"Kau minum dulu" Yoongi menatap nyalang ke arah gadis Korea itu. Dia datang kepadaku saat aku dan Yoongi menikmati bingsu di kedai tengah kota. Gadis itu menghampiriku dan bilang bahwa ia adalah penggemarku dan Namjoon. Jujur aku sedikit risih, bagaimanapun aku bukan seorang artis . Dia memberiku segelas americano karena dia tak bisa memberi apa-apa. Aku hargai itu.
"Minum, kenapa tidak mau?" Kata Yoongi sambil mengangkat gelas itu
"Aku sudah memberikan pada Seokjin-ssi. Kenapa aku harus meminum yang aku sudah aku berikan pada orang lain?" Gadis itu mulai menaikkan nada bicaranya
"Sudah sini aku minum saja" aku mencoba menariknya dari tangan Yoongi. Yoongi menepisnya pelan.
"Minum saja apa susahnya sih?" Yoongi semakin kesal. Untung kedai itu tak terlalu ramai. Gadis itu seperti gelisah.
"Tidak mau kan? Pergilah, bawa minuman itu sebelum kujadikan bukti ke kantor polisi" Gadis itu tertunduk mengambil minumannya dan melenggang keluar kedai. Aku masih bingung, kenapa Yoongi bisa tahu minuman itu beracun?
"Berhati-hatilah Jin, kau bisa tak sadarkan diri kalau sempat meminumnya"
"Kau tahu darimana minuman itu beracun?" Aku menautkan alisku
"Ada endapannya Jin. Americano tidak disajikan dengan gula, kalaupun iya pasti menggunakan gula cair dan biasanya akan diletakkan terpisah"
Aku takjub, Yoongi betul-betul teliti. Padahal minuman tadi bukan untuknya. Sebenarnya kejadian ini bukan yang pertama kali setelah berita itu muncul. Yang paling pertama adalah kaca rumah tuan Lee dilempar batu oleh seseorang tidak dikenal dan setelah itu banyak kejadian kecil yang terkadang menghambat hariku . Aku tidak mengerti salahku, tapi aku cukup terganggu. Dan hari ini seseorang berusaha membahayakan diriku lagi, langsung pada sesuatu yang aku konsumsi.
.
.
."Jin-san, ada paket untukmu. Aku sudah meletakkannya di depan kamarmu" Kata Haruka sambil tersenyum padaku.
Aku naik menuju ke kamarku. Benar, ada sebuah paket besar berwarna biru muda di depan kamarku. Aku membawanya masuk kedalam. Paket itu tak ada nama pengirimnya, jujur aku was was karena sekarang aku tak begitu jauh dengan bahaya. Aku buka bungkus dan segala perekat di paket itu. Di dalamnya masih ada kotak lagi, ini cantik, tapi tidak tahu dalamnya. Ternyata isinya baju untuk musim dingin. Semua yang di dalam didominasi warna putih tulang , mereka semua cantik dan terlihat mahal. Apakah Ayah yang mengirimnya? Lalu kutemukan secarik kertas.
Aku tahu di Kyoto sangat dingin sekarang. Jadi tetaplah hangat 🙂
Aku merindukanmu setiap hari
-Namu
Ini bukan dari Ayah, tapi aku tetap senang. Bagaimana dengan berbagai kesibukannya itu dia sempat membelikanku satu set baju musim dingin ini, ini hangat apalagi dengan pesan yang diselipkan di dalamnya. Namjoon, aku mohon jangan aku. Kalau kau bukan kekasih adikku, kau juga tidak bisa bersamaku. Jangan pernah.
Akan menyakitkan mungkin bila aku mengembalikannya padanya. Dia beli ini dengan meluangkan waktunya, aku bukan orang seperti itu. Aku memutuskan membelikannya kado natal juga. Aku mengirimkannya cardigan dan syal yang kurasa sesuai dengan gayanya, aku sampai pergi ke Tokyo bersama Jungkook dan Yoongi untuk membeli pakaian ini, sekalian kami pergi jalan-jalan mengantar Yoongi yang memang sedang berlibur kesini.
Namjoon
KAMU SEDANG MEMBACA
END Home [Namjin FF]
Fanfiction"Apa kau hidup hanya untuk menunggu kematian?" "Ya. Aku bukannya tidak bisa mati sekarang. Tapi ada sesuatu yang harus kuselesaikan dulu sebelum aku mati"