"Yan, lo di mana?"
Bian menjelaskan keberadaannya setelah mendengar pertanyaan gue lewat telepon. Kami berangkat ke kampus bersama tadi pagi, dan setelah meninggalkan Bian di ruang kelasnya gue lekas mencari Dito untuk meluruskan kesalahpahaman. Sebuah pertemuan yang gak gue sadari justru mengungkap pertanyaan besar yang ada di kepala kami selama beberapa bulan terakhir.
Gue masih di kosan Shasha, berusaha menyelesaikan puzzle terakhir yang mungkin akan menjawab pertanyaan kami selama ini. Teka-teki yang Om Bastian tinggalkan untuk Bian pecahkan. Sebuah teka-teki yang gak sengaja justru memperumit keadaan Bian di rumah. Ibunya mulai sibuk melanjutkan pekerjaan ayahnya dengan pemikiran bahwa suaminya selingkuh dan memiliki seorang anak dengan wanita lain. Dengan beban seberat itu, Bian menjadi tempat pelampiasan ibunya.
Bian gak menceritakan segalanya, begitu juga dengan kami yang gak menuntut Bian untuk itu. Hanya saja, terlihat bahwa dirinya sedang mengalami masalah berat ditambah dengan sikap penguntit yang dilakukan Bian terhadap Shasha semenjak ia mengetahui kebenarannya. Gak secara langsung membuat kami mengetahui apa yang terjadi padanya. Hingga gue dan Juan akhirnya memberanikan diri untuk bertanya apa yang terjadi padanya akhir-akhir ini.
Setelah menutup panggilannya, gue lekas mengirimi pesan untuk Juan, mengajaknya bertemu untuk bertukar pikiran mencari jalan keluar yang terbaik untuk semuanya. Entahlah apa yang akan terjadi nantinya, untuk saat ini menenangkan Shasha adalah prioritas.
"Zul, telpon Juan suruh dia kemari. Dit, keluar cari makanan gih, Shasha belum jadi makan tadi," pinta gue pada keduanya. Mereka sama-sama gak menolak dan melakukan apa yang suruh. Meninggalkan gue berdua dengan Shasha yang malah tertidur karena lelah menangis cukup lama tadi.
Gue lekas memindahkannya ke atas ranjang, menyelimutinya dan duduk termenung di sisi ranjang Shasha. Menatap semburat merah pada pipi Shasha yang timbul akibat usapan keras saat menyeka air matanya sendiri. Perasaan gak tega muncul berbarengan dengan igauan Shasha memanggil-manggil entah siapa itu. Gue berusaha menenangkan Shasha kembali dalam tidurnya, mengusap pelan dahinya untuk memberikan perasaan aman untuknya. Sesuatu yang selalu ibu lakukan saat gue mimpi buruk dulu.
"Ehem."
Gue terkejut mendapati Zul sudah ada di belakangku sejak tadi. Melipat tangannya angkuh seraya menampilkan senyuman penuh arti itu cukup lama.
"Gak semua kucing liar itu perlu di selamatkan, bang. Gak ada kapoknya ya?"
Gue gak menjawab perkataan Zul, dan lebih memilih mengganti topik pembicaraan dengan menanyakan keberadaan Juan. Karena memang saat ini, itu yang harus diutamakan.
"Bang Juan di kampus, sama bang Bian. Katanya kita harus kumpul berlima."
Gue hanya mengangguk mengiakan perkataan Zul kemudian terdiam kembali. Sebelum pergi, kami masih harus menunggu kedatangan Dito yang belum kembali juga untuk membeli makanan. Hari juga sudah mulai petang, gue memilih berkeliling di sekitar kosan. Melihat-lihat apa saja yang ada di sini, berusaha membayangkan hari-hari Shasha selama tinggal di sini.
"Gue gak tahu ada penghuni baru," ucap salah satu penghuni kamar setelah menuruni tangga.
"Ah, gue bukan penghuni sini."
"Tamu siapa? Di atas kosan cewek loh."
"Shasha, bang."
Dia akhirnya terdiam, memilih meninggalkan gue dan menaiki anak tangga demi anak tangga. Gue terus melihat beberapa bagian ruangan yang ada di sini, dan menemukan sebuah dapur yang jarang terpakai dari bisa di lihat keringnya wastafel selain itu, gak ada yang berbeda dari tempat yang gue tinggali saat ini. Karena gak ada lagi yang bisa dilihat gue memilih kembali ke kamar Shasha. Gak baik meninggalkan Zul berduaan dengan Shasha di kamar, terlebih dengan keadaan Shasha yang tengah terlelap saat ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/170303261-288-k676078.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Daddy Long Legs - END
FanfictionKeisha Adisty, tak pernah menyangka bahwa akan diberikan hadiah terbaik dari Tuhan melalui malaikat bernama Bagaskara. Di lain hal, kehidupan keluarga Bian mendadak tak terkendali akibat kematian ayahnya yang tiba-tiba, menyisakan banyak kesalahpaha...