Part 11:~"Sekarang Juga!"~

5.5K 488 31
                                    

My Little Girl.
.
.
.
Part 11:~"Sekarang Juga!"~
.
.
.
By; Sakura-reihana.

***

***

***
Deru mesin mobil mewah itu tak dapat menarik Sakura dari ketermenungannya. Raut wajah lesu dan murung tak dapat Sakura tutupi sepenuhnya ketika ingatan pagi tadi di sekolahnya terulang lagi.

"Apa ada sesuatu yang tertinggal, Hime?"

Gojhi melirik cemas putri majikannya yang tampak lebih sering menghela nafas siang itu lewat spion depan. "Hime?"

"Ya?" Tanggapan berlebihan. Sakura tampak begitu terkejut mendengar teguran Gojhi. "Apa ada sesuatu yang tertinggal? Anda ingin kembali memeriksanya?"

"Oh, tidak perlu. Bisa mengemudi lebih cepat? Aku harus segera menghubungi ibu."

Gojhi menginjak pedal gas secepatnya mendengar penuturan gadis berambut nyentrik itu. Dengan lihai tangan tuanya mengendalikan kemudi hati-hati, memastikan keselamatan mereka berdua.

Pintu gerbang besar itu terbuka, Gojhi segera membawa masuk mobil mewah itu ke halaman besar mansion Haruno.

Para maid Haruno langsung datang menyambut nona muda mereka. "Mari nona, akan saya siapkan air hangat untuk anda."

Sakura menahan tas punggungnya yang hendak dibawa bibi Zhue. "Tidak perlu, aku hanya ingin istirahat. Kalian siapkan makan siang saja, masih tersisa lima belas menit."

"Baik."

***
Tanpa mengganti seragam sekolahnya Sakura lekas bergelung dengan tumpukan bantal bulu angsa di atas kasur besarnya. Tubuh mungil itu tampak tak bergerak selama beberapa saat sebelum kemudian getaran kecil di meja nakas berbahan kayu jati itu memaksa gadis 12 tahun itu bangun.

| Kaa-san is calling |

"Nee?" Jawabnya cepat.

"Sakura-chan, apa kabarmu?"

"Aku baik jika Mom tanya kesehatanku." Sakura sengaja membuat suaranya terdengar lesu.

"Ada apa hm? Apa kau bertengkar dengan teman-temanmu?"

"Bertengkar? Tidak Mom, aku sudah besar."

"Lalu ada apa sayang?"

"..."

"Honey? Ada apa? Kau masih disana?"

"Mom,," Sakura menghela nafasnya. Memantapkan hati untuk mengambil langkah berikutnya.

"Ya? Mom mendengarkan."

"Apa kalian masih lama disana? Maksudku, sebentar lagi liburan panjang Mom. Apa Mom akan membiarkanku kesepian di rumah ini?"

Terdengar Mebuki yang tengah berbicara dengan bahasa korea di seberang sana. Ya kedua orang tuanya memang sedang berada di luar negeri untuk kepentingan bisnis. "Ooooh? Tenang sayang Mom dan Daddy akan segera menyelesaikan pekerjaan ini. Katakan saja kapan liburanmu dimulai. Mommy akan pesankan tiket untuk kita agar dapat berlibur ke tempat yang kau mau."

"Sungguh? Bagaimana jika besok? Kurasa izin lebih awal ke kepala sekolah tidak masalah."

"Besok? Kenapa mendadak sekali? Kau tidak berniat bolos sekolah kan?" Nada Mebuki terdengar lebih tegas saat ini.

"T-tidak Mom, sungguh! A-aku hanya sangat merindukan kalian." Sakura berucap terbata. Dan ia bertaruh jika ia akan kehilangan kesempatan emasnya--lari dari Sasuke--jika tidak bisa meyakinkan Nyonya Haruno itu.

"Jangan mengelak Haruno Sakura! Kau tidak akan mendapat tiket pesawatmu minggu ini. Berdoa saja agar Daddy-mu mau mendengar rengekanmu itu."

"T-tapi Mom.."

--Tut Tut Tut--

Sakura mendecak kesal. Ibunya memutuskan panggilan mereka sepihak. Sakura meremas rambut pinknya geram. Gawaaaaaat!! Apa ia harus benar-benar menghadiri pesta Kakak sintingnya itu?

***
"Kuso!!"

Ini sudah yang ke sekian kalinya Sakura mengumpat kecil. Berulang kali manik emerald itu memejam erat sembari tangan kanannya yang memukul liar tangan besar yang mengurung pergelangan mungilnya.

"Ish! Lepasin Saku!" Kaki mungilnya yang berbalut sepatu kecil berulang kali menekan kuat. Berusaha mendapatkan gaya gravitasi terbesar untuk memakunya di satu titik taman besar mansion Uchiha itu.

"Kak Sasuke, lepasin Saku!!" Aksinya semakin brutal ketika pergelangannya mulai terasa sakit. Tampaknya Sasuke benar-benar menulikan telinganya saat ini hingga tak dapat mendengar rengekan keras Sakura.

"Diam."

Hanya satu kata. Dan Sakura membuat kita semua harus berdiri sejenak memberikan tepuk tangan kita untuk Mr.Dictator sejati--Uchiha Sasuke. Satu kata diiringi nada dingin itu mampu membungkam rengekan Sakura seketika.

Langkah mereka mulai memasuki pintu ganda  yang menghubungkan taman belakang dengan bangunan utama mansion besar itu. Sakura harus terus menghirup nafas dalam hanya agar detak jantungnya tidak berhenti tiba-tiba.

Karena apa? Aura Sasuke saat ini tampak jauh lebih gelap dari biasanya. Ayolah, Uchiha Sasuke memang bukan pemuda dengan senyum cemerlang seperti Kang Daniel bukan? Lalu apa salahnya?

Riuh pesta ulang tahun menjadi lagu pengiring setiap langkah mereka. Para undangan yang kebanyakan anak-anak seusia mereka juga ikut menjadi penyanyi latar dari suasan malam itu.

Seharusnya Sakura tidak meluluhkan hatinya pada rengekan sang ibu tadi. Jika saja. Jika saja. Jika saja ia berkeras hati mengunci diri di kamar besarnya yang saat ini mungkin gelap, pasti ia tidak akan menjadi tokoh utama dalam adegan tarik menarik ini bukan?

Seharusnya tadi ia langsung menarik ayah dan ibunya ke parkiran saja. Tidak perlu mendengar ocehan mereka tentang menghormati tuan rumah. Tapi, apa daya? Didikan Mebuki dan Tajima Haruno sudah terlalu mendarah daging. Didikan mereka selalu mendoktrin Sakura untuk mendengar apapun yang orang lebih tua darinya katakan. Walaupun tidak setuju setidaknya beri penghargaan atas sebulir biji padi yang mereka korbankan untuk mengganti energi mereka. Mengerti? Lupakan saja.

Ya, Sakura lagi-lagi mengumpat kesal ketika mengingat bagaimana kesabarannya tadi membawa Sakura pada petaka besar ketika Sasuke tiba-tiba datang dan tanpa izin yang memang sejak awal dirasanya tidak perlu, Sasuke menarik Sakura agar mengikutinya selayaknya anak itik kecil. Apapun itu asal bukan itik buruk rupa.

Dan disinilah mereka sekarang. Berdiri menghadap pasangan Uchiha yang merangkap sebagai Ayah--Ibu Sasuke Uchiha sekaligus Paman--Bibi Sakura Haruno.

"Ayah Ibu. Aku ingin menikahi Sakura sekarang."

"WHAT?!!"

***

MY LITTLE GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang