Chapter 20

130 19 0
                                    

PAHAM

Daniel terbangun tiba-tiba, sedikit kaget tepatnya, namun tidak ingat apa yang membuatnya kaget dan terbangun. Tangannya mencari handphone yang semalam ia letakkan di dekat laci tempat tidur. Setelah mendapatkan yang ia cari, Daniel mencoba melihat layar pada handphone-nya.

"Masih jam 6 pagi. Aku masih ingin tidur lagi." Ucapnya sambil menggeliat di atas kasur. Daniel mencoba menutup mata untuk tidur, tapi tidak berhasil

Terpaksa ia bangkit dari tempat tidurnya, membuka pintu kamar, dan berjalan menuruni lantai untuk mengambil air minum di dapur.

Di dapur, Daniel mengambil gelas yang di susun terbalik di meja makan dan berjalan menuju kulkas. Ia akan meraih gagang pintu kulkas, namun matanya tiba-tiba tertuju pada sebuah memo yang tertempel di sana.

Kami pergi sebentar untuk belanja. Tolong jaga rumah ya. Kalau ingin sarapan, sudah Eomma siapkan di bawah tudung saji. Bye~ ^^

"Hmm, baiklah. Hanya menjaga rumah sebentar saja kan. Lagipula aku tidak bisa membantu apa-apa kalau ketiganya pergi bersama" Pikir Daniel lalu melanjutkan mengambil minum.

Kring! Kring!!

Terdengar suara telepon dari ruang keluarga. Daniel meletakkan gelas yang sudah kosong dan bergegas mengangkat telepon sebelum deringnya berhenti.

"Halo..." Ucapnya setelah mengangkat teleponnya.

"Oh, Daniel. Apa Eomma-mu ada??" Tanya suara di seberang.

"Hmm.. dia hilang" Jawab Daniel dingin.

"Ya! Bagaimana Eomma-mu bisa hilang. Kemana perginya istriku itu? Hei yang benar Kang Daniel." Kang Gary, Ayah Daniel yang menelpon. Tentu saja Daniel menggodanya.

"Eomma pergi Aboeji. Saat aku bangun, Eomma sudah tidak di rumah, jadi hanya aku sendiri di sini. Apa kau masih perlu mencari Eomma?" Jawab Daniel menyudahi gurauannya pada Aboeji-nya yang sudah panik karena istri tercintanya hilang.

"Aish, stress! Kau mencoba menggodaku lagi ya!" Jawabnya jengkel karena godaan sang anak laki-lakinya.

"Maaf, ngomong-ngomong, kenapa Aboeji telepon jam segini? Kangen Eomma?" Tanya Daniel, meskipun ia tahu apa yang akan Aboeji-nya jawab.

"Tentu saja. Perlu kuteriakan sekarang. Hahaha" Lihat, benar kan? Pikir Daniel.

"Eomma tidak ada, Aboeji telpon saja langsung ke Eomma" Jawab Daniel santai.

"Hahahaha.... Maaf-maaf. Kau menggodaku jadi aku balas menggoda. Hahaha. Oh, iya, kau bisa membantu Aboeji-mu ini tidak? Aku membutuhkan beberapa baju, tidak jadi pulang hari ini. Ada tambahan kerjaan di sini. Boleh kan?" Pinta Aboeji.

"Hmm, berapa keuntungan yang kurapat dari membantumu?" Jawab Daniel iseng.

"Hahaha, oke oke. Baju apa yang kau butuhkan? Hanya baju atau apa, nanti kusiapkan. Bagaimana aku mengirimnya?" Daniel melanjutkan sebelum ia mendengar ledakan kemarahan dari Aboeji-nya.

"Ah, kau ini. Oke, bawakan aku 3 kemeja yang Eomma gantung di lemari, 2 kaos, dan celana kain berwarna hitam. Usahakan pilih yang paling atas atau paling kanan, karena Eommamu selalu menyusun paling bagus di urutan teratas atau paling kanan. Kirim saja lewat paket, nanti Aku chat alamatnya. Thanks My Big Boy!" Ucap Aboeji mengakhiri telponnya.

"Arrgh, sampai kapan kau menganggapku anak kecilmu." Omel Daniel yang direspon dengan tawa dari Aboeji-nya.

Telepon benar-benar di tutup sekarang, Daniel bergegas ke kamar orangtuanya mencari pesana Aboeji. Daniel melipat dan meletakkannya pada tas kertas bewarna coklat lalu membungkusnya lagi dengan plastik khusus. Ia tidak lupa menuliskan alamat pada secarik kertas dan menempelkannya pada paket tersebut.

My Kaonashi (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang