Malamnya aku kembali kedinginan
Menggigil diserang kenangan
Aku gemetar menahan belenggu
Tidakkah kau ingat kalungmu itu?
Menunduk dan tataplah lamat-lamat
Aku ada di sana
Terselip di alunan kecil rantai
Berayun-ayun bak hiasan
Ingat lagi aku segelas kopi
Itu pahit sekali, kau lupa akan gula
Dan sepiring roti bakar, senyum tertahanmu
Ah, betapa waktu membunuh akalku.With Ev—
29 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
rasa - peri, puisi dalam nadi ✓
Poetry[credit for cover by @shadriella] Ternyata aku terjatuh begitu dalam, kesulitan bangkit berdiri Tak mampu melangkah Salah siapa-kah ini? Pantaskah diriku- menyalahkan nasib? Kenyataannya dipandang sebelah mata sangat mematikan dibanding cibiran oran...