7.Sad

23 3 2
                                    

Sara POV .

Aku menatap punggung Jungkook yang menjauh bersama para gadis itu. " Sudah aku duga kalau ia bukan Euphoriaku ."

Kringg.....

Bel istirahat pertama berbunyi.

Aku masih terdiam dan sesekali mengingat kejadian tadi .

"Sara, ayo kita kekantin. Aku dengar-dengar ada makanan baru disana . Sepertinya enak ." Ajak Nayeoun .

Aku menggeleng lemah. " Aku tak nafsu makan hari ini. Gara-gara kejadian tadi pagi rasanya aku tak mau kemana-mana ."

Mata Nayeoun membola. " M-mwo ?. Memang apa yang membuatmu menjadi begini ?. Cepat cerita ! ."

"Tak apa, aku hanya tak mau kemana-kemana saja ." Ucapku sembari meletakan kepalaku diatas meja . " Aku lelah. Maaf, tak bisa menemanimu kekantin ."

"Hm.. Baiklah, aku kekantin dulu, ne. Kalau kau butuh apa-apa telepon saja aku. ".

Aku mengangguk.

Nayeoun tersenyum tipis lalu berjalan keluar dari kelas.

Hening .

Saat kelas sepi begini, rasanya tenang.

"Kalau Jungkook punya pacar kenapa ia mendekati gadis lain ?. Seharusnya jangan begitu ." Gumamku.

Tapi, aku tak akan menyerah demi mencari Euphoria ku . Jika bukanlah Jungkook .

ⓔⓤⓟⓗⓞⓡⓘⓐ

Jungkook melempar bola tenis ketembok hingga memantul lagi sampai lebih dari 10 menit .

Ia masih teringat hal tadi pagi. Ia sungguh tak mau membuat Sara begitu tapi apa harus ia menyakiti fansnya ?.

" Jungkookie, kau ini kenapa ?. Kau dari tadi melamun dan melempar bola tenis itu . Apa soal si gadis mata uang itu, huh ?. "Kata Seokjin sedikit kesal oleh Jungkook .

Ya, Seokjin adalah salah satu sahabat nya sekaligus ketua kedua di Boy In Luv .

Jungkook menggeleng dengan tatapan kosong .

" Hah ??. Kalau bukan oleh gadis itu terus oleh siapa ?. " Tanya Seokjin .

"Dia bukan belahan jiwaku lagi ." Gumam Jungkook sedikit serak karena setelah kejadian tadi pagi, ia tak sedikit pun berbicara.

"M-MWO ???. " Kaget Seokjin. " Apa kau sehat ?. Baru minggu kemarin aku dengar kalau kau ini disuruh oleh gadis itu untuk membelikannya mobil . Dan kau mau saja disuruhnya ." Lanjutnya.

Jungkook menghela nafas kesal lalu terkekeh sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal . " Rasanya pantas tidak kalau aku memutuskan untuk putus dengan Can. Euh.. Maksudnya berakhir ."

Hening..

Seokjin tertawa terpingkal-pingkal namun Jungkook hanya terdiam menatap sahabat nya malas.

Setelah tawaan yang garing. Seokjin kembali duduk disamping Jungkook . " Apa benar ? ." Seokjin mengerutkan keningnya . " Jungkook yang kukenal dulu adalah orang yang paling gila yang pernah aku temui . Dia tak pernah menyerah untuk membuat senang gadis gila itu sampai-sampai nyawanya pun ia berikan ."

" Ne , aku memang gila. " Jungkook menghela nafas sembari kembali melempar bola tenis nya ketembok. " Tapi, hyung , keputusanku sudah bulat untuk mengakhiri hubunganku dengan Can ."

EUPHORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang