6. Kim Jibeom, jangan ganggu Bomin!

179 24 1
                                    

Sekarang aku, Sungyoon, dan Bomin duduk di ruang keluarga. Setelah kemarin Sungyoon mendapat telepon dari ayah, katanya beliau akan pulang hari ini.

Tentu kami bertiga terkejut, setelah sekitar tujuh tahun tidak pulang dan katanya hari ini ia akan pulang?

Aku pernah bilang kan kalau ayahku menyibukkan diri setelah ibuku meninggal? Ia pergi ke kota lain, selalu kami bertiga yang mengunjunginya, bukan dia yang pulang kerumah.

"How are you kids? Long time no see."

Kami bertiga menoleh ke arah yang sama, disana ayahku bersama dua orang dibelakangnya berjalan menuju kami lalu duduk di bangku yang masih kosong.

Hening menyelimuti suasana ruang keluarga yang kini berisi enam orang.

Ayah berdeham dan wajahnya terlihat sangat serius, "Ayah mau nikah lagi, whats your opinion?"

Aku, Sungyoon, dan Bomin saling menatap. Entah harus bereaksi seperti apa, senang ayah sudah bisa menemukan kebahagiaan baru, tapi ini terlalu mendadak.

"Its up to you dad." Sungyoon bicara.

"Kalian anak-anak kesayangan ayah, mana mungkin ayah nggak minta izin kalian."

"Kami setuju," aku menjawab ayah.

Ayah tersenyum, "oke, perkenalkan ini calon ibu kalian dan saudara tiri kalian."

"Halo, namaku Liu Wen. Ini anakku, Kim Jibeom."

Wanita cantik yang sebentar lagi akan menjadi ibuku itu memperkenalkan dirinya dan anak laki-lakinya, Kim Jibeom.

"Jibeom lebih muda dari Sungyoon, tapi lebih tua dari Sooyun. Ayah harap kalian bisa akrab."

Kami bertiga mengangguk dan tersenyum ke arah Jibeom.

"Karena ayah belum resmi menikah jadi kami nggak bisa tinggal bareng, tapi Jibeom akan tinggal disini. Jangan berantem ya," setelahnya ayah dan wanita yang sebentar lagi akan menjadi ibuku itu pergi, meninggalkan kami berempat.

Sungyoon memintaku mengantar Jibeom ke kamarnya yang kebetulan ada di sebrang kamarku, sementara Bomin sudah terlebih dahulu masuk kamarnya.

"Ini kamarmu, kosong bertahun-tahun tapi bersih kok. Aku dan kak Sungyoon yang bersihin, aku tinggal ya. Semoga betah," aku berbalik dan membuka pintu kamarku.

Dia menahan tanganku membuatku kembali menghadapnya, "Terimakasih."

Aku mengangguk dan masuk ke dalam kamarku.










Aku mengetuk pintu kamar Bomin, tapi tidak ada jawaban.

Karena sekarang ada Jibeom, maka kami harus kembali makan bersama di meja makan.

"Choi Bomin, ayo makan."

Sungyoon yang baru keluar dari kamarnya menatapku dan wajahnya menunjukan sebuah pertanyaan ada apa?

"Choi Bomin nggak mau keluar."

Sungyoon jalan mendekat dan hendak melakukan sesuatu.

"Eh mau apa?"

Aku menahan Sungyoon yang sepertinya ingin mendobrak pintu kamar Bomin, aku heran kenapa hobinya mendobrak pintu sejak dulu.

"Dobrak lah, apalagi?"

"Jangan!!! Pintu kamarku pernah kakak dobrak dan rusak seminggu, jangan rusak pintu kamar Bomin. Biar aku yang ngomong," aku mendorongnya untuk turun kebawah.

"Choi Bomin, ayo buka pintunya."

Suaraku melirih, mulai lelah.

"Astaga," aku hampir jatuh saat pintu kamar Bomin terbuka karena posisiku yang sedang bersandar di pintu.

 I See U || Golden Child ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang