Kev
"Hah?" tanya Grie.
Aku merasakan otakku memelesat ke sudut yang paling hancur, sehingga aku menendangnya kembali ke tempatnya agar aku bisa mengatakan sesuatu. Tapi tidak ada yang keluar dari mulutku.
Cerita Grie seakan membuat otakku mencair, sehingga aku tidak bisa menendang otak itu.
Grie menatapku, dan karena aku tidak mengatakan apa pun, aku membalas tatapannya. "Kamu pernah bermain hal yang paling?"
Aku terkejut dengan caranya mengalihkan percakapan, dengan wajahnya yang terus berubah ekspresi setiap saat. Tadi dia tampak seperti cewek paling menderita sedunia, dan sekarang dia mirip cewek yang sudah menemukan hal yang paling diinginkannya. "Tidak."
"Jadi, kita menceritakan sesuatu yang paling sedih, bahagia, lucu, dan semacamnya, dan ceritanya yang paling tepat sasaran pada tema bisa dapat hadiah."
Aku memalingkan muka. Permainan konyol macam apa itu?
"Hadiahnya keren loh!" Grie menyentuh dasbor dan membuka lacinya. Di sana ada setumpuk kaset milik ibuku, yang berisi lagu-lagu paling jelek sedunia. "Wah, ada lagu-lagu bagus di sini. Kalau begitu, yang menang bisa memutar lagu yang diinginkan."
Aku tidak menjawab, dan malah berpikir untuk memutar kunci mobil lalu pergi dari sini secepatnya. Karena aku masih diam, Grie mengutak-atik pemutar kaset sampai lagu paling-parah-sedunia terdengar kemudian. Aku berusaha mematikannya, tapi Grie menahan tanganku, dan tanganku berusaha menahan tangannya, dan tangannya menepis tanganku, dan tanganku menepis tangannya, sampai akhirnya aku menyerah. "Mainkan saja permainan sialan itu."
Grie tersenyum puas, lalu mematikan lagu, aku bernapas lega. "Oke, ceritakan peristiwa paling bahagia yang pernah kamu alami." Grie mengangkat tangannya, "aku duluan."
Kakiku bergerak naik turun, otakku bergerak cukup keras untuk berkonsentrasi pada gerakan Grie. Dia berdeham. "Sewaktu aku merayakan ulang tahunku yang ke-13, Ibu memberikan hadiah liburan tiga hari ke pantai di luar kota. Kita menginap di hotel paling mahal yang ada di sekitar pantai, dan bermain di pantai seharian. Ayah dan aku bermain kejar-kejaran ombak, dan ibu menatap kami di tepi pantai, sesekali berteriak agar aku berhati-hati. Tapi kemudian Ayah ingin bermain voli bersama orang-orang di pantai, dan aku merasa bosan bermain sendirian, jadi aku mengajak ibu berlarian di pantai." Dia menatap ke mataku, tapi rasanya matanya tidak sedang berada di sana, seolah dia membiarkan dirinya terbang ke arah yang lain sambil berpegangan padaku. "Ibu mau, tentu saja. Dia berlari di belakangku, membantuku berdiri ketika jatuh, dan ... hal yang paling kuingat adalah saat ibu berlari ke arah pantai mengikutiku. Sewaktu aku berhenti berlari karena takut ombak, dia malah menyambutnya. Lalu dia berenang di lautan, dan kembali setelah beberapa saat dengan wajah paling bahagia yang pernah kulihat. Seolah ada seseorang di dalam lautan sana yang memberinya energi super bahagia itu." Grie menggaruk ujung bibirnya. "Kurasa hanya itu."
Aku teringat foto Grie di Instagram, mungkin kenangan di dalam foto itulah yang dia maksud. "Giliranmu," katanya.
Aku tidak bisa memikirkan hal yang paling membahagiakan dalam hidupku, karena rasanya semua hal itu melebur ke dalam semua ingatan buram lainnya, yang tertumpuk di tempat paling suram sehingga tidak bisa kukeluarkan. Tapi saat aku menatap mata Grie yang hitam pekat, aku teringat dengan karpet yang robek itu. "Saat kecil, aku pernah berlari mengitari meja selama berjam-jam sampai karpet di bawah meja membentuk lingkaran yang dalam. Untuk membuatku berhenti, Ayah merobek karpet itu dengan kasar, lalu membuangnya ke luar rumah. Sewaktu Ayah kembali dari membuang karpet itu, aku berjanji tidak akan pernah berlari di atas karpet lagi. Jadi sebagai gantinya, aku berlari mengitari rumah sampai malam. Ayah tidak menghentikanku, dia hanya memandangku berlari, dia tidak meneriakiku lagi. Ketika aku sudah lelah, Ayah memelukku dan meminta maaf karena telah merobek karpet itu. Dia bilang aku bisa berlari selama yang aku mau."

KAMU SEDANG MEMBACA
Rekam
Roman pour AdolescentsSemua orang tahu kalau Grie adalah cewek yang pintar, lucu, menawan, dan sangat memikat. Tapi, tidak ada yang tahu kalau Grie memiliki ketakutan yang sangat besar pada kematian. Semua orang tahu kalau Kev adalah cowok yang malas, bodoh, nakal, pemar...