"Kak, kakak mau kemana malam - malam kayak gini?" Tanya Reva pada kakaknya yang cantik dengan drees bunga yang ia pakai serta sepatu yang ada haknya.
"Mau jalan sama Ali" sahutan Kakaknya itu membuat Reva mengernyitkan dahinya.
"Emang kak Ali ngajak kakak jalan" Prilly menggeleng.
"Terus"
Prilly memutar bola matanya "banyak nanya kamu. Iya kakak lah yang ngajak, mau ngajak Ali ke pasar malam nih" ujar Prilly membuat mata Reva berbinar.
"Pasar malam, aku ikuttt" seru Reva tapi Prilly mengangkat jari telunjuknya dan menggerakkannya kiri - kanan tanda tidak membolehkan.
"Big noo. Kamu nggak boleh ikut. Nanti ganggu kakak sama Ali. Mending jaga rumah aja" ujar Prilly sambil melangkah pergi.
"Dasar kakak nyebelin. Belum tentu kak Ali mau jalan sama kakak" pekik Reva mengiringi kepergian Prilly.
"Sstt, Reva ngapain kamu teriak - teriak. Berisikk" omel mamanya yang datang membawa kue dari arah dapur.
"Itu kak Prilly nyebelin ma. Masa ikut ke pasar malam aja nggak boleh" adu Reva pada mamanya yang duduk di sofa tunggal dan meletakkan cupcake buatannya di atas meja kaca.
"Udah ah. Jangan ganggu kakak kamu. Mending makan kue nih" ujar mamanya menyodorkan kue ke arah Reva. Reva mengambil salah satu kue tersebut dengan kasar. Mamanya hanya geleng - geleng dengan sikap anaknya itu. Kakak dan adik sama saja.
"Alii" seru Prilly ketika melihat Ali duduk di sofa sambil menonton film action. Prilly duduk disamping Ali dan mulai mengusik cowok itu.
"Ngapain lo kesini? Ganggu aja" ucap Ali tanpa melirik lawan bicaranya, pandangannya fokus dengan layar kaca yang menampilkan film action itu.
"Ali jalan yuk, ada pasar malam lohh." ujar Prilly sambil menggoyangkan tangan Ali.
"Maless, mending lo aja sana!"
"Ihh kok males sih, aku ngajak kamu lho. Ini mumpung malming aku mau jalan sama kamu" Prilly mencebikkan bibirnya kesal.
"Gue gak mau. Mending gue nonton. Udah sana lo pergi, jangan ganggu gue."
Prilly beranjak dari duduknya. Bukan untuk pergi. Tapi berdiri menghalangi layar kaca yang menampilkan film action kesukaan Ali itu. "Eh ngapain lo disitu, minggir nggak"
Prilly bersedekap. "nggak mau, sebelum kamu mau ngajak aku jalan - jalan ke pasar malam"
Ali menghela nafas. "Oke, gue siap - siap dulu" Ali beranjak menuju kamarnya mengganti pakaian.
"Yeee, jalan - jalan" Ali mendengus mendengar pekikan suara Prilly yang terdengar ke dalam kamarnya. Mamanya Ali keluar dari kamarnya mendengar pekikan Prilly.
"Kenapa Pril? Kok teriak - teriak?" Risa menghampiri Prilly, hingga Prilly menggeleng sambil menunjukkan cengirannya.
Risa menggeleng melihat sikap Prilly seperti anak kecil itu. "Yaudah tante pergi dulu!"
"Eh, tante mau kemana?" Ketika baru menyadari mamanya Ali memakai pakaian rapi.
"Tante mau ke rumah oma Ali" Sahut Risa sambil merapikan pakaiannya.
"Oh gitu, terus om pulang gimana kalau kami pergi"
"Kan om ada kunci cadangan, yaudah tante pergi. Muachh" Risa pergi setelah mencium pipi kanan dan kiri Prilly.
Prilly menunggu Ali duduk di sofa. Sambil melihat film action yang ditayangkan dilayar kaca tv tersebut. Sesekali Prilly memekik ketika salah satu pemain hampir saja diserang oleh lawannya dan berdarah akibat terkena serangan. Prilly mengambil remote tv, lalu menekan tombol on pada remote itu. Dia terengah karena ketakutan, dia takut darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends and Love (COMPLETED)
Teen FictionKisah klise tentang dua insan yang berbeda karakter yang terbiasa selalu bersama, hingga harus terjebak pada hubungan friendzone.