Helo, makasih buat yang selalu support cerita ini. Ada yang heran ga sih? Aku sempat ubah alur dadakan. Wkwkw. Tapi aku udah nyiapin kejutan demi kejutan. Selamat membaca.
Aku sayang kalian,
***
Berlalu seperti sebuah air yang mengalir. Semuanya menjadi mudah dan benar-benar di luar ekspetasi keduanya. Kim Namjoon menjalani masa rehabilitasi dan kemudian Park Jimin mendapat penghargaan karena jasanya mengungkap kebenaran. Bukan skorsing apalagi pemecatan. Suatu keputusan rapat yang membuat Seulgi bahagia lebih dari apapun.
Pusat Rehabilitasi Korea Selatan,
Seulgi membantu Namjoon menaikkan selimutnya hingga dada. Satu gadis lagi yang sudah terbang jauh-jauh dari Thailand pun bergabung dan tegak di samping tempat tidur sahabatnya.
"Hm... Joon, Joon. Cari masalah saja," decak Lisa. Ketika baru tiba di pusat rehabilitasi, dia sudah siap menghajar wajah Namjoon saking kesalnya, namun Seulgi buru-buru menghalau.
"Yah, begitulah Namjoon." Seulgi menggeleng, lalu duduk di sofa sudut ruangan. Tepat di sebelah Park Jimin.
"Mending tidak usah datang Lis. Berisik!" Katanya, merajuk. Lisa tersenyum sungging.
"Bukannya bilang terima kasih, kau tau tidak kenapa nyonya Kim tidak marah? Seharusnya kau sudah dibuang dari menara kembar."Namjoon penasaran, hanya dia yang belum tahu ceritanya. Tapi diam karena malu membuka suara. "... Oke sama-sama. Aku tahu kau memujiku dalam hatimu kan? Aku memang sudah meminta tolong ibuku untuk menelfon ibumu. Ya, beri nasihat lah agar ibumu tidak macam-macam. Kau tau sendiri kan kalau mereka berteman. Pun, ibumu takut pada ibuku. Haha."
Tawa Lisa menggema di ruangan, membuat berisik tapi sekaligus membuat hati Namjoon menjadi tenang. Sahabat memang selalu sigap jika kita memiliki masalah. Namjoon hampir menangis karena terharu.
Dia tidak perduli ketika dengan jelas Lisa menghina ibunya yang gila hormat dan kekuasaan itu. Tentu saja menurut karena yang meminta adalah teman sekaligus keturunan kerajaan Thailand.
"Nah, karena itu, kau fokus saja pada pengobatanmu dan kemudian keluar tempat ini menjadi pribadi yang baru. Benarkan Seul?" Tanya Lisa. Seulgi mengangguk setuju. Pun, Jimin disebelahnya ikut mengangguk pada ucapan Lisa seolah gadis itu lebih master daripada master sebenarnya.
"Jungkook tidak bisa datang, katanya sedang banyak tugas,"
"Dia bilang padamu?" Tanya Jimin. Seulgi mengangguk, Jimin pun melakukan hal yang sama. Cukup tau.
Lisa membalikkan badan dengan cepat. Membuat Seulgi dan Jimin tercengang. Ekspresi Lisa juga aneh.
"Kenapa?"
"Ssaem. Aku dengar ini berkat bantuanmu. Benar-benar terima kasih. Kalau tidak karenamu bisa saja Namjoon mati overdos--"
"Lebai," interupsi Namjoon. Lisa tidak perduli dan melanjutkannya dengan ekspresi yang memang ya... berlebihan.
"...memang ssaem pria sejati yang pantas di puji. Aku berharap suatu saat bisa mendapatkan lelaki seperti anda." Ucapnya dengan senyuman aneh. Bukan menggoda, jatuhnya terlihat lucu sekali."Dia tidak sehebat itu, jangan berlebihan." putus Seulgi. Lisa menggeleng, menolak seolah dia yang lebih tahu karakter lelaki di depannya.
Sebenarnya yang istrinya Jimin siapa sih? Seulgi heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute's Wife [Seulmin ✅]
Fanfiction[BOOK: 1] Rank 277 from 15k story use #Redvelvet Aku semakin tidak mengerti kepada diriku sendiri, dari sekian banyak wanita kenapa harus dia? ada apa dengan standar untuk menjadi wanitaku? gila. ~ Pjm