Kepada malam yang telah datang
Lilin-lilin yang hampir padam
Tirai yang tertiup angin
Bulir-bulir air di kaca jendelaSemilir angin berbisik kepadaku
Dingin yang menggigit
Mengirim getar hingga jantungku
Daun itu jatuh menerpa kusen pintuKetika tanganmu menyentuh piano
Itu selembut sutra
Melodinya menggelitik hatiku
Nada yang lahir dari kalbuBetapa halus dan sederhana
Aku yang berdiam di hadapan kaca
Kamu yang bersembunyi di sudut ruangan
Canda tawa itu hangatHingga meleleh dari bibirmu
Meleleh ke sekujur tubuhmu
Aku ingin melebur dalam pelukmu
Menyatu tak terpisahkanKepada langit bertaburkan bintang
Kupercayakan para cahaya bersamamu
Biarkan hanya diriku seorang
Mengenggam erat kehidupankuPada lembaran kertas yang menguning
Tinta hitam yang mengering
Lukisan tentang cinta
Biarlah kita menjadi sejarahKisah yang hidup dalam aksara
With Ev–
20 Maret 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
rasa - peri, puisi dalam nadi ✓
Poetry[credit for cover by @shadriella] Ternyata aku terjatuh begitu dalam, kesulitan bangkit berdiri Tak mampu melangkah Salah siapa-kah ini? Pantaskah diriku- menyalahkan nasib? Kenyataannya dipandang sebelah mata sangat mematikan dibanding cibiran oran...