Queen Kaonashi
*Author POV*
Setelah kehebohan pagi ini, sekolah mulai kembali ke kondisi normal, tenang. Seorang gadis berjalan menyusuri koridor sendirian. Ia memakai jaket hitam ber-hoodie menutupi rambut pendek sebahunya. Tas ransel hitam juga terlihat di punggung gadis itu beserta sebuah gantungan kunci tergantung di bagian depan.
Setiap ia berpapasan dengan murid lain, mereka menoleh dan memandang mengikuti ke arah gadis itu pergi. Aura dingin terpancar pada gadis itu sampai ia berhenti di kantin, terlihat senyuman lebar di bibirnya, mengubah suasana dingin menjadi hangat kembali.
"Paman, boleh aku beli rotinya? sepertinya enak", tanya gadis itu pada salah satu penjual. "Oh, tentu boleh. Eh, tapi aku belum pernah melihatmu. Kamu siswi baru ya?", penjual memperhatilan gadis itu.
"Hehe, selamat pagi. Aku murid baru di kelas 1. Jadi bagaimana aku membeli rotimu Paman?" lanjutnya. "Oh, tidak perlu. Karena kau murid baru, kau bisa mengambil satu. Anggap saja itu hadiah sambutan untukmu. Nanti kalau sudah punya kartu kantin, silahkan belilah rotiku ya." pinta penjual roti pada gadis ini.
"Wah, benarkah ini? Terima kasih Paman. Setelah aku punya kartu kantin, aku akan kembali lagi. Ngomong-ngomong perkenalkan namaku Miyawaki Sakura, kau bisa memanggilku Sakura", Sakura mengulurkan tangannya untuk bersalaman dan penjual roti pun membalas menyalaminya sambil mengatakan "Wah, kau dari Jepang ya. Bahasa Koreamu bagus sekali". "Ibuku orang korea. Jadi aku sudah terbiasa berbahasa korea Paman".
Sakura segera melanjutkan perjalanannya sambil memegangi roti yang baru saja ia dapatkan sebagai hadiah sambutan untuknya. Sekarang Sakura berjalan dengan semangat menuju ruang guru. Ia mau bertemu dengan Kepala Sekolah dan guru kelasnya yang baru.
Sakura tiba di depan pintu ruang guru, ia mengetuk pintu dan mendengar seseorang memersilahkan dirinya untuk masuk. Sakura membuka pintu dan memperkenalkan dirinya kepada guru-guru yang ia temui.
"Selamat pagi, nama saya Miyawaki Sakura, saya murid pindahan dari Jepang yang masuk hari ini. Salam kenal", jelasnya dengan bersemangat sambil memegangi roti miliknya.
"Oh, Sakura ya. Perkenalkan saya Ibu Jang, Kepala Sekolah di sini. Silahkan ikut saya ke kantor", jawab Kepala Sekolah. "Baik Bu", Sakura mengikuti Ibu Jang ke dalam kantornya.
"Ibu Ahn, bisakah kau ke ruanganku sekarang." kata Bu Jang sambil memegang gagang telepon setibanya mereka di kantor Kepala Sekolah. Sakura bingung siapa yang dihubungi, namun menurutnya mungkin itu wali kelasnya.
Pintu di ketuk dan masuklah wanita cantik seumuran ibunya dengan rambut pendek, mengingatkannya dengan Cheetah seorang Rapper terkenal di Korea.
"Ada apa Ibu Jang" kata wanita itu."Kenalkan Bu Ahn, ini Sakura. Murid yang mengikuti tes untuk pindah ke sini. Sakura, perkenalkan dirimu" kata Ibu Jang meminta Sakura berkenalan.
"Selamat pagi Bu Ahn, saya Miyawaki Sakura. Salam kenal, semoga saya tidak merepotkan Anda selama bersekolah di sini" ucap Sakura.
Sang guru yang disapa tersenyum, "Cantiknya" batin Sakura. "Hi, Sakura, salam kenal. Wah bahasa Koreamu bagus ya. Apakah kau sudah sering ke Korea? Apa di sekolah lamamu kau belajar bahasa Korea?" tanya Bu Ahn.
Sakura tersenyum mendengar pertanyaan itu, "Tidak bu, Ibu saya orang Korea jadi saya terbiasa berbicara dengan bahasa Korea" jawabnya menjelaskan. "Oh maafkan saya kalau pertanyaan saya menyinggungmu", "Tidak apa-apa bu. Itu hal biasa", balas Sakura sambil tersenyum.
"Jadi Bu Ahn, seperti yang sudah saya jelaskan,Sakura akan masuk di kelasmu mulai hari ini, kelas 10-3. Tolong bantu dia, bukankah hasil ujiannya sangat memuaskan dan membanggakan untuk sekolah kita?", "Tentu saja Bu, itu nilai terbagus yang pernah saya lihat", jawab Ibu Ahn merespon pernyataan Bu kepsek.
"Ayo Sakura, ikut denganku, sebentar lagi sudah waktunya bel masuk kelas berbunyi. Ayo ku ajak berkenalan dengan teman-temanmu yang baru". Sakura mengangguk dan menunduk ke Ibu Jang untuk permisi mengikuti Ibu Ahn.
"Semangat belajar Sakura" seru Ibu Jang sambil mengepalkan kedua tangannya.
Sakura mengikuti Ibu Ahn sampai ke kelas. Ibu Ahn berhenti sejenak di depan pintu kelas 10-3 dan memperhatikan Sakura. Sakura bingung, kenapa tiba-tiba bu Ahn berhenti sebelum masuk.
"Sakura, apa kau tidak akan memasukkan rotimu? Kita sudah mau masuk kelas? Apakah kau lapar" tanya Bu Ahn.
Sakura baru sadar bahwa daritadi ia hanya memegangi rotinya. Ia lupa kalau tadi ia ingin memakannya. Namun, karena terlalu asik menyapa guru dan kepala sekolah, ia sampai lupa memakannya. Sakura segera membuka tas dan memasukkan roti itu ke dalam tasnya.
"Maaf Bu Ahn, Saya lupa ingin memakannya tadi" jawab Sakura dengan datar. Bu Ahn kaget dengan respon Sakura, bukankah tadi Sakura begitu ceria.
"Sa....", bel berbunyi, Bu Ahn tidak sempat bertanya pada Sakura mengapa ia tiba-tiba berbeda. Padahal Bu Ahn sedang khawatir, ia khawatir Sakura lapar atau gugup.
Bu Ahn masuk ke dalam kelas diikuti oleh Sakura di belakangnya. "Anak-anak, apakah kalian ingat bahwa kita mendapatkan teman baru", "Iya, bu" jawab seluruh murid di kelas baru Sakura.
"Wah, cantik sekali" terdengar suara lirih dari seluruh murid mengagumi Sakura.
"Sakura, silahkan perkenalkan dirimu" bisik bu Ahn. Sakura mengangguk lemas, "Selamat pagi, nama saya Sakura. Salam kenal" jawabnya datar. Semua orang di kelas, termasuk Bu Ahn kaget dengab respon Sakura yang kaku.
"Brr, aku merinding. Apakah ia memang dingin seperti itu?", siswa mulai heboh berbisik melihat cara Sakura memperkenalkan dirinya. Bu Ahn yang masih kaget, mencoba menenangkan dirinya dan mendekati Sakura untuk bertanya.
"Sakura, apakah kau sakit atau gugup? Apakah kau lapar? Kau boleh memakan rotimu kalau kau mau.
Sakura tersenyum seketika ketika mendengar Bu Ahn mengatakan 'Roti' dan segera mengambil rotinya. Seluruh kelas kembali riuh, bagaimana gadis di depan mereka berubah total setelah melihat roti.
Sakura yang menyadari hal itu segera menjelaskan apa yang terjadi, "Maaf teman-teman, Aku memiliki keunikan dengan makanan. Aku terlalu senang jika melihat makanan. Maaf jika kesan pertamaku tidak menyenangkan".
Seluruh kelas tersenyum, "Sakura lucu", "Imutnya" pikir teman-teman se kelas dan Bu Ahn. "Kalau begitu kau boleh membawa makanan jika kau mau, sepertinya kau lebih terlihat sehat dan imut ketika memegangi makanan" celetuk salah satu siswa, yang selanjutnya ia ketahui sebagai Jihoon teman sebangkunya.
Bu Ahn sendiri tersenyum di mejanya, baru kali ini ia menemukan murid seperti ini selama 5 tahun karir mengajarnya.
"Oh, Sakura, apa itu yang menggantung di tasmu?" tanya Jihoon ketika melihat Sakura melepaskan tas miliknya.
"Oh, Kaonashi" jawab Sakura. Jihoon merasa familiar dengan nama itu dan mencoba mencari di internet (tentu saja saat itu sudah tidak ada guru di kelas). Jihoon mengetik 'Kaonashi' dan ingat sesuatu, "Ah, hantu itu bukankah sepertimu Sakura. Kau tahu, hantu yang bersemangat ketika makan. Aku pernah menontonnya".
Sakura tersenyum sambil melihat gantungan miliknya, "Ia, ini diriku yang lain" jawabnya. Setelah itu, seluruh kelas 10 di sekolah itu membicarakan Sakura dan menjulukinya dengan sebutan 'Queen Kaonashi'
-----------------------------------------
Bagaimana menurut kalian? bantu voment ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Kaonashi (Season 1)
FanficKang Daniel, siswa populer di SMA Negeri Busan, merasa gagal menjadi populer ketika ia bertemu si "Kaonashi".