Kembali

615 59 0
                                    

"Jisoo?" Dia tak menjawabku, membukakan ikatan itu dan berlari menuju kotak obat yang terlihat di dinding kamar ayah.

"Sementara. Aihh sayatan ini cukup dalam" aku menatap Jisoo dalam kenapa dia bisa ada disini? Dia masih sibuk mengobatiku sambil mengomel tentang ibu yang sudah ia hajar pakai tongkat golf ayah. Aku terus memandanginya, ia masih sama. Bukan seperti diamond yang kulihat di televisi. Lalu aku memeluknya erat dan pertahananku hancur.

"Kau rindu padaku?... Eonni" aku terisak keras saat ia memanggilku dengan sebutan itu. Sungguh itu yang aku dengar dari mulutnya setelah lama kami berpisah.

"Ah kau ini. Aku dulu bilang kan kalau aku tidak suka kau menangis. Jangan begini" lama kelamaan aku mendengar isakannya juga "maaf aku terlambat. Maaf. Kalau aku lebih cepat kau tidak akan sempat ia sayat sayat begini" Jisoo terisak, membuat tangisku makin kencang. Kukira ia telah membenciku .

Tak lama gemuruh orang berdatangan terdengar, ternyata itu polisi yang telah Jisoo panggil untuk menangkap buronannya selama ini. Ibu dibawa ke kantor polisi dalam keadaan pingsan. Sementara aku dan Jisoo pergi ke rumah sakit untuk menjahit beberapa sayatan di tubuhku. Sepanjang perjalanan Jisoo terus merangkulku, degan gumaman maaf. Yang aku tak mengerti dia minta maaf untuk apa. Karena aku tahu dia bukanlah iblis yang selama ini aku kira. Harusnya aku yang minta maaf. Dan sekarang aku dan Jiso ada di ruang perawatan gawat darurat.

"Aku akan memanggilmu Jisoo" kataku tegas lalu Jisoo mengangguk "aku tidak suka dengan diamond"

"Oke. Terserah" katanya cuek "kau cemburu ya pada diamond?" Katanya sambil tersenyum meledek

"Cemburu apa? Tolong kurangi waktumu menjadi diamond. Aku muak sekali dengan drama yang kau buat" Jisoo terkekeh.

"Aku cuma benci kau dibully oleh penggemar kekasihmu. Mereka menghinamu seenak jidat mereka tanpa tahu kau bagaimana. Lebih baik aku saja, kurasa aku lebih bisa tutup kuping" aku terdiam. Ternyata selama ini dia menjagaku dengan caranya sendiri. Ketakutanku salah, dia tetaplah Jisoo yang aku sayangi.

"Tapi tidak begitu Jisoo. Kau juga harus tahu aku benci orang orang menganggapmu bermasalah. Aku tidak suka" celetukku

"Dengar ya, selain aku mengaku hamil atau mengaku jadi kekasih RM. Semuanya itu asli hahahaha hidup terlalu bisan kalau lurus lurus saja" Jisoo tertawa dan aku terbelalak, bisa bisanya ia tertawa dengan kondisi itu

"Yang kau pacaran dengan transgender?" Dia mengangguk "kau menampar pegawai di toko tas mahal itu?"

"Dia menyebalkan. Memperlakukanku seperti aku minta minta" dia tersenyum smirk

"Wahh" aku hanya bisa takjub pada adikku ini. Tak mengerti harus apa

"Eh mana kekasihmu?" Selanya

"Dia ada kerjaan di Jeju hari ini. Sedang dalam perjalanan kurasa. Kenapa? Rindu padanya?"

"Eh enak saja. Atau kita buat skandal baru. Diamond merebut tunangan kakaknya?" Dia terkekeh

"Jangan seret seret aku dalam ide gilamu itu Jisoo! Eh omong omong kenapa kau bisa di rumah tadi?"

"Em, panjang sih ceritanya. Sebenarnya setelah kabur itu, aku menemui ibu. Aku bermaksud tingga di rumahnya karena jujur aku muak dengan kehidupan kita dulu. Ayah selalu malu padaku karena aku tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik, Eonni pasti ingat aku dikunci di kamar saat ayah ada pertemuan dengan koleganya gara gara rambutku ku cat warna pink saat itu. Kemudian Omma menerimaku, lalu tak lama dia mengajakku untuk menghancurkan appa dan kau juga. Aku menyerah, aku pergi dari dia karena kurasa dia bukan ibuku lagi, bukan ibu kita. Dia berubah menjadi monster mengerikan. Aku menguntitnya mulai dari dia membuat ayah kecelakaan beberapa tahun lalu dan kecelakaan kecil lain yang ayah alami itu semua dari dia. Lalu dia bertemu dengan tuan Bong yang dulu pernah berhutang padanya, itulah kesempatannya menggunakan orang lain untuk melancarkan aksinya. Semua itu dia lakukan semata mata untuk merebut harta ayah, kalau kau masih ada itu berarti dia tidak bisa memiliki harta ayah. Dia jatuh miskin Jin, apalagi semenjak ada laki laki muda yang menguras hartanya dan meninggalkannya begitu saja. Hanya karena uang dia begitu"

END Home [Namjin FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang