Author's pov
Pagi yang cerah telah menampakkan senyumnya, sudah saatnya Shain untuk segera meninggalkan hotel karena tugas dimeja kerja miliknya sudah menunggu.
Shain sudah bersiap untuk segera check out dari hotel, kembali memastikan jika tak ada barang yang tertinggal.
Shain bergegas melangkahkan kaki jenjangnya sambil memegang kunci kamar hotel untuk ia kembalikan ke resepsionis.
Tanpa disengaja Elsya sudah lebih dulu berada disana, ia sontak mendadak gugup dengan kehadiran Shain.
Elsya tersenyum simpul saat Shain menatapnya sekilas.
Seperti biasa Shain hanya menunjukkan wajah datarnya tanpa ekspresi, untuk sekedar membalas senyum irit pun hampir mustahil.
Elsya sontak menghembuskan nafasnya perlahan untuk mengurangi rasa kesalnya itu.
Sosok dingin itu lagi dan lagi membuatnya frustasi.
Kadar es yang Shain miliki sudah melekat kuat.
Elsya lalu buru-buru membuang rasa kesalnya itu dan berjalan lebih dulu meninggalkan resepsionis setelah mengembalikan kunci kamarnya.
Ada rasa keingintahuan yang begitu besar, yang ingin Elsya pecahkan pada sosok dingin itu.
Shain sosok misterius yang berhasil membuat Elsya bertanya-tanya dengan perlakuan tak terduganya yang sama sekali tidak bisa ditebak.
Elsya perlahan melambatkan langkah kakinya agar berbarengan dengan langkah Shain.
"Sha-in.." panggil Elsya ragu
Shain lalu menengok ke sumber suara. "Iya?" Tanya Shain dengan menaikkan kedua alisnya.
Elsya mendadak salah tingkah, ia membenahi rambut ke telinganya untuk mengalihkan rasa gugup yang menjalar dengan tiba-tiba. "Apa luka di tanganmu sudah mengering?" Tanya Elsya lembut
"Sudah"
Elsya lalu mengusap tengkuknya bingung karena harus berucap apalagi selain berterima kasih dan maaf. "Semoga harimu menyenangkan Shain" ucap Elsya sontak merutuki dirinya sendiri dalam hati karena kalimat aneh yang baru saja ia lontarkan.
"Terima kasih" balas Shain menanggapi
Perbincangan singkat keduanya berakhir.
Shain begitu juga Elsya berlalu pergi menggunakan mobil mereka ke arah tujuan masing-masing.
Tanpa disadari saat keduanya tengah berbincang-bincang singkat di halaman depan hotel, ternyata beberapa wartawan lancang sudah memotret momen hangat mereka berdua.
Sementara itu fokus Elsya yang sedang menyetir terbagi karena memikirkan jadwal pemotretan hari ini dengan model pria dari agensi lain.
Ada rasa tak nyaman karena Elsya typical orang yang sulit berbaur dengan orang baru.
Setelah menempuh hampir satu jam lamanya menyetir, Elsya akhirnya sampai ditempat pemotretan.
Di dalam Yessi sudah duduk manis menunggu kedatangan modelnya dengan senyum penuh arti. "Duduklah" ucap Yessi mempersilahkan Elsya
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny Gxg ✔
RomansaCinta bisa meleburkan sosok yang dingin menjadi hangat, menghilangkan kehampaan serta menuntunmu ke jalan kebahagiaan. Jika sebaliknya, maka itu bukanlah cinta.