t i g a p u l u h e m p a t ; - -Putri setengah dewa

14 3 2
                                    

Seperti air;
mengalir, mengalir

Katamu,
pedang merajam jantungmu
Tapi, aku tidak percaya

Apa yang kau coba sangkal?
Itu adalah kisah lama
dan kau,

Lambang perjuangan ialah mata perakmu; legenda yang hidup.

Sampai aku teringat,
satu waktu kau hilang dalam arak,
kau mengambil pisau, menggiris kulitmu,

Memoarku jernih,
sebab bisikmu nyaring bunyinya,
Darahku biru, tapi aku acuh”

Katamu lagi,
Siapa yang peduli?”

Pada malam itu, barulah aku mengerti. Kau jatuh, tenggelam ke dasar jurang, menolak kembali

Sebab, kudapati kau;
Menodai tangan saudaramu,
dengan darahmu sendiri

Begitu saja,
kau murni pergi,
lenyap;

Sungguh-sungguh takluk,
menyerah diri pada asa,

ia, kau,
seorang dengan tulang keras,
membungkuk,
sujuk demi damai

Maka terkenanglah,
sampai penjuru bumi,
sebuah legenda;

Seorang diri berdarah biru,
Lykaia Veorlath,
sebagai putri setengah dewa.

Catatan tentang 'Putri setengah dewa' di tanah kering Herodes. Oleh Chloe Fillian Madga.

©With Ev—
Senin, 06 April 2020
17.13

rasa - peri, puisi dalam nadi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang