Bab#2

219 32 0
                                    

Ali bingung. Kenapa Prilly tidak menghiraukannya. Sekedar menyapanya pun tidak. Sebenarnya apa yang terjadi dengan gadis itu. Kenapa ia memikirkan gadis itu. Bukankah itu lebih baik daripada gadis itu terus mengganggunya dengan coletahan Prilly yang membuatnya seketika pening itu, gadis itu selalu mengeluarkan celotehannya yang menurut Ali tidak penting. Tapi kenapa gadis itu tiba - tiba seperti menghindarinya. Gadis itu melewatinya begitu saja saat ia berbicara dengan Reina soal rapat osis tadi didepan kelasnya setelah pulang sekolah.

"Li, lo kenapa?"  Tanya gadis cantik berambut sebahu yang sudah lama menyukai Ali itu.

"Enggak gue nggak kenapa - kenapa kok, yaudah gue pulang duluan yah" pamit Ali, meninggalkan Reina yang berdecak sebal.

Ali mengambil motor sport merahnya diparkiran. Lalu melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Ia melihat Prilly yang berjalan kaki menelusuri trotoar dengan kaki menendang dedaunan kering.

Ali menghentikan motornya tepat disamping Prilly. Membuka kaca helmnya. Prilly memandang Ali dengam pandangan kesal.

"Lo kenapa?" Pertanyaan itu terlontar dari bibir Ali.

Prilly hanya bergeming, ia kembali berjalan menelusuri trotoar tidak memperdulikan Ali yang mengikutinya dengan mengendarai motornya sambil menyeimbangkan kecepatan motornya dengan langkah kaki Prilly.

"Lo kenapa sih? Kok aneh sih?" Tanya Ali yang menjalankan motornya berusaha menyamai dengan langkah kaki Prilly.

Prilly mendelik tajam. "Tanya sama diri kamu sendiri" lalu berusaha mempercepat langkahnya, sedangkan Ali menghentikan motornya. Berusaha mencerna apa yang di ucapkan Prilly tadi. Memangnya dia salah apa dengan gadis itu, pikirnya. Dia sendiri bingung dengan sikap gadis itu yang tiba - tiba menghindarinya.

Ali memarkirkan motornya di garasi rumahnya. Lalu memasuki rumah, dan menemukan mamanya yang menyambut kedatangannya. "Kamu sudah pulang Ali? Yaudah ganti baju terus makan yah" Ali mengangguk mendengar ucapan mamanya, lalu masuk ke dalam kamarnya.

Didalam kamar ia tidak langsung mengganti seragamnya. Dia merebahkan diri di kasurnya dengan posisi terlentang dan kaki menampaki lantai. "Kenapa sih cewek aneh itu? Aneh banget. Perasaan gue nggak punya salah deh sama dia?"

Ali bangkit dari tidurnya "kenapa gue takut di jauhin dia. Kan gue selama ini gak suka dia dekatin gue. Kalau dia ngejauh bagus dong kalau gitu" guman Ali.

"Alii, kamu ngapain sih di kamar. Ganti baju lama banget" omel mamanya yang ada di luar kamar Ali sambil mengetuk pintu kamar putranya itu.

"Iya maa, sebentar" sahut Ali setengah berteriak.

"Yaudah, mama tunggu"  lalu Risa__mamanya Ali kembali ke meja makan. Menunggu putranya itu untuk makan bersama.

Di sisi lain, Prilly sedang mengaduk - aduk makanannya tanpa minat. Prilly sebenarnya tidak bisa marah sama Ali. Jika ia menghindari Ali, ia jadi resah sendiri. Kenapa dia sedih di bilang cewek cabe - cabean? Padahal ia selama ini tanpa malu mengejar - ngejar Ali.

"Kak, ngapain tuh makanan di aduk doang. Makanan itu di makan, bukan di jadiin pelampiasan gara - gara kakak galau" celetuk Reva__adik perempuan Prilly yang masih kelas 9 Smp itu.

"Apaan sih, sotoy deh. Kakak nggak galau kok" sahut Prilly tidak terima atas ucapan adik perempuannya itu.

"Bohong banget. Kakak tadi nggak pulang sama kak Ali, pasti lagi marahan kan" ucapan Reva membuat Prilly merenggut kesal.

"Kakak ada masalah sama kak Ali?" Tanya Reva, Prilly mengangguk membenarkan. "Ali bilang kakak cewek cabe - cabean sama teman - temannya, kakak kan jadinya kesal" curhat Prilly, sambil menunjukkan wajah lesunya.

Friends and Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang