Part 19:~Lie~

2.2K 225 9
                                    

A/n: partnya jauh lebih panjang, pas aku nulis Author note aja udah 1700-an. Mudah mudahan bisa terus meningkat. Konflik masih belum sampai. Sabar menunggu ya. Yang punya saran seputar perkuliahan harap di drop di kolom komentar.

Saran》

###

"Selamat datang~ Wali murid bisa duduk disebelah sana. Harap tenang."

Suasananya ramai. Ruangan super luas itu dipenuhi tamu undangan dengan berbagai macam warna pakaian. Sebuah banner berlambangkan logo Universitas Tokyo terpasang gagah di atas panggung.

Dari bangku khusus yang disediakan untuk wali murid terlihat Mebuki yang tengah sibuk dengan ponsel pintarnya. Berulang kali wanita yang masih tampil sangat cantik meski sudah berumur itu tampak menghubungi seseorang. Di sampingnya, Tajima Uchiha yang tampil menawan dengan setelan semi formal itu hanya menatap sekeliling yang dipenuhi banyak wali murid.

Ruangan yang tengah dipakai untuk acara kali ini adalah aula utama Universitas Tokyo. Dengan daya tampung hingga empat ribu orang, ruangan itu menjadi tempat yang sangat cocok untuk menggelar acara peresmian penerimaan mahasiswa baru dari semua jurusan. Tempat duduknya di desain dengan kode berbeda setiap jurusan. Begitu pun tempat duduk para wali murid. Di desain dengan format tempat Wali murid di depan panggung, dan para calon mahasiswa di belakang mereka.

"Mom, cobalah tenang. Acara belum dimulai. Lagi pula tamu universitas belum datang seluruhnya." Tajima mencoba menenangkan istrinya itu. Ia sempat melihat kursi khusus para staf universitas masih banyak yang kosong.

"Ini sudah panggilan ke dua puluh tiga kali, Dad. Mommy khawatir Sakura belum bersiap bahkan belum bangun. Kau tahu sendiri bagaimana sikap cerobohnya anakmu itu." Mebuki memijit keningnya gusar. Batinnya merutuki kecerobohan Sakura yang tak kunjung menghilang sedari dulu. Anak perempuan satu-satunya itu sering sekali lupa dengan acara-acara penting seperti ini. Duuh, dia sudah berumur delapan belas tahun tapi tetap saja Mebuki merasa anak kesayangannya itu masih tiga tahun.

"She's your daughter too, Darl. Don't forget it."

Mebuki memilih mengabaikan dan mulai menghubungi nomor Sakura lagi. Kali ini berhenti di nada tunggu ke lima. Terputus berbarengan dengan sapaan khas Sakura di seberang sana.

"KAU KEMANA SAJA??! CEPAT KESINI ATAU IBU AKAN MEMANGGANGMU!"

Klik.

Panggilan terputus karena Mebuki langsung menghela nafasnya pelan. "Gosh, anak itu."

###

"KAU KEMANA SAJA??! CEPAT KESINI ATAU IBU AKAN MEMANGGANGMU!"

Klik.

Sakura meringis sambil menjauhkan ponsel pintarnya. Sambungan terputus begitu saja setelah ibunya memaki dengan suara tinggi. Sakura tampaknya harus mengingatkan sang ayah untuk membawa ibunya memeriksa tensi darah. Ia takut ibunya collaps karena terlalu sering memarahinya.

"Ada apa Cherry?" Pria di balik kemudi bertanya setelah suara dari sang bibi terdengar meski ia yakin Sakura tak mengaktifkan loudspeakernya.

"Hah? Kau tahu Mommy bukan? Ia habis menelponku hanya untuk mengancamku agar aku segera berada di sana atau ia akan memanggangku. Ia kira aku bisa hirai no jutsu milik Hokage ke empat?"

"Bibi Mebuki masih galak rupanya." Kali ini sang adik menyahut dari kursi navigator.

"Yah, begitu deh."

MY LITTLE GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang