahatmu malam ini, besok kita akan bertemu lagi."
Aku tersenyum tipis sembari membalas pelukan rektor, entah kenapa aku tidak menyukai bagaimana cara dia tersenyum. Padahal aku adalah orang yang sangat cepat akrab dengan pria -- Kecuali Namjoon dan Seokjin. Tapi kenapa dengan pria ini, bahkan seorang yang seharusnya aku hormati, justru mendapat penolakan dari hatiku.
Seperti ingin aku maki dirinya. Tapi karena apa? Mungkin aku cemburu dan segera ingin menjadi pintar sepertinya.
Gyuri memeluk satu tanganku, aku melihat tepat saat dia mulai melakukannya. Dia hanya tersenyum biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute's Wife [Seulmin ✅]
Fiksi Penggemar[BOOK: 1] Rank 277 from 15k story use #Redvelvet Aku semakin tidak mengerti kepada diriku sendiri, dari sekian banyak wanita kenapa harus dia? ada apa dengan standar untuk menjadi wanitaku? gila. ~ Pjm