5. Hong Joochan, terimakasih.

229 34 8
                                    

Hari ini jadwalku kelas siang dan Sungyoon ada kelas pagi jadi aku harus berangkat sendiri ke kampus.

Tapi apa gunanya teman?

Choi Sooyun
Bongjaee
Aku bareng ya hari ini
Kak Sungyoon ada kelas pagi
09:28

Bongjae
Aku juga kelas pagi
Ini aku lagi di kelas
Maaf sayangku :*
10:00
read

IT'S OKAY BONGJAE IF YOU CANT DRIVE ME TO COLLEGE, BUT CAN YOU NOT USE THAT EMOTICON?

Apa dia nggak sadar ya kalau kelakuannya sudah kelewat batas dan bikin aku baper?

Perjalanan dari rumahku ke kampus sekitar 30 menit, dan 45 menit lagi kelasku akan dimulai tapi belum ada tanda-tanda keberadaan bus yang menuju kampusku padahal sudah hampir 10 menit aku menunggu.

Setelah menunggu 5 menit akhirnya bus yang kutunggu datang, but wth? its overload.

Masa bodoh, yang penting aku sampai kampus.

Baru beberapa menit di dalam bus aku sudah menyesali keputusanku, lebih baik aku bolos kelas.

Benar-benar tidak bisa bergerak, atau karena tubuhku terlalu kecil hingga aku merasa sangat sesak dibanding yang lain ya?

Ditambah lagi aku merasa paha ku seperti diraba? Oke aku menyesal tidak menurut kata Jaehyun untuk mengenakan jeans panjang.

Awalnya kubiarkan, mungkin tidak sengaja karena terlalu penuh sesak. Tetapi kenapa semakin ke atas, dan aku mulai sadar ini adalah kesengajaan.

Aku takut, aku bingung apa yang harus kulakukan dan berakhirlah aku menangis. Awalnya hanya tetesan-tetesan kecil tapi lama-lama aku terisak dan mungkin itu menarik perhatian orang-orang disana.

bugh...

Aku terkejut, seorang lelaki yang umurnya terlihat pertengahan 30 an terhuyung karena seseorang dibelakangku baru saja meninjunya.

Semua orang didalam bus berbisik-bisik, menatap seseorang dibelakangku yang kini membalikkan tubuhku dan memelukku.

"Dia orang mesum, dia ngelecehin pacar saya. Gimana bisa saya nggak marah? Maaf bikin keributan. Kami turun sekarang, karena pacar saya mungkin ketakutan disini."

Dia menarikku turun dari bus, masih dengan memelukku kami duduk di tempat yang disediakan sebuah minimarket.

Aku menerima sebuah botol air mineral yang ia berikan dan meneguk airnya hingga setengah, nafasku masih belum beraturan akibat menangis.

"Kenapa nggak teriak aja? Atau langsung pukul kayak aku tadi," dia memajukan kursinya dan tangannya menghapus bekas air mata di pipiku.

"Aku....takut," aku kembali menangis.

"Eh, jangan nangis lagi. Aduh gimana ya, udah ya jangan nangis."

Dia memelukku dan menepuk punggungku, sesekali mengusap rambutku.

"Kamu mau kemana? Ayo aku anter aja,"

Aku menggeleng, "udah telat, aku pulang aja. Kelasku udah mulai jam segini."

Sekarang pukul 13.37 yang artinya kelasku sudah dimulai 37 menit yang lalu, aku terlalu lama menenangkan diri.

"Oke aku anter pulang," dia berdiri dan mengulurkan tangannya.

Aku menatap tangan dan wajahnya bergantian, merasa aku terlalu lama merespon ia menggenggam tanganku dan melambaikan tangannya yang lain ke arah jalan raya untuk memberhentikan taksi.

"Rumahmu dimana?" tanyanya begitu kami duduk bersebelahan di dalam taksi.

"Komplek edelweis no 7," dia mengangguk dan memberitau supir taksi untuk mengantar kami menuju rumahku.

Diperjalanan hening, aku sibuk menenangkan diri karena peristiwa tadi dan dia tidur? Entahlah ia hanya sedang bersandar dan memejamkan matanya.





"Udah sampai, aku turun ya?"

Matanya terbuka dan menatapku, lalu mengangguk.

"Hati-hati dijalan, dan terimakasih..."

"Hong Joochan."

"Ah iya. Sampai jumpa."

Aku melambai pada taksi yang sudah menghilang di persimpangan jalan.

"Hong Joochan, terimakasih."

 I See U || Golden Child ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang