Author's pov
Shain kini duduk dengan tenang di kursi taman seraya memandangi pemandangan yang tersedia seperti bunga-bunga serta tanaman hias yang mana memunculkan perasaan nyaman.
Lama-kelamaan pandangan Shain berubah menjadi tatapan kosong, ia berkelana dengan pikirannya hingga menerawang jauh.
Menjelang petang menghampiri Shain masih berada ditempat yang sama dan hanya ia seorang ditemani rintik hujan yang mulai turun perlahan mengenai tubuhnya.
Rintik hujan yang semula sedang kini berubah menjadi deras.
Shain sangat menyukai ini, ia merindukan momen dimana hujan membawa kenangan indah yang ia miliki.
Shain menengadahkan wajahnya dengan mata terpejam menikmati sensasi dingin dan menenangkan.
Tiba-tiba air hujan yang ia nikmati tak dapat Shain rasakan.
Shain sontak mengerutkan dahinya bingung lalu membuka kelopak matanya.
Tak disangka saat membuka mata pertama kali yang Shain lihat adalah wajah cantik Elsya yang masih pucat.
Elsya tengah berdiri memayungi Shain.
"Kenapa kau kemari?" tanya Shain
Beruntung Shain hanya sedikit basah karena Elsya sudah memayunginya.
Elsya sontak mendengus kesal menatap Shain tajam. "Aku mencarimu dari tadi Shain"
Shain lalu bangkit dari duduknya membuat Elsya dengan otomatis sedikit menengadahkan wajahnya karena Shain lebih tinggi.
Jarak keduanya kini begitu dekat dengan tatapan yang sulit dijelaskan dibawah payung.
"Lihat keadaanmu sekarang.. kenapa harus mencariku?"
Elsya berdecak kesal dengan kalimat Shain yang seolah sedang memarahinya meskipun dengan nada datar seperti biasanya. "Aku mengkhawatirkanmu Shain!" balas Elsya yang tak bisa lagi menahan kekesalannya. "Apa salah jika aku juga mengekhawatirkan keadaanmu?" tanya Elsya menambahkan dengan tatapan nyalangnya
Suasana hati Elsya kini sedang memburuk.
Elsya merasa jengkel dengan sifat diktator Shain yang terkesan seenaknya itu dan tak bisa dibantah, sosok dingin itu membuat Elsya dibawah kendalinya.
Shain menghembuskan nafasnya perlahan merasa bersalah. "Tidak" jawab Shain. "Baiklah aku minta maaf" tambah Shain terdengar tulus
Elsya memecahkan sejarah, ia perempuan yang berani memarahi Shain untuk pertama kalinya.
Shain sadar jika sudah seharusnya ia meminta maaf, dan ia tak ingin berdebat lebih lanjut.
Elsya dengan mudahnya membuat Shain mengalah.
Sebentar Elsya terdiam untuk mengendalikan diri karena emosinya yang sedang meluap-luap itu, ia menghembuskan nafasnya perlahan berharap emosinya segera mereda. "Dasar manusia dingin" gumam Elsya namun masih bisa Shain dengar
Shain dengan jelas mendengar kalimat umpatan dari mulut Elsya barusan.
Hawa dingin tiba-tiba menjalar pada tubuh Elsya membuat tubuhnya menggigil.
Shain yang melihat perubahan gesture dan ekspresi raut wajah Elsya berubah, ia seketika khawatir.
Perlahan tubuh Elsya melemas, kaki Elsya tak bisa menopang lagi tubuhnya.
Wajah Shain dihadapannya perlahan mengabur.
Elsya luruh, tanpa disadari ia kehilangan keseimbangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny Gxg ✔
Storie d'amoreCinta bisa meleburkan sosok yang dingin menjadi hangat, menghilangkan kehampaan serta menuntunmu ke jalan kebahagiaan. Jika sebaliknya, maka itu bukanlah cinta.