memangnya apa?
patah-patah imajimu
ingatku, berserakan
di tebing
di jurangkau kejar lekas-lekas
mana minyak?
bejana itu
kosongpelitamu padam
gelap tak
berujungkemudian,
pagi menghilang
segar di kepalamu
senyuman
runikasayang,
rasa pun luputmati sentuhan
mati raga
keluh kuras jiwamusangkal keras-keras,
diri sendiri ialah penting
bebal,
bantah tuan-tuanmemangnya apa?
kita sama
di terowongan
cari-cari pegangan
raup-raup setetes airbuang batu
dari kepala
lihat cermin
kau jumpa si angkuhTunduk ke bawah
sama semua nasib
tekuk lututmu,
serah sujudada cerah,
usir semua bayangWith Ev—
Sengkang, 21 Mei.2020
KAMU SEDANG MEMBACA
rasa - peri, puisi dalam nadi ✓
Poetry[credit for cover by @shadriella] Ternyata aku terjatuh begitu dalam, kesulitan bangkit berdiri Tak mampu melangkah Salah siapa-kah ini? Pantaskah diriku- menyalahkan nasib? Kenyataannya dipandang sebelah mata sangat mematikan dibanding cibiran oran...