CLOSE TO YOU
Daniel, maafkan...^^ Eomma dan Eunbi pergi ke Jimjilbang dan menginap di sini. Tolong jaga rumah ya. Urus makananmu sendiri dan jaga Sakura baik-baik. Besok pagi Kami pulang. Bye~ Love you Uri Adeul ❤️Wajah Sakura tampak pucat setelah membaca pesan itu. Daniel khawatir dan berpikir keras respon apa yang harus ia berikan agar Sakura tidak merasa tidak nyaman dengannya.
"Hmm.. Kau sudah membacanya, kan? Emm, aku akan keluar sebentar untuk membeli makan malam. Tunggulah di rumah." Ucap Daniel, lalu mengambil handphone-nya dan segera turun ke lantai bawah.
"Daniel-ssi, tunggu." Langkah Daniel terhenti saat Sakura memanggilnya. Daniel membalikkan badan menghadap Sakura yang sedang berjalan mendekat.
"Tidak perlu beli makanan. Maksudku, aku lihat di kulkas masih ada bahan makanan. Hmm, kalau buat bimbimbap saja bagaimana? Aku tidak suka takut sendirian di rumah." Sakura menunduk sambil memainkan jari-jarinya.
Gadis ini benar-benar gugup tapi ia memang sangat takut sendirian. Di rumahnya dulu saja ia tidak mau, apalagi di rumah yang bukan rumahnya ini.
"Oh, baiklah. Aku pintar membuatnya. Kau tunggu saja di kamar, akan ku panggil kalau sudah selesai" Ucap Daniel.
"Tenanglah, aku tidak akan keluar rumah jika itu membuatmu merasa lebih aman" Lanjutnya kemudian setelah melihat wajah ragu Sakura yang berdiri di depannya.
"Terima kasih" Sakura menunduk lalu berbalik masuk ke dalam kamarnya. Untuk saat ini, akan lebih baik jika ia berada di kamar.
Daniel sendiri sengaja meminta Sakura tetap di kamar. Hal itu akan membuatnya tidak terlalu cemas dengan situasi saat ini. Daniel segera turun ke bawah dan menuju dapur.
Bimbimbap adalah makanan termudah yang dapat Daniel buat dimanapun, bahkan saat ia harus kamping dengan teman-teman sekalasnya. Ia hanya perlu kimchi, ham, sosis, dan potongan-potongan sayur yang Eomma simpan di kulkas.
Daniel hanya perlu memasak beberapa bahan mentah, menanak nasi, lalu mencampur semua bahan bersama-sama dalam mangkuk besi besar.
Jam sudah menunjukkan pukul 6 malam. Bimbimbap Daniel sudah siap. Daniel menyiapkan dan menyusun alat makan di meja makan, sama seperti yang Sakura lakukan tadi. Anggap saja ini tanda maafnya karena telah membuat Sakura tidak nyaman.
Sakura sendiri sedang memegang handphone miliknya sambil mengomel kenapa Eunbi Eonni tidak mengabarinya sama sekali. Bukankah Eunbi Eonni selali menghubunginya, bahkan saat ia masih di Jepang dulu. Tak terhitung berapa chat yang di kirim oleh Eonninya ini yang isinya sekedar menanyakan kapan ia ke Korea, sudah makan atau belum, atau bercerita aktivitasnya hari itu.
Sakura tidak mungkin mengirim pesan, mana mungkin Eonni membawa handphone masuk jimjilbang. Ia pasti sudah menyimpannya di loker, jadi akan sia-sia saja jika Sakura mengirim pesan agar Eomma dan Eunbi Eonni segera pulang.
"Sakura.. Sakura.. Turunlah, makanan sudah siap" Sakura mendengar suara Daniel memanggil namanya. Jantungnya kembali berdetak. Baru kali ini Daniel memanggil namanya dengan suara lantang. Selama ini, ia selalu menjaga jarak, bahkan tidak pernah sekalipun menyebut nama Sakura dengan jelas.
Sakura membuka pintu kamar dan menuruni tangga menuju dapur di lantai satu rumah itu. Saat langkah kakinya mulai melangkah menuruni tangga, Ia melihat Daniel di sana. Daniel juga terlihat akan menaiki tangga, namun terhenti ketika melihat Sakura di sana.
"Aku kira kau tidak mendengarkanku. Aku baru saja ingin ke atas untuk memanggilmu. Ayo makan, sudah kusiapkan di meja makan" Ucap Daniel, terlihat senyum ramah di wajahnya. Sakura segera menunduk menghidari senyuman Daniel. Kenapa ia tersenyum seperti itu, pikir Sakura salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Kaonashi (Season 1)
FanficKang Daniel, siswa populer di SMA Negeri Busan, merasa gagal menjadi populer ketika ia bertemu si "Kaonashi".