Silahkan berikan vote dan koment kalian!!
Pemberitahuan untuk yang mau baca versi novelnya kuy langsung pesan yah!!!
Happy Reading All😙
***
Ali membawa motor dengan kecepatan sedang ditengah jalanan ibu kota yang senggang karena sudah malam. Tangan gadis yang melingkar diperutnya membuat jantungnya berdetak abnormal. pelukan itu membuatnya harus memfokuskan pikirannya untuk mengendarai motorya. Gadis dibelakangnya malah dengan santainya menyandungkan sebuah lagu. Sedangkan Ali harus mati - matian menahan groginya dipeluk gadis itu.
Ketika motor Ali tiba di depan rumah Prilly. Prilly turun dari motornya.
"Ali, makasih yah udah ngajak jalan" Ali membuka helmnya.
"Bukannya lo yah yang ngajak gue jalan" sindir Ali, selalu saja membuat Prilly memberenggut kesal.
"Bilang iya aja susah banget sih. Iya Prilly cantik gitu dong" Ali mendorong gadis itu menjauhi motornya. "Udah sana masuk!" Suruh Ali.
"Enggak mau, mau ngelihat kamu pulang dulu" dasar keras kepala. Ali menggas motornya, hingga memasuki pelataran rumahnya yang hanya berhalat pagar dengan rumah Prilly.
Prilly tersenyum. Saat memastikan Ali sudah sampai di depan rumahnya. Hingga cowok itu masuk ke dalam rumah baru Prilly memasuki rumahnya. Prilly bersenandung ceria melewati ruang utama rumahnya yang sedang ada kedua orang tua dan adiknya yang sedang berkumpul.
"Eh, eh kak." Reva menarik tangan Prilly yang hendak melenggang ke kamarnya.
"Apaan sih, ganggu orang aja deh" ujar Prilly kesal saat adiknya menariknya duduk disampingnya.
"Gimana jalannya sama kak Ali, seru nggak?!" tanya Reva penasaran.
"Iih kepo deh. kakak mau ke kamar!" Seru Prilly hendak beranjak pergi. Hingga deheman mamanya menghentikan langkahnya, dan berjalan mundur.
"Eh lupa. Night ma, pa" Prilly mencium kedua pipi orang tuanya sebelum benar - benar masuk ke kamar.
Ali menghempaskan tubuhnya di king size setelah mengganti pakaiannya. Pikirannya bergelayut saat dia berada di pasar malam tadi. Entah kenapa jantungnya berdetak tak beraturan saat di dekat Prilly. Apa mungkin dia menyukai gadis itu? Ali menggeleng, tidak mungkin ia menyukai gadis aneh itu.
Prilly sedari tadi membolak balikkan badannya. Mencari posisi ternyaman untuk tidur. Mencoba memejamkan matanya tapi tak bisa. Dia tersenyum sendiri saat mengingat kejadian di pasar malam tadi. Prilly bangkit dari tidurnya dan mengambil ponsel di atas nakas. Membuka galeri dan melihat - lihat potret dirinya dan Ali di pasar malam tadi.
Prilly terkikik saat menyaksikan wajah kaget Ali di foto itu saat dia tiba - tiba saja mencium pipi cowok itu. Ah, memikirkan cowok itu membuatnya susah untuk memejamkan matanya.
Iseng Prilly menekan nama di kontaknya. Mungkin mengganggu cowok itu asyik juga. Panggilannya tidak di angkat, tapi Prilly terus mencoba namun tidak juga diangkat cowok itu. Sekali lagi, Jika cowok itu tidak mengangkat dia menyerah.
"Hallo, ngapain sih lo nelpon gue. Gak puas emangnya lo tadi ganggu gue"
Prilly menjauhkan ponselnya dari telinga saat cowok itu memarahinya.
"Udah deh, berisik. Ngomel aja kayak cewek" orang diseberang sana terjengkit kaget saat gadis yang menelponnya itu malah mengomelinya balik.
"Eh, kok lo yang marah - marah sih. Harusnya kan gue yang marah"
"Coba buka jendela kamar kamu deh" suruh Prilly yang beranjak dari tempat tidurnya menuju jendela, dan membuka gordennya.
"Ngapain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends and Love (COMPLETED)
Ficção AdolescenteKisah klise tentang dua insan yang berbeda karakter yang terbiasa selalu bersama, hingga harus terjebak pada hubungan friendzone.