Bab#7

10 1 0
                                    

Dan seperti biasanya, Prilly ke rumah Ali terlebih dahulu. Mengajak pria itu berangkat ke sekolah bersama. Prilly langsung menyelonong masuk ke rumah Ali. Di depan kamar Ali, Prilly mengedor - ngedor pintu itu seperti yang biasa dia lakukan. Meneriaki nama Ali dan menyuruh cowok itu cepat keluar.

"Ali, cepetannn!"

Pintu kamar dibuka, dan menampilkan Ali yang sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Tapi wajah cowok itu menunjukkan ekspresi kesal.

"Bisa gak sih lo itu sabar!" Omel Ali yang melewati Prilly menuju meja makan.

"Gak bisa, habisnya kamu lama" Prilly mengikuti Ali yang duduk disalah satu kursi dan Prilly duduk disamping Ali.

Ali mengunyah roti yang telah diberi selai cokelat oleh mamanya. Prilly pun begitu, memakan roti yang telah di olesi selai kacang kesukaannya oleh mama Ali. Risa yang sudah tahu kalau gadis yang selalu datang pagi - pagi sekali untuk berangkat bersama anaknya itu belum sarapan, dan selalu sarapan bersama dengan anak lelakinya itu selalu menyiapkan juga roti dengan selai kesukaan gadis itu.

Ali mengunyah roti yang berada dimulutnya terlebih dulu. "Lo datangnya kepagian, lo lihat ini baru pukul 6 pagi" Ali memperlihatkan jam tangannya ke arah Prilly.

Prilly memberenggut "kamu juga, kemarin pas aku sarapan dulu di rumah malah di jemput" omel Prilly.

"Itu gue gak sengaja aja lewat rumah lo, lagian tumben banget kemarin sarapan di rumah sendiri. Kebetulan banget otak lo gak sengklek, sarapan gak dirumah orang"

Risa menghampiri meja makan sambil membawa susu rasa vanila kesukaan Ali dan susu cokelat kesukaan Prilly. Kemudian menyajikannya dihadapan mereka. Lalu ikut duduk dan sarapan bersama putranya dan gadis yang selalu mengikuti putranya itu.

"Yeee, lagian mama kamu gak keberatan juga aku sarapan di sini"

"Mama tuh gak enak sama lo, masa mama ngusir lo"

"Udah , udah. Habisin makanannya. Prilly kamu jangan dengarin Ali yah, tante gak keberatan kok kamu sarapan sama kami." Ujar Risa tersenyum tulus, Prilly pun membalas senyumannya.

Prilly memeletkan lidah " wleek, mama kamu aja nggak keberatan" Ali mendengus, mamanya lebih membela Prilly dari pada dirinya.

'Sebenarnya siapa sih yang anaknya, malah belain Prilly'

"O'iya ini puisi kamu udah aku bikinin" ujar Prilly sambil mengeluarkan kertas dari tas yang dipangkunya.

Ali mengambil kertasnya "oke, makasih yah" ucap Ali tulus lalu memasukkan ke dalam tasnya.

"Sama - sama" Prilly tersenyum juga.

Risa yang mengunyah rotinya itu melirik keduanya. "Itu kertas berisi puisi untuk apa? Puisi cinta"

Ali dan Prilly saling pandang, keduanya kompak menggeleng.

"Bukan tante, tapi itu tugas" sahut Prilly, sontak kaki Prilly yang berada dibawah meja di injak Ali. Prilly meringis kesakitan sambil melototkan matanya pada Ali.

"Tugas? Kok minta Prilly yang ngerjain?" Risa menatap Ali tajam, lalu menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Kapan kamu bisanya kalau gitu, nyuruh orang yang ngerjain"

"Iya, iya. Cuma kali ini aja kok minta bantuin sama dia, habisnya Ali gak bisa kalau masalah bikin puisi" ujar Ali membela diri.

Prilly meneguk sisa susunya sampai habis "yaudah kita berangkat" Prilly menarik tangan Ali. Ali terpaksa meneguk susunya buru - buru.

"Hati - hati yah, jangan ngebut" pesan Risa sambil setengah berteriak.

Kenapa
Kamu begitu sulit ku gapai
Rasanya begitu mustahil

Friends and Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang