Curious

22.9K 1.2K 18
                                    

Author's pov

Elsya memasuki apartemennya dengan badan setengah basah serta menggigil kedinginan.

Ia tak bisa membayangkan betapa kedinginannya Shain yang seluruh tubuhnya basah kuyup, karena hal itu entah kenapa ia menjadi sedih mengingatnya.

Secara tiba-tiba ia menghawatirkan sosok dingin itu yang beberapa jam lalu mampu membuatnya diam terkesan dan salah tingkah.

Perlakuan kecil tak terduga yang ia dapatkan dari Shain membuatnya tak bisa berhenti memikirkan sosok itu.

Elsya sontak tersentak kaget saat menyadari jika ia membawa jas sosok wanita dingin itu yang mana membuatnya tersipu malu. "Bahkan harum yang ia miliki masih sangat jelas pada jas yang basah ini" monolog Elsya

Ada perasaan nyaman saat indra penciumannya menangkap harum sosok dingin itu.

Elsya dengan cepat menggelengkan kepalanya mencoba menghilangkan gelenyar aneh yang ia rasakan.

Ia lalu buru-buru menggantungkan jas milik Shain pada hanger pakaian, menunggu sampai jas tersebut kering.

Elsya bahkan tidak mau mencuci jas tersebut dengan alasan tak ingin menghilangkan harum dari sosok dingin itu.

Elsya mengusap rambut panjangnya frustasi karena tiba-tiba wajah Shain tak bisa menghilang dari pikirannya. "Apa aku sudah gila melakukan ini? Aku tak ingin harum yang Shain miliki menghilang. Aku harap dia tak akan meminta kembali jas miliknya karena aku ingin menyimpannya" tanya Elsya dan bergumam pada dirinya sendiri.

Elsya bingung dengan apa yang ia rasakan sekarang.

Ia ingin segera mengalihkan pikirannya dengan segera.

Elsya lalu memutuskan untuk bergegas membersihkan tubuhnya dan mengganti bajunya.

Seperti biasa ia membersihkan seluruh tubuhnya dengan perlahan dan menikmati suasana hening.

Kini hanya ada suara gemericik air yang mengalir membasahi seluruh tubuhnya hingga ujung kaki.

Elsya lalu menghembuskan nafasnya lega setelah selesai dengan ritual bersih-bersihnya.

Sialnya ia tak bisa mengalihkan sosok wanita dingin itu dari pikirannya.

Elsya menghempaskan tubuhnya begitu saja pada ranjang empuk miliknya yang ia selalu rindukan.

Ada rasa penasaran yang menjalar dengan lancang membuat Elsya ingin mengetahui lebih tentang sosok wanita dingin itu.

Elsya lalu mengambil ponsel miliknya dengan rasa penasaran yang ingin membuncah.

Jari lentiknya kini dengan lincah mengetikkan nama Shain menggunakan teknologi internet dengan lambang G yang berwarna biru, merah, kuning dan hijau.

Hanya beberapa detik informasi tentang Shain akhirnya muncul.

Elsya membelalakkan matanya dengan antusias, mengetahui nama panjang sosok wanita dingin itu Anara Shain, ia menggunakan nama depannya sebagai nama perusahaannya.

Biografi yang Elsya dapat dalam pencariannya terbilang tak lengkap, Elsya tak menemukan latar belakang keluarga Shain membuatnya kecewa.

Tok tok

Saat dengan asiknya tengah menggali informasi tentang Shain tiba-tiba ketukan pintu mengalihkan perhatian Elsya.

Ia lalu buru-buru membuka pintu apartemennya dengan gusar karena ketukan pintu tersebut mengganggu kesenangannya.

Elsya dengan tatapan asingnya kini menatap pria yang sudah didepan pintu apartemennya. "Ada perlu apa ya?" Tanya Elsya dengan sopan

Pria asing tersebut tersenyum simpul menanggapi Elsya. "Aku Ben, nona Shain memerintahku untuk mengantarkan mobilmu, dan ini kuncinya" ucap Ben seraya menyodorkan kunci mobil milik Elsya.

You're My Destiny Gxg ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang