Grie
Sorenya Grie langsung ke rumah Ruel untuk meminjam kamera. Ruel pengoleksi kamera digital, padahal dia tidak suka memotret atau merekam. Sepertinya itu salah satu caranya untuk menghabiskan uang ibunya.
Grie sudah di depan pintu rumah Ruel ketika sadar bahwa seharusnya dia tidak di sini. Mereka 'kan sudah putus!
Masa bodoh, dia sudah telanjur di sini.
Ruel membuka pintu sambil menggendong Nana di tangan kanan. "Gigi!" ujar Nana dengan imut. Grie langsung tertawa, dan menyentuh pipi Nana.
"Hei," kata Ruel.
Grie tersenyum. "Hai."
Ruel tampak ragu-ragu ketika menyuruh Grie masuk.
Rumah Ruel tampak berantakan, Grie sering masuk ke sini, dan inilah bentuk paling berantakan dari rumah Ruel. Aron melempar-lempar mainannya di lantai, tas Dafi di tengah-tengah pintu masuk, botol susu Nana yang hampir tumpah di sofa, dan baju-baju kotor berserakan di mana-mana.
"Maaf, berantakan. Bi Rahma sedang cuti." Ruel mengambil mainan yang Aron lemparkan, tapi Aron merebutnya dan melemparkannya lagi. "Aron, jangan begitukan mainanmu!"
Grie berjalan ke arah Aron, dan berjongkok di depannya. "Hai, Superman!"
Aron mengabaikannya. "Gigi punya sesuatu untukmu!" Grie langsung menunjukkan tangannya yang terkepal. Aron tampak tertarik.
"Apa?"
Nana ikut berteriak. "Nana uga mau!"
Ruel menurunkan Nana, dan anak itu langsung duduk di pangkuan Grie dan meremas-remas tangan Grie yang terkepal. "Akan Gigi kasih tahu kalau Aron rapikan mainannya."
"Ayon, rapi! Rapi!" Nana berteriak pada Aron, Grie tersenyum puas. Aron mau tidak mau berjalan untuk mengumpulkan mainannya dan menaruhnya di keranjang.
Ruel berjongkok di samping Grie. "Susah banget ngatur mereka."
"Ibumu ke mana?"
Ekspresi Ruel berubah muram. "Entahlah, tadi ditelepon seseorang dari kantor."
Grie mengangguk. "Nana udah minum susu?" tanyanya pada Ruel, tapi Nana yang menjawab.
"Gak enak!"
Ruel menatap Grie. Mereka saling bertatapan selama beberapa detik lalu tertawa.
"Abang Ruel yang bikin ya? Jadi gak enak?" Grie menggelitiki perut Nana, dan Nana langsung terkikik.
Saat Aron sudah menaruh semua mainannya di keranjang, Dafi turun dari tangga dengan piring di tangan. "Hai, bocah," sapa Grie.
Dafi mengabaikannya dan hanya menuju dapur. "Dafi masih makan di kamarnya?"
"He'eh."
Grie menatap Ruel yang mengambil keranjang mainan Aron dan membawanya ke ruangan lain. Aron menagih sesuatu yang akan diberikan Grie. Grie memberikan uang dua ribuan pada anak itu. "Uaaang!" pekik Nana. Aron tampak senang, dia berlarian mengitari rumah.
"Nana mau uang!"
Grie tertawa. "Minum susu dulu dong."
Nana merengut, tapi akhirnya mau juga. Grie mengambil botol susu di sofa, dan memberikannya pada Nana.
Ruel kembali dari ruang sebelah. "Akhirnya," katanya saat melihat Nana minum susu.
"Kapan Bi Rahma balik?"
"Minggu depan."
"Gak ada yang gantiin?"
"Ibu bilang dia bisa jaga mereka," jawab Ruel dengan lesu. Grie tahu kalau ibu Ruel tidak akan pernah punya waktu untuk menjaga mereka saat siang hari. "Omong-omong, kenapa kamu ke sini?"
Oh, benar. Grie hampir lupa dengan tujuannya. "Aku boleh minjem kamera digital gak?"
Ruel tersenyum. "Boleh kok. Dulu 'kan emang aku mau kasih ke kamu, tapi kamu gak mau."
"Soalnya waktu itu lagi gak butuh."
"Oh, sekarang butuh."
Grie memutar bola matanya. "Ya, sekarang lagi butuh banget Abang Ruel."
Ruel tergelak. "Bentar, aku ambil dulu."
Cowok itu langsung berlari ke atas. Aron menghampiri Grie setelahnya. Dan Dafi mengambil tasnya di dekat pintu. "Kalian balikan lagi?" tanya Dafi.
Grie terkejut. "Maksud-"
"Ruel cerita kok."
Grie meneguk ludah. "Kita masih temenan kok."
Dafi melewati Grie sambil memberikan tatapan kecewa. "Dia idiot bodoh."
Aron naik ke atas sofa dan tidur di pangkuan Grie, sedangkan Nana sudah setengah tertidur di pelukan cewek itu. Jantung Grie berdetak cepat. Apa dia terlalu egois? Menjadikan Ruel sebagai sasaran lisnya.
Ruel kembali dari atas dengan membawa kamera digital berwarna hitam. Grie menatap mata cowok itu. Mereka sudah saling kenal selama satu tahun, dan Grie yakin mata Ruel tidak pernah terlihat selelah itu.
Mereka bertatapan selama beberapa detik, sebelum Ruel tersenyum dan berkata, "Senang kamu bisa ke sini lagi."

KAMU SEDANG MEMBACA
Rekam
Teen FictionSemua orang tahu kalau Grie adalah cewek yang pintar, lucu, menawan, dan sangat memikat. Tapi, tidak ada yang tahu kalau Grie memiliki ketakutan yang sangat besar pada kematian. Semua orang tahu kalau Kev adalah cowok yang malas, bodoh, nakal, pemar...