Crash

9.9K 672 5
                                    

Elsya's pov

Hari berlalu begitu cepat ku lewati tanpa sosoknya.

Selama dua pekan mataku merindukan perhatian dan sentuhan sederhananya karena ia memfokuskan diri dengan perusahaan miliknya di Singapur.

Aku sangat merindukan perlakuan manis dan diktatornya seperti zat adiktif yang membuatku menjadi candu dan melemahkan ku saat ia jauh dariku.

Shain hanya mengirimiku pesan singkat untuk bersabar menunggunya hingga ia menyelesaikan semua urusan pekerjaannya.

"Elsya"

Lamunanku sontak terhempas begitu saja saat Celline memanggilku tengah melamun di balkon pada malam kelabu ini.

"Ada apa Celline?" tanyaku

"Besok kita akan bertemu nona Valerie"

"Apa Shain disana?" tanyaku dengan penuh harap

"Aku tidak tahu.. karena ia masih sibuk menyeleksi investor"

Aku hanya bisa menunduk lesu mendengar jawaban Celline. "Begitu ya" lirihku tak bersemangat

Selama itu juga hubunganku dengan Celline menjadi lebih akrab karena kita seringkali bertukar cerita, terutama hubunganku dengan Shain.

Saat Celline tahu hubungan spesial ku dengan Shain ia cukup terkejut karena Celline merasa keheranan manusia es sedingin Shain dapat ku luluhkan.

Karena kami seumuran Celline mampu membuatku nyaman dan lebih memahami saat aku mengutarakan isi hatiku.

Drrtt drrt

Ponselku tiba-tiba berbunyi menampilkan nama Yessi dilayar ponselku membuatku bergegas mengangkatnya.

'Bagaimana kabarmu disana?'

"Aku baik-baik saja Yessi" jawabku tersenyum haru karena Yessi masih perhatian memikirkan keadaanku

'Semoga hasil projectnya memuaskan'

"Terima kasih Yessi, semoga saja.."

Yessi terdengar berdeham diseberang telepon seperti menyiapkan kalimat penting yang entah itu apa.

'Bagaimana hubunganmu dengan Shain?' tanya Yessi terdengar hati-hati. 'Aku harap kalian bekerja secara profesional meskipun sekarang posisi kalian adalah pasangan' ucap Yessi mengutarakan ketakutannya membuatku diam beberapa saat mencerna perkataan managerku

"Aku sebisa mungkin menjauhi pertengkaran yang memungkinkan menghambat pekerjaan kita masing-masing Yessi.." sahutku

'Mm baiklah aku hanya ingin yang terbaik untuk kalian..' ucap Yessi membuatku terharu. 'Jika Shain membuatmu tergores sedikitpun aku akan memarahinya' tambah Yessi dengan nada marahnya justru terdengar lucu karena aku tahu betul Yessi sosok yang jarang sekali bisa marah

"Dimengerti" jawabku seraya menganggukkan kepalaku

Klik

"Maaf Celline aku sampai melupakanmu" ucapku seraya tersenyum kikuk mengabaikan Celline

Celline hanya tersenyum simpul tak mempermasalahkan. "Tidak papa Elsya, sebaiknya kita tidur karena hari sudah larut" ajak Celline

You're My Destiny Gxg ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang