“Dari Raungan Rindu yang Bungkam di bawah Penguasa”
Bilakah aku berteriak?
Indra mustamikku nyaris menuli
Tiap lolongan mereka
menghina buahmu
Menyerukan keras-keras borokmuAku terluka
Ingin membungkam namun tak kuasa
Siapakah yang layak?
Ketiadaanmu menajamkan
tuturan pisauHilanglah sudah arunika
yang tersenyum
Tak ada lagi gendongan baskara
Semua lenyap direnggut omong kosong
Aku murka pada belaka yang angkuhOh, sang sejawat
Kapankah waktu bermurah hati?
Dadaku sesak mendamba hadirmu
Irisku meleleh tak kalah kecewaAku meraung penuh pilu
Binatang-binatang itu datang menyeringai
Melahap mentah-mentah gunjingan siriramu
Membiarkan angin mengernyih sukacita atas dukamuOh, sang sejawat
Tegakah dirimu menatap keheningan?
Tak kuasa rinduku
menahan sungkawa
Biarkan aku melenyapkan
pembawa angin laluWith Ev✨—
KAMU SEDANG MEMBACA
rasa - peri, puisi dalam nadi ✓
Poetry[credit for cover by @shadriella] Ternyata aku terjatuh begitu dalam, kesulitan bangkit berdiri Tak mampu melangkah Salah siapa-kah ini? Pantaskah diriku- menyalahkan nasib? Kenyataannya dipandang sebelah mata sangat mematikan dibanding cibiran oran...