"Aliii" teriak Prilly, sambil mengedor - ngedor pintu kamar cowok itu. Selalu begitu, setiap pagi Prilly akan selalu menunggu Ali untuk berangkat bersama. Prilly benar - benar nekat, dia bisa saja membuntuti Ali kemana pun cowok itu pergi. Dan Ali pernah di ikuti Prilly ke kamar mandi pria, hingga Ali harus menahan amarahnya agar tidak memarahi Prilly. Bisa - bisa gadis itu menangis seperti anak kecil gara - gara dia bentak.
Pernah Prilly meminta dibelikan es krim saat melewati kedai es krim. Namun Ali menolak, membuat gadis itu nekat loncat dari motornya. Ali mendesah frustasi melihat sikap aneh gadis itu. Untung saat itu Ali memakai motor vispa nya. Jika memakai motor sportnya sekarang, bisa - bisa gadis itu terjatuh.
"Sabar kenapa sih" ujar Ali membuka pintu kamarnya. Ali sudah siap dengan seragam sekolahnya dan tas tersampir dipunggungnya.
"Kamu lama sihh, kan hari ini aku ada piket nyapu tahu" ucap Prilly sebal.
"Siapa suruh nunggu gue, lo bisa ikut adik lo kan di antar pakai mobil"
"Naik mobil gak seru tahu, gak bisa meluk kamu" ucap Prilly sambil mengedipkan matanya genit. Ali menghela nafas. Tidak habis pikir dengan gadis itu.
Ali beranjak pergi, di ikuti Prilly yang mengekor dibelakangnya. "Aku berangkat ma" pamit Ali mencium telapak tangan mamanya.
"Aku juga pamit yah, tante" Prilly juga ikut menyalami tangan Risa.
"Lho kok kalian nggak sarapan dulu!"
"Enggak ma, tuh Prilly katanya ada piket nyapu."
"Iya tante, hari ini Prilly piket" Prilly membenarkan ucapan Ali.
"O'iya udah. Kalian hati - hati yah, Ali jangan ngebut bawa motornya nanti Prilly jatuh" pesan Risa pada putranya itu.
"Nggak papa kalau Ali ngebut tante, kan aku bisa peluk dia" ucap Prilly cengengesan, Risa hanya geleng - geleng mendengar ucapan Prilly barusan.
"Ngebut lagi Li!" Teriak Prilly yang di bonceng Ali, kedua tangannya memeluk erat perut Ali.
Tapi Ali tidak memperdulikan teriakkan Prilly. Dia tidak bodoh. Bisa saja Prilly nantinya melepas pelukkannya lalu berdiri dari duduknya. Karena Prilly kadang suka sekali berdiri begitu sambil merentangkan tangannya. Jadi Ali harus waspada, takut Prilly nekat melakukan itu saat dia mulai menambah laju motornya.
"Akhirnya sampai juga" seru Prilly, turun dari motor sport milik Ali.
Prilly merangkul tangan Ali "lepaskan!" Desis Ali.
"Emangnya kenapa? nggak suka. Kalau aku gak mau lepasin gimana?" Prilly menantang Ali.
Dengan sekali sentakkan, rangkulan Prilly di lengan Ali terlepas. Ali meninggalkan Prilly dengan merenggut kesal, selalu begitu. Sikap Ali berbeda saat berada di sekolah. Dia suka sekali membentak Prilly. Dibandingkan di luar sekolah, Ali lebih menurut dengan perkataan Prilly.
"Awas lo Alibaba" pekik Prilly tidak terima, Prilly tahu alasan Ali begitu jika di sekolah. Pasti kedekatannya dengan Prilly tidak ingin orang sekolah ketahui. Karena Ali menyukai Reina, ia tahu banget bahwa ketua osis itu menyukai Reina. Cewek centil itu, ah kenapa Ali menyukai cewek yang begitu, batin Prilly. Prilly tidak sadar, jika dirinya juga centil dengan Ali.
Prilly meletakkan tasnya dimeja dengan kasar. Sambil memandangi Ali tajam. Ali melihat Prilly sekilas karena suaranya yang menganggunya itu. Prilly menggerutu tidak jelas sambil memandangi punggung Ali yang terhalat satu meja dari dia duduk itu.
"Kamu kenapa sih Pril? Nggak jelas banget deh" Dina bertanya saat baru saja masuk dan duduk di samping Prilly.
"Itu Ali, nyebelin banget tahu nggak. Masa aku kalau di sekolah dicuekin kan aku sebal" ucap Prilly sambil mencebikkan bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends and Love (COMPLETED)
Teen FictionKisah klise tentang dua insan yang berbeda karakter yang terbiasa selalu bersama, hingga harus terjebak pada hubungan friendzone.