Natalie

4.9K 351 53
                                    

"Jennie..." Raja Zarel memanggil putri semata wayangnya yang melewatinya begitu saja saat ia sedang berada di ruang makan.

Jennie menoleh sesaat kemudian ia kembali berjalan namun ia ingat ia tidak boleh bersikap seperti itu kepada ayahnya sendiri, dengan berat hati Jennie berbelok arah menuju meja makan tempat ayahnya duduk.

Jennie duduk di kursi paling ujung meja makan yang berhadapan langsung dengan ayahnya, kebetulan meja makannya sangat panjang jadi mereka bertatapan namun saling jauh.

"Bisakah kau tidak menjauh dari ayah?!" Ucap Zarel dengan nada sedikit kesal melihat tingkah Jennie.

Jennie tak menjawab namun ia berpindah tempat ke kursi samping kiri ayahnya dengan wajah yang kusut.

"Jennie, bisakah kau melihat ayah!"

Jennie kembali menuruti permintaan sang ayah, menatap ayahnya dengan wajah malasnya.

"Jennie, bisakah kau tidak menatap ayah seperti itu!" Tutur Raja Zarel melihat tatapan Jennie yang begitu menyebalkan.

Ck, sebenarnya apa mau ayahnya ini membuat Jennie kesal saja -_- tanpa babibu Raja Zarel kembali berbicara

"Jennie, bisa–—"

Namun naas dengan lekas Jennie memotong ucapan sang ayah yang lama-kelamaan semakin membuatnya kesal.

"Ayah, bisakah kau tidak menyuruhku melakukan hal kecil konyol seperti ini?!" Tutur Jennie dengan nada sedikit menaik, baiklah katakan dia kurang ajar memang itu hal yang kurang ajar namun Jennie tidak dapat menahan rasa kesalnya kepada ayahnya.

Terlihat Raja Zarel tengah mengehembuskan napas lelahnya meski sebenarnya Vampire tak bernapas.

"Baiklah, maafkan ayah kalau begitu." Ucap Raja Zarel menatap Jennie namun Jennie malah menatap ke arah lain.

"Jennie..." panggil Raja Zarel pelan membuat Jennie menghembuskan napas kasar kemudian menoleh menatap ayahnya.

"Iya ayah.." ucap Jennie seraya tersenyum namun bukan senyum tulus melainkan senyum terpaksa sungguh itu fake smile yang sangat menyebalkan di mata Zarel.

"Ayah ingin memperkenalkanmu dengan calon ibu barumu." Ucap Zarel setelahnya dengan sangat pelan dan sangat berhati-hati takut bila Jennie kambali memanas.

"Calon istri ayah! Aku tidak akan pernah mempunyai ibu baru kecuali ibuku!" Ujar Jennie sedikit membentak ayahnya, kan benar pelan-pelan saja sudah seperti ini jawaban dari Jennie bagaimana jika tidak entah mungkin meja yang ada di depannya telah hancur akibat amukannya. Sangat di takutkan :(

"Baiklah-baiklah, terserah kau saja." Ucap Raja Zarel terlihat sedang memperbaiki letak secangkir teh yang berada di depannya.

Pahami lah teh bagi para Vampire bukanlah teh yang di minum oleh manusia melainkan teh dari darah hewan segar itulah asli dari sebutan teh itu.

"Hm, jadi? Bagaimana wanita itu, apa dia lebih cantik dari ibu?" Tanya Jennie berbasa-basi dan itu malah membuat ayahnya takut karena jika Jennie sudah bertingkah vseperti itu pasti akan ada hal tidak mengenakkan yang akan terjadi.

"Kau dapat menilainya sendiri nanti." Ucap Raja Zarel menatap Jennie seraya mengeriyit ketika melihat ekspresi Jennie yang tersenyum penuh arti dan itu sukses membuat Raja Zarel merinding.

"Jennie, jangan berbuat hal yang aneh! Ayah minta itu kepadamu." Ucap Raja Zarel memperingati.

"Aku tidak janji." Ucap Jannie seraya mencium pipi kiri ayahnya kemudian pergi meninggalkan ayahnya yang menggeleng akan tingkah putri semata wayangnya.

"Semoga ia tidak berbuat hal-hal yang dapat memalukan Natalie nantinya." Ucap Raja Zarel seraya menatap langit-langit istananya.

•Skip~

"Aku harus apa?! Ini membosankan! Sungguh." Gumam Jennie yang sekarang sedang berbaring di atas kasurnya yang empuk.

Setelah lelah bergulat di kasur akhirnya Jennie bangun dari kasur empuknya menuju ruang bawah karena ia mendengar seseorang tengah berbicara kepada ayahnya.

Jennie melesat dengan cepat hingga belum sampai lima detik ia sudah berapa di bawah di balik tembok mengintip sang ayah yang berbicara dengan seorang wanita muda yang lumayan cantik hanya lumayan ingat itu.

"Jennie..." panggil Zarel mengetahui keberadaan anaknya yang tengah mengintip di balik tembok.

"Sial..." umpat Jennie kemudian menampakan dirinya di depan ayahnya dan wanita yang bersama ayahnya.

"Jennie, mengumpat tidak baik untuk kesehatan." Ucap Zarel tidak nyambung membuat Jennie menghentakkan kakinya berjalan menuju sofa untuk satu orang yang berhadapan dengan Raja sekaligus ayahnya.

"Perkenalkan ini putriku, Jennie Dawson." Ucap Zarel.

"Hai Jennie, perkenalkan aku Natalie. Senang dapat bertemu denganmu." Ucap wanita bernama Natalie seraya mengulurkan tangan namun naas Jennie sedang tidak mood kali ini jadi ia hanya menatap tangan wanita itu terus tersenyum simple dan kembali mengubah ekspresi wajahnya dengan datar.

"Jennie." Ucap Jennie singkat hanya satu kata yaitu namanya -_-

Membuat Zarel selaku ayah Jennie menggaruk tekuknya yang tak gatal menahan malu akibat kelakuan putrinya itu.

"Maafkan dia Natalie, dia orangnya memang seperti itu."

"Tak apa Zarel, aku mengerti ia masih muda."

Jennie yang mendengar ayahnya di sebut hanya dengan nama pun melotot tidak terima, memangnya siapa dia berani memanggil ayahnya dengan sebutan hanya nama, yang boleh menyebut seperti itu hanya ibunya. Ibunya!.

"Hei beran—"

"Em, Natalie ku rasa pertemuan ini cukup. Aku juga haru pergi untuk menemui rekan-rekanku yang akan mempersiapkan pesta." Potong Zarel dengan cepat sebelum sumpah serapah keluar dari mulut pedas Jennie.

Kesal!

Hanya itu perasaan yang di rasakan oleh Jennie sekarang.

"Baiklah aku harus pamit pulang dulu, Jennie aku permisi dulu." Ucap Natalie ramah namun kejadian naas kembali terulang.

"Ya sudah pulang sana!" Ucap Jennie kemudian pergi meninggalkan ayahnya dan Natalie yang notabennya adalah calon istri ayahnya.

"Jennie! Kau in—––"

"Sudah tak masalah, ia masih belum menerimanya. Kau tenanglah, nanti juga dia akan terbiasa." Ucap Natalie menenangkan Zarel seraya mengelus lengan kekar milik Zarel dan di balas sebuah senyuman manis dari Zarel, ia memang tak salah memilih. Setelahnya Natalie segera pergi kembali ke wilayah barat karena ia adalah Vampire dari wilayah barat dan letak kerajaan ini berada di utara hingga Natalie harus melakukan perjalanan jauj hingga sampai kembali ke wilayahnya.

~~

Jennie tengah berada di kamarnya yang berhamburan bak kapal pecah bukan sering kamarnya seperti ini melainkan baru kali ini kamarnya berbentuk seperti ini dan hal itu terjadi akibat kekesalannya terhadap ayahnya sekaligus perempuan yang akan menjadi istri baru ayahnya yang membuatnya sangat kesal apa lagi di saat Natalie berbicara kepada ayahnya seraya mengelus tangan ayahnya ia sungguh tidak terima akan hal itu. Karena hanya ibunya lah yang boleh melakukan hal itu pada ayahnya namun sekarang ada wanita lain yang menggantikannya sungguh itu sangat berat bagi Jennie.

"Terbiasa? Yang benar saja. Aku tidak akan pernah menerima dia sebagai ibuku! Ish menyebalkan sekali, arkghhh aku kesal." Ucap Jennie mengingat kata-kata Natalie barusan dan keluarlah sumpah serapah dari mulut pedas Jennie begitu saja dan tidak hanya itu bahkan bermacam-macam hewan di kebun binatang saja telah ia sebutkan semua, namun perasaan kesal yang melanda hatinya masih belum hilang saja.

Jalan satu-satunya hanyalah satu yaitu berburu ke hutan.

Tanpa ancang-ancang Jennie segera melompat dari jendela kamarnya yang terbilang cukup tinggi kemudian ia segera melesat menuju hutan blantara di belakang istananya untuk berburu sekaligus menghilangkan rasa bosan yang melanda dirinya.

  ———————————————

Vote + Comment!

Immortal || BP ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang