"ALI STOPP"
Pekikan gadis yang terus mengejarnya tidak membuat Ali menghentikan jalannya. Dia berjalan santai seolah tidak terjadi apa - apa.
"Ishh, Ali stopp" gadis itu berusaha mengejar Ali dengan setengah berlari, karena langkah kaki Ali cukup lebar.
"Yess ketangkep" ujar gadis itu memeluk Ali agar lelaki itu tidak melangkahkan kakinya untuk pergi.
"Lepasin!" Ucapan Ali terdengar tegas.
"Nggak, aku nggak mau" kekeuh gadis itu.
"Lepasin, Prilly Putri Arisha" ucap Ali menekan perkataannya. Gadis yang bernama Prilly itu melepaskan pelukkannya dan mengerucutkan bibirnya sebal.
"Ishh Ali, kenapa manggil namanya panjang banget, cukup Prilly aja tau"
Ali tidak menghiraukan Prilly, ia kembali melangkahkan kakinya.
"Ali kamu mahh" Prilly menghentak - hentakkan kakinya, lalu kemudian mengejar Ali kembali.
"Kamu cepat banget yah jalannya" ucap Prilly sedikit terengah karena meyeimbangi langkah kaki Ali yang begitu lebar.
"Bareng ke kelas yah" ajak Prilly sambil mendongak menatap wajah Ali dari samping, gantengnya Ali kalau dilihat dari samping.
"Emang lo kira kita kemana" ucap Ali sakartis.
Prilly hanya cengengesan mendapat respon seperti itu. Sedangkan Ali memutarkan bola matanya jengah.
Ali duduk di kursi, yang diikuti Prilly yang duduk disebelahnya. "Ngapain lo duduk disebelah gue?"
"Ya mau aja" ucap Prilly sambil memasang puppy eyesnya.
"Itu tempat Rasya, lo pindah sekarang ke tempat asal lo"
"Emangnya asal aku darimana?
"Planet mars, udah sana pergi" bentak Ali.
"Ya ampunn, kamu lucu yah baby"
Ali mendelik tajam "lo bilang apa?"
"Lucu, kayak kerbau" tawa Prilly pecah. Ali hanya mendengus sebal, lucu katanya.
"Tuh Rasya datang, jadi lo pergi dari sini" Usir Ali, saat melihat Rasya tiba di depan pintu kelas.
"Rasya, aku duduk sama Ali yah. Jadi kamu duduk sama Dina aja" pinta Prilly, Rasya mengangguk mengiyakan.
"Enggak, Rasya lo tetap duduk disini. Dan lo cewek aneh sana kembali ke tempat asal lo"
"Planet mars, jauh tahu anterin yah"
Ali mendelik tajam "Gue serius, sana pergi"
"Iya, iya. Tapi aku pergi untuk kembali yah baby" Prilly beranjak dari duduknya, dan kemudian duduk di kursi urutan ke empat dimana dia duduk bersama teman sebangkunya Dina.
Siswa dan siswi di kelas sudah berhamburan untuk keluar untuk mencari makan. Tentu saja kebanyakkan dari mereka memilih ke kantin, hanya orang tertentu saja yang memilih perpustakaan menjadi tempat disinggahi untuk istirahat.
Dan Ali menjadi 10% siswa yang tidak memilih kantin dan perpustakaan menjadi tempat istirahatnya. Dia lebih memilih berdiam di kelas sambil memainkan ponselnya. Tentu saja Prilly juga berada di kelas. Dia selalu membuntuti kemana Ali pergi. Cowok itu bagaikan magnet bagi Prilly. Dia senang sekali didekat cowok itu. Semenjak kepindahannya beberapa bulan lalu ke sekolah itu membuat dia menjadi kenal Ali. Bukan, dia mendekati Ali terlebih dahulu. Dan cowok itu selalu menghindarinya.
Prilly menghampiri Ali dengan membawa kotak makan warna biru muda miliknya. Dan duduk dikursi milik Rasya.
"Ini buat kamu Li" Prilly menyodorkan kotak makan yang berisi bekalnya itu pada Ali. Ali yang sedang memainkan ponselnya meliriknya sekilas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends and Love (COMPLETED)
Teen FictionKisah klise tentang dua insan yang berbeda karakter yang terbiasa selalu bersama, hingga harus terjebak pada hubungan friendzone.