19. Happy

20 2 0
                                    

Aku memasukkan bukuku yang ada di dalam loker dengan tatapan yang aneh. Senyumanku ini tak luntur dari kemarin.

Setelah buku yang kubutuhkan masuk kedalam tas. Aku kembali menutup pintu loker kemudian berjalan menuju pintu kelas.

Saat aku di kelas, aku melirik Jungkook yang tengah menatapku juga sampai-sampai aku tertubruk meja guru.

Sesampainya di bangku aku masih dengan keadaan senyum merekah sambil memainkan ponselku.

Nayeoun tampak bingung ." Sara, kau kenapa ? ."

Aku hanya menoleh sekilas ." Tak apa. Aku baik ."

"Aku tahu kau baik jika senyuman itu ada. Sebenarnya, apa yang terjadi padamu ?. Bukankah kau marah kemarin ? ." Tanya Nayeoun.

"Sudahlah, kau tak akan mengerti. Nanti aku ceritakan istirahat pertama ."

Kringg!!

Nayeoun terkejut bukan main setelah mendengar cerita panjang yang ku ceritakan tadi. "Ja-jadi, d-dia me-menci-ummu ? ."

Aku mengangguk. " Ya, sebenarnya aku ingin memukulnya kemarin tapi ya sudahlah ."

"Ya ampun, ini moment terindah meskipun hanya kecupan sekilas ." Ujar Nayeoun.

"Kau ini. Moment yang indah seperti itu, huh ?. Aku sedikit terganggu ."

Nayeoun menggeleng." Tidak, Jungkook melakukannya karena ia mencintaimu ."

Aku menganga ." Apa benar ?."

Nayeoun mengangguk yakin. "Ya, kalau kau mau tahu. Akhir-akhir ini Jungkook selalu menanyakan semua hal tentangmu kepadaku. Sebenarnya, aku hanya menjawab pertanyaan beberapa karena kau belum sampai sebulan sekolah disini jadi aku belum sepenuhnya tahu semua tentangmu ."

"Benarkah ? ." Tanyaku memastikan.

Sungguh aku sangat senang, namun aku masih terlalu canggung. Apalagi kalau Jungkook langsung mengungkapnya langsung. Dan yang aku khawatirkan adalah bagaimana reaksi Jungkook saat tahu kalau aku ini sebenarnya adalah bintang dan bagaimana sedihnya saat Jungkook melihat diriku menjadi kepingan bintang lagi.

Aku juga mencintai Jungkook saat pertama kali aku melihatnya di minimarket.

Tapi, juga aku takut kalau ia tak menyukaiku karena aku mungkin tak akan selamanya hidup disini sampai aku terlahir secara permanen.

ⓔⓤⓟⓗⓞⓡⓘⓐ

Petang ini, dua orang gadis sedang duduk manis dikursi restoran.

Siapa lagi kalau bukan 2 sejoli, Can dan Lisa.

"Jadi, apa yang kau temukan tentang gadis itu ? ." Tanya Can.

"Sebenarnya, aku belum sepenuhnya mengetahui identitasnya ." Jawab Lisa.

"Tak apa. Katakan saja yang kau tahu ." Ujar Can.

Lisa mengangguk ." Gadis ini bernama Jeon Sara. Tepat sekali ia sekelas dengan Jungkook, kalau di lihat lihat ia sangat akrab dengan Jungkook sampai-sampai mereka selalu berlarian di koridor sekolah dan juga tertawa bersama. Jennie bilang ia murid baru yang pintar dalam segala pelajaran sampai-sampai kepala sekolah kita profesor Kim menobatkannya sebagai siswi baru terpintar ."

"Hmm... Pantas saja Jungkook akrab dengannya ." Duga Can.

Lisa mengerutkan keningnya ." Memang saat dulu kalian akrab, Jungkook menyukaimu dari kecerdesanmu ? ."

Can menatap Lisa malas ." Kau sedang menyindirku, huh ?. Aku tahu kalau aku agak macet dalam pelajaran tapi Jungkook menyukaiku dari kecantikanku. Tipe Jungkook itu adalah gadis yang sempurna soal kepribadian. Itu alasan Jungkook sangat akrab dengan gadis itu ."

"Hm... Aku rasa kau tak perlu melakukan ini. Bukannya aku mengecewakanmu tapi kau tak takut di penjara lagi, huh ?. Kau sudah hampir membunuh teman perempuan Jungkook hanya karena Jungkook mengajaknya untuk ke pesta ulang tahunnya. Sungguh tak waras ." Lisa berkata sambil menatap lekat sahabatnya.

"Aku tahu. Tapi, aku masih tak sudi kalau Jungkook mengakhiri hubungan kami ." Balas Can.

"Ya sudahlah terserah kau saja." Lisa bangkit dari duduknya ." Aku harus pergi ."

Can mengangguk ." Terimakasih. Hati-hati ."

ⓔⓤⓟⓗⓞⓡⓘⓐ

Jungkook menopang kepalanya di tangan kanannya sambil menatap ke arah tak ada tujuan.

Sementara Jimin dan Yoongi menatap bingung Jungkook yang sedari tadi tak bicara dan hanya terus tersenyum sesekali ia tertawa tanpa sebab.

Aneh.. 1 kata yang ada dipikiran Jimin dan Yoongi.

"Kau tahu, hyung. Senyuman Jungkook yang ini sangat aneh dibanding yang lain ." Ujar Jimin kepada Yoongi yang sedang melihat-lihat gambar yang baru saja ia ambil di kamera.

Yoongi memalingkan pandangannya lagi pada Jungkook." Kurasa kau benar ."

Jimin mendekati Jungkook kemudian menepak kening Jungkook. Namun, tak ada respon kesakitan apapun dari Jungkook. Biasanya Jungkook langsung marah ketika ada yang memukulnya.

"Coba lagi ." Perintah Yoongi.

Jimin menuruti perintah Yoongi kemudian tangannya kembali menepak kening Jungkook hingga keningnya memerah.

Tetapi, Jungkook masih dalam keadaan yang sama.

"Ah.. Aku tahu apa kelemahannya ." Jimin menggelitiki Jungkook dari kaki sampai leher.

Akhirnya, Jungkook tersadar. Matanya teralih ke Jimin yang sedang menggelitiki kaki Jungkook.

"Apa yang kau lakukan ? ." Tanya Jungkook.

Jimin membeku ditempat.

Sementara, Yoongi tertawa terpingkal-pingkal.

Jungkook menatap Yoongi ." Yoongi-hyung ?. Kapan kau kesini ?."

Jimin beralih menepak pantat Jungkook. " YAK!!. KAU YANG KENAPA, KAU DARI TADI MELAMUN SAMPAI YOONGI DATANG KESINI. DASAR !!!! ."

Jungkook kini merasa nyeri. "Awwwww... Kenapa kau ini ?."

"Kau baru sadar, huh ?. Lihatlah keningmu ." Ucap Jimin.

Jungkook berjalan ke arah cermin besarnya. " AHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH. KENING KOOKIE !!!!!!! ."

Yoongi menyikut Jimin ." Ini gara-garamu, hyung. Kau keterlaluan ."

"Apa salahku ?. Aku hanya ingin menyadarkannya supaya tak kemasukan setan ." Balas Jimin.

Jungkook kembali duduk di samping Jimin.

"Cepat minta maaf ." Bisik Yoongi kepada Jimin.

Jimin menghela nafas kalah." Sebenarnya, aku yang membuat keningmu menjadi merah tapi aku hanya ingin kau tak melamun terus ."

Jungkook menatap Jimin."Hmmm.... Tak apa, lainkali jangan lakukan itu. Awas saja ."

Jimin menghela nafas lega." Omong-omong, kenapa kau melamun, huh ?. Dan senyuman itu, aku belum pernah melihatnya ."

"Haha, kau mau tahu saja, hyung ." Jawab Jungkook kembali tersenyum.

Jimin menatap Yoongi." Kau lihat. Kurasa ada yang aneh ."

Yoongi mengiyakan ucapan Jimin." Tapi, Jungkook selalu memberitahu kita kalau ia punya kabar baik, bukan ? ."

Jimin mengangguk." Kau benar, hyung. Berarti hal yang membuat Jungkook seperti ini adalah hal yang paling indah di dalam hidupnya. Tapi, apa ?."

Yoongi mengedikkan bahunya.

"Kurasa dia mulai lagi ." Ucap Jimin setelah melihat Jungkook melamun lagi. " Apa aku harus melakukannya lagi ? ."

"Jangan lakukan itu ."

TBC•

Maaf cept ini pendek tapi voment ya 😉

EUPHORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang