Hari ini Jisoo dan Yuqi lagi ngabisin waktu luang mereka dengan santai-santai di McD sekitar kampus Jisoo, setelah tadi siang Jisoo selesai bantuin urusan administrasi Yuqi buat lanjut kuliah di kampus Jisoo akhirnya di sinilah mereka.
Setelah melewati banyak pertimbangan hampir 1 minggu lebih —terhitung dari acara arisan keluarga akhirnya Yuqi milih kampus Jisoo dibandingkan kampus Joshua, selain faktor supaya dekat pacar juga karena Guanlin lebih milih pindah ke SMA Jihoon dulu yang lokasinya nggak begitu jauh dari kampus Jisoo.
"Qi, pacar lo itu anak mana?" tanya Jisoo mengawali pembicaraan sore hari itu.
"Lo pikir kenapa gue milih kampus lo kak?" tanya Yuqi masih sibuk memainkan handphonenya.
"Dia satu kuliah sama gue?" Jisoo memang tidak pernah tahu siapa pacar yang selalu diceritakan Yuqi, yang dia tahu mereka bertemu setelah acara keluarga Jisoo beberapa tahun yang lalu dan mengharuskan Yuqi tinggal beberapa minggu di Korea, dari situ mereka dekat.
"Yup, betul sekali hehe. Ohiya kak, tapinih katanya dia kenal lo." jawab Yuqi memberi jeda ucapannya sembari menyimpan handphonenya di atas meja lalu melanjutkan kalimatnya,
"Mumpung gue inget nih kak, nanti malem dia mau ke rumah boleh 'kan kak—"
"Lo mau dilamar?!" Jisoo melotot-secara berlebihan.
"Ish apaansih kak, ya nggak lah dia cuma mau ngajak malmingan hahaha." sepupu Jisoo memang terbilang songong dan laknat semua, termasuk Joshua yang bahkan selalu terlihat adem ayem.
"Mulai songong, songong. Emang siapasih pacar lo? Kok gue ga—"
"Loh kak Jisoo?"
Jisoo yang merasa terpanggil serta Yuqi mengalihkan pandangannya kearah pria yang merupakan adik dari teman serta tetangganya.
"Loh Mark? Sama siapa?" tanya Jisoo kepada Mark sembari melihat ke sekelilingnya, ya kali aja gitu kan ada kakaknya—pikir Jisoo.
"Sama bang Taeyong, boleh gabung nggak kak? Bosen gue di sana, jadi nyamuk mulu." ucap Mark yang otomatis membetulkan pemikiran Jisoo barusan namun mematahkan hatinya. Hem lagu lo Jis, dangdut.
"Btw gue Mark, lo?" tanya Mark setelah duduk seenaknya di kursi samping Jisoo.
"Oh, gue Yuqi hehe."
"Lo temennya kak Jisoo? Tapi kok kayaknya lo umurnya di bawah kak Jisoo deh."
"Oh gue sepupunya kak Jisoo. Lo temennya Jihoon bukansih? Soalnya gue kayak pernah liat gitu lo di handphone dia."
"Ah iya gue temennya Jihoon, tetangganya kak Jisoo pula hehe. Lo kuliah dimana?"
Obrolan mereka terus berlanjut. Yuqi memang orang yang ceria untungnya, tapi sifat baik orang kadang bisa bikin pihak lain jadi berharap——kayak Mark contohnya.
Ya wajarsih Mark seneng gitu liat Yuqi, atau malah nyaman? Padahal mereka baru ketemu sekali——beberapa menit yang lalu pula, mungkin karena sifat Yuqi yang humble dan ramah sama seperti Jisoo, atau mungkin faktor Mark yang lemah liat senyuman Yuqi di saat suasana hatinya lagi mendung. Jadi Mark baru aja break sama pacarnya dan berniat mencari hiburan sama abangnya hari ini, eh malah berakhir jadi obat nyamuk. Makin hancurlah mood Mark.
'Arinnya jual mahal sih, sekarang udah ada Yuqi sorry ya Rin breaknya kita lanjutin aja.' batin Mark.
Disaat Mark dan Yuqi sibuk mengobrol tentang hal random, Jisoo justru sibuk meredam kekesalannya yang entah kenapa tiba-tiba tersulut karena ucapan Mark tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cotton | Jisoo ft 95L ✔
Fanfiction[c o m p l e t e d] "Orang bilang titik mencintai paling tinggi adalah mengikhlaskan, halah. Bullshit, talk to my hand." ↪ ▶bahasa nonbaku + a lot of typo ▶started»15 Agustus 2018 ▶ended»02 Maret 2019