Tape 8

66 17 1
                                    

Grie

Pertama, Grie memutuskan untuk pergi ketika tahu kalau cowok itu terlambat 10 menit.

Kedua, Grie memutuskan untuk menunggu karena siapa tahu mungkin cowok itu hanya tersesat atau bagaimana.

Ketiga, Grie memilih untuk berdiri di dekat tiang lampu sambil memainkan bel sepeda sekaligus mendengarkan lagu If You See Her, Say Hello.

Ibunya selalu mengajarkan Grie untuk bersabar. Karena tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, detik berjalan mirip semut-semut di trotoar, semuanya terlihat sama jadi tampak cepat.

Namun, Grie sudah hampir kehilangan kesabarannya saat sadar kalau dia sudah mendengarkan semua lagu dari kaset yang dibawanya, dia juga melihat pendar gelap dan jingga di langit, yang artinya malam akan tiba.

Grie membuka headphone, lalu menatap kejauhan selama beberapa saat. Cowok-cowok selalu mempermainkan segala sesuatu. Ruel selalu bilang kalau cowok gak bakal jadi bajingan kalau keadaan berjalan lancar dan nyaman. "Kalau aja rekan setimku main dengan bener di PUBG, aku gak bakal nyumpah-nyumpah kok." Itu contoh yang dia berikan, jadi Grie tidak mau memercayai cowok itu.

Selagi Grie memperhatikan awan-awan yang bergerak perlahan di langit, Grie melihat seseorang berlari di ujung jalan. Dia berlari sangat cepat sampai Grie mengira cowok itu memakai sepatu roda. Bayangan cowok itu jatuh di jalanan, dan bergerak mengikuti gerakannya. Tidak ada yang tahu bahwa bayangan bisa menjadi seindah itu hanya karena pemiliknya berlari dengan cepat.

Dia memakai seragam. Dan dia menuju ke arah Grie.

Wajahnya tidak terlalu terlihat karena cowok itu membelakangi secercah sinar matahari yang akan tenggelam, tapi dari matanya yang menyorotkan kehampaan itu, Grie bisa mengenalinya. Cowok itu sampai di depan Grie tanpa terengah-engah, tapi kaus yang terlihat dari balik seragamnya yang tidak dikancingi tampak menempel ke badannya karena keringat. "Man, jangan bilang kamu habis lomba lari maraton."

Grie sering mendengar Ruel menyebut temannya Man, dan itu terdengar keren. Untuk saat ini Grie ingin terlihat keren agar tidak terlalu kentara kalau dia menunggu cowok itu selama dua jam lebih. Ya, dua jam! Dia bahkan tidak pernah menunggui Ruel berlatih di lapangan basket sampai sejam.

"Sori," katanya.

Suaranya serak. Suara Ruel jernih.

Kenapa Ruel muncul terus sih di benak Grie?

"Oke, buat kali ini aja aku maafin." Grie berjalan mendekat pada sepedanya, "hai," lanjut Grie.

Cowok itu mengerutkan dahi, jadi Grie menjelaskan. "Hai, itu kata sapaan. Kita 'kan baru ketemu. Seharusnya setelah saling bilang 'hai' kita bakal kenalan, dan kita bakal bincang-bincang sebentar lalu kita jadi teman. Itu pengetahuan dasar untuk jadi teman orang lain."

Kali ini cowok itu mengerutkan bibir. Grie memutar bola matanya. "Aku Grie!"

"Kev."

Oh, ya benar, Kev.

"Jadi?" tanya Kev.

"Jadi, salam kenal. Aku membaca e-mail darimu, dan aku masih gak ngerti kenapa kamu lemparin aku bola." Grie bersandar di tiang lampu, menatap mata Kev yang seakan tak menatap matanya. "Asal kamu tahu saja, malam itu aku punya banyak rencana besar yang jadi gagal karena ulahmu. Kamu tahu pengertian berengsek di KBBI? Kacau sekali; tidak beres ; tidak becus. Dan kupikir kamu bukan berbuat berengsek, kamu sedang bertingkah keparat."

RekamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang