Heat up

13K 856 10
                                    

Author's pov

Pagi ini Shain sudah rapi dengan pakaian formalnya untuk bersiap pergi ke kantor seperti biasa.

Tiba-tiba ponsel Shain berbunyi pertanda pesan masuk.

Shain lalu mengambil ponselnya untuk melihat siapa yang mengiriminya pesan sepagi ini.

Valerie:

Saya sudah menyiapkan kontrak kerja samanya dan sudah bisa segera kita tandatangani, tentunya setelah kita mendapatkan modelnya.

Setelah mengetahui isi pesan tersebut Shain kembali menyimpan ponselnya.

Shain bergegas meninggalkan apartemennya, memacukan mobilnya memecah jalanan kota pada pagi ini yang masih terasa lenggang.

Sampai dikantornya Shain bergegas menuju ruang kerjanya.

Pagi ini wajah Shain terlihat pucat pasi dan terdapat lingkaran hitam di kedua matanya karena kekurangan tidur.

Untuk beberapa saat Shain diam menikmati suasana hening di ruang kerja miliknya seraya mengecek tugas-tugasnya yang sudah ia selesaikan.

Tok tok

Tiba-tiba ketukan pintu terdengar membuat Shain mengalihkan fokusnya.

"Masuk" ucap Shain

Tak lama sekertarisnya yang bernama Celline menampakkan wajahnya dari balik pintu lalu perlahan masuk.

Celline tersenyum simpul menyapa Shain, owner sekaligus Ceo perusahaan.

"Duduk" perintah Shain pada sekertarisnya itu

"Saya sudah menyiapkan berkas untuk rapat dengan nona Valerie nanti, silahkan dikoreksi" jelas Celline lalu menyerahkan berkas

"Baiklah, saya koreksi sekarang"

Shain dengan teliti mengoreksi berkas tersebut.

Setelah keduanya berdiskusi dan semuanya sudah lengkap, keduanya berlalu pergi menemui Valerie di tempat yang sudah mereka tentukan seperti sebelumnya.

Dilain tempat..

Lenguhan panjang pagi ini terdengar begitu merdu saat Elsya terjaga dari tidur nyenyaknya, ia lalu meregangkan tubuhnya dengan rasa kelegaan setelahnya. "Lelah sekali.." gumam Elsya

Hari ini Elsya ingin berlibur dan hanya ingin bermalas-malasan di apartemennya, menikmati waktu kesendiriannya.

Drrt drrt

Mendengar ponselnya bergetar, Elsya memutar bola matanya malas karena sepagi ini sudah mengganggunya, dengan terpaksa Elsya mengangkat panggilan tersebut.

"Iya Yessi"

'Elsya barusan Bryan menghubungiku untuk meminta izin ada yang ingin ia bahas mengenai pekerjaan. Mau tidak mau kau harus menemuinya'

Elsya menghela nafasnya kasar seraya bergumam mengiyakan yang mana dapat Yessi dengar dari seberang telepon.

Tawa Yessi pecah seketika karena membayangkan raut wajah lelah Elsya yang lucu.

You're My Destiny Gxg ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang