21. Boys

18 4 0
                                    

Jungkook melempar sebuah panah kecil ke tempat sasaran.

Tapi, ia hanya mengenai titik warna hijau.

"Haha, kau payah sekali tuan Jeon ." Ejek Jimin sambil melempar panah seperti yang Jungkook lakukan tapi Jimin berhasil mengenai tanda merah pada sasaran. Ia mendekati Jungkook dengan gaya sombongnya ." Kau lihat itu tuan Jeon, aku yang menang  ."

Jungkook menatap malas wajah Jimin." Itu hanya kebetulan saja, tuan Park. Kau baru saja mengenainya sekali sudah sombong begitu ."

Sementara, Seokjin dan Yoongi hanya menatap malas tingkah kedua sahabatnya yang memang tak akan ada perkelahian diantara mereka.

"Kau lihat Taehyung ?. Sedari tadi aku menghubunginya tapi ponselnya mati ." Ucap Seokjin kepada Yoongi yang tengah memantul-mantulkan bola basket ke tanah.

Yoongi menggeleng." Aku tak tahu sepertinya ia sedang meminum kopi di mall atau kedai. Itukan hobinya di hari libur mendadak begini ."

Seokjin mengangguk kemudian matanya teralih kembali ke kedua bocah yang sedang beradu ucapan." Yak!!. Kalian ini tak bisakah sehari saja aku tak melihat kalian bertengkar ? ."

Jimin menjambak rambut Jungkook ." DASAR KAU CURANG !! ."

Jungkook merisih kesakitan tapi ia malah membalasnya kepada Jimin.

Yoongi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah kekanak-kanakan mereka.

"Jimin dan Jungkook, pagi-pagi begini sudah- ." Yoongi tak menyelesaikan ucapannya saat seseorang muncul didepan mereka.

"Tae- taehyung ?." Seokjin membolak-balikkan kepala Taehyung ." Kenapa mukamu, huh ?. Kau habis berkelahi ? ."

Taehyung menepis tangan Seokjin dari kepalanya dengan kasar." Aku tak apa. Tenanglah, hanya luka lebam biasa. Nanti akan hilang sendiri ."

Jungkook dan Jimin yang tadinya bertengkar, sekarang mereka terdiam dan duduk di kursi kayu panjang bersama.

"Kau berkelahi dengan siapa, Tae ?. Biar aku tendang dia sampai ke mars ." Ucap Jimin.

Taehyung hanya menggeleng sambil tertawa kecil." Aku benar-benar baik. Tenanglah ."

"Jujur saja, hyung. Aku belum pernah melihatmu berkelahi sampai babak belur begini ." Ujar Jungkook sambil mendekati Taehyung.

Taehyung hanya menghela nafas malas ." Apa tak boleh aku berkelahi, huh ?. Untuk apa aku melatih ototku kalau aku tak menggunakannya, hmmm ? ."

Jungkook menepuk pelan pundak Taehyung." Kami hanya khawatir, Kim Taehyung. Hanya kau yang menurutku elit diantara kau dan Jimin ."

Jimin tersentak lalu berteriak ." YAK!!, KENAPA KAU BAWA-BAWA AKU, HUH ?. BEGINI PUN AKU TERKENAL DAN TAMPAN !!!."

"Ya, kau tampan dan terkenal tapi kau sedikit gila ." Jelas Jungkook dengan tawaan.

Sementara yang lainnya hanya tertawa melihat kedua sahabatnya yang memang kadang tak akur.

Setelah puas tertawa, Seokjin kembali menatap Taehyung." Ceritakan saja, Tae. Kami hanya penasaran bagaimana kau bisa seperti ini, kau kelihatan seperti ubi rebus."
Jungkook mengangguk menyetujui perkataan Seokjin." Benar apa yang dikatakannya. Pasti kami bisa memahaminya dan mungkin menolongmu."

Yoongi, Seokjin, Jimin mengangguk mengiyakan perkataan Jungkook.

Taehyung menghela nafas pasrah." Baiklah, aku turuti apa yang kalian mau, tuan, tuan ."

Keempat lelaki itu mulai merapatkan diri mereka di depan Taehyung dengan tatapan aneh mereka.

Sementara Taehyung terkekeh kecil kemudian memulai ceritanya.

EUPHORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang